Sukses

Melihat Potensi Kakao Sejahterakan Petani di Sekitar Pertambangan

Petani di Desa Lung Anai mampu mengurus sekitar 2 hektar lahan dengan penghasilan Rp 25.000-Rp 30.000 per kg biji kakao mentah.

Liputan6.com, Jakarta MMS Group Indonesia (MMSGI) melalui anak perusahaannya, PT Multi Harapan Utama (MHU), bersama pemerintah dan Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara mulai menggagas program CSR mengembangkan perkebunan kakao milik Kelompok Tani Lalut Isau.

Sejak lama tim Community Development MHU telah melihat potensi perkebunan kakao Kelompok Tani Lalut Isau yang masuk ke dalam area ring satu kegiatan pertambangan MHU, berlokasi di wilayah administrasi Sungai Payang, Desa Lung Anai, Kalimantan Timur.

Perkebunan tersebut memiliki luas sebesar 100 hektar dengan populasi 50 orang. Seorang petani mampu mengurus sekitar 2 hektar lahan dengan penghasilan Rp 25.000-Rp 30.000 per kg biji kakao mentah.

“Harapan kami, rumah produksi kakao Desa Lung Anai ini dapat memiliki produk unggulan. Ditargetkan selesai pada September 2023, semoga kedepannya dapat terus mendukung kegiatan UMKM masyarakat," kata General Manager Mining Support MHU Wijayono Sarosa, dikutip Sabtu (12/8/2023).

MHU bersama dengan mitra lainnya; Universitas Kutai Kartanegara, Dinas Perkebunan dan Pusat Penelitian Kopi dan Kakao (Puslitkoka) Jember akan mendirikan rumah kakao yang nantinya digunakan untuk lokasi produksi bahan baku cokelat. Program CSR ini juga akan menyediakan tujuh (7) peralatan produksi dan pelatihan berkebun untuk masyarakat.

Dalam acara peresmian program CSR perbaikan Sarana Air Bersih (SAB) Desa Lung Anai pada Mei 2023 silam, MHU bersama Fakultas Pertanian Universitas Kutai Kartanegara juga melakukan penyuluhan teknis fermentasi biji kakao kepada masyarakat.

2 dari 3 halaman

Cerita Petani Kopi Rasakan Manfaat Bantuan Alsintan hingga KUR

Upaya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan), untuk mengoptimalkan produktivitas pertanian untuk petani di Indonesia terus dilakukan. Dengan memberikan beragam bantuan baik dalam bentuk alat pertanian maupun serangkaian program seperti KUR Pertanian.

Seperti yang dirasakan oleh, Eti Sumiati, yang tergabung ke dalam Kelompok Tani Wanoja di Desa Lakasana, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, saat ini pihaknya merasa terbantu berkata adanya bantuan Kementan.

"Secara proses pasca panen lancar, terbantu dengan adanya Alsintan bantuan dari pemerintah, mulai mesin pengupas kulit cherry (pulper) sampai pengupas kulit tanduk (huller)," ungkap Eti dikutip (10/8/2023).

Selanjutnya, kata Eti, untuk ketersediaan pupuk subsidi jumlahnya terbatas, namun dengan adanya bantuan progam Unit Pengelolaan Pupuk organik (UPPO) ketersediaan pupuk dapat terjamin.

"Dengan adanya alat seperti uppo kami bisa membuat pupuk sendiri, cangkang kopi tambah kohe difermentasi buat pupuk tahun berikutnya," jelasnya.

Tak hanya itu, lanjut Eti, selain pupuk, pemerintah juga menyiapkan bantuan KUR pertanian untuk membantu permodalan bagi para petani.

 

3 dari 3 halaman

Pemeliharaan Tanaman Kopi

"KUR pertanian sangat membantu sekali untuk biaya perwatan dan pemeliharaan tanaman kopi, juga untuk biaya pasca panen," katanya.

Untuk mengakses beberapa bantuan tersebut, kata Eti, perlu adanya pengajuan sesuai mekanisme berlaku yang telah ditetapkan, namun pemerintah tidak mempersulit dalam proses pengajuannya.

"Kami tidak mendapat kesulitan dalam hal mengakses program bantuan pertanian, karena kami mengajukan sesuai kebutuhan, tidak asal, juga kami kelompok yang sudah cukup maju dan memiliki kebutuhan yang jelas," tutupnya.

Hingga saat ini, pemerintah terus berupaya memberikan kemudahan bantuan pertanian dan tepat sasaran, beberapa program bantuan pemerintah untuk sektor pertanian diantaranya pupuk subsidi, Unit Pengelolaan Pupuk Organik (UPPO), Jaringan Irigasi Tersier(JIT), KUR pertanian, Alsintan hingga Jalan Usaha Tani (JUT).