Sukses

Kala Seni Lipatan Janur Indonesia Jadi Bintang di Eropa

Kreasi lipatan janur Burung Cendrawasih menjadi penghias pintu masuk utama dalam Eksibisi Flowertime yang digelar dari 11—15 Agustus 2023 di Grand Place, Brussels, Belgia.

Liputan6.com, Jakarta Kreasi lipatan janur Burung Cendrawasih menjadi penghias pintu masuk utama dalam Eksibisi Flowertime yang digelar dari 11—15 Agustus 2023 di Grand Place, Brussels, Belgia. Sebuah karya delegasi Indonesia yang mengangkat seni budaya lipatan janur melalui rangkaian bunga.

Flowertime 2023 adalah pameran bunga yang diselenggarakan setiap dua tahun sekali di Grand Place, Brussel, Belgia. Setiap kali penyelenggaraan Flowertime mengubah Grand Place menjadi sebuah taman bunga yang indah.

Selama lima hari tercipta tempat penuh dengan kreasi bunga warna-warni bernilai seni tinggi yang dibuat oleh para perangkai bunga dari berbagai penjuru dunia.

Ajang internasional tahun kelima ini diikuti oleh 23 tim desainer bunga terbaik dari berbagai negara antara lain Belanda, Belgia, Portugal, Perancis, Ukraina, dan Indonesia.

Berkumpulnya para desainer bunga terbaik dari berbagai negara ini menjadi momen yang penting untuk pameran, promosi, dan pembelajaran.

Tampilkan Rangkaian Janur

Delegasi Indonesia yang terdiri dari Riana Setyaningrum, Wendy Kartini Mandik, Sigit Paripurno, dan Ainur Rofiq hadir menampilkan rangkaian janur dan daun lontar yang dipadukan dengan beragam bunga. Rangkaian janur yang dibentuk menjadi cara untuk melestarikan dan mempromosikan warisan budaya Indonesia kepada dunia.

Perpaduan antara janur dan bunga menjadi kreasi rangkaian bunga yang unik dan disukai oleh masyarakat Eropa. Karena itu, tim Indonesia kembali dipercaya mendapatkan undangan untuk hadir dengan kreasi janurnya yang khas dan unik.

“Selain berpartisipasi dalam pameran bunga internasional di Belgia, kami ingin memperkenalkan seni merangkai janur Indonesia ke mancanegara sebagai budaya Indonesia,” ujar Riana, Minggu (13/8/2023).

 

2 dari 3 halaman

Janur Mendunia

Ia menjelaskan untuk mengenalkan budaya lipatan janur diperlukan kreativitas dan inovasi sehingga bisa diterima di mancanegara. Untuk itu, melalui pameran bunga ini, ia bersama tim memperkenalkan seni budaya lipatan janur tradisional Jawa melalui karya yang dipadupadankan dengan beragam bunga.

Lebih lanjut ia menjelaskan janur mencerminkan budaya Indonesia yang mengandung filosofi kehidupan yang sudah berkembang di wilayah Jawa dan Bali. Di Jawa, janur dikaitkan dengan harapan hingga seringkali rangkaian janur digunakan dalam prosesi pernikahan.

Berbagai bentuk lipatan janur mengandung makna, arti, dan fungsi yang berbeda-beda. Bahkan, pemilihan warna janur juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan. Contohnya, janur kuning dianggap sebagai warna yang mencerminkan kemakmuran.

Keunikan janur ini memiliki tekstur luwes yang cocok dibuat dalam berbagai bentuk. Kendati demikian, proses membuat lipatan janur bukan hal mudah dan memerlukan waktu yang tidak sedikit. Teknik lipatan janur dapat menghasilkan beragam bentuk sesuai dengan apa yang diinginkan.

Ada 20 bentuk lipatan dari 84 ragam jenis seni lipatan dengan lidi sebagai struktur menjadi komposisi penyusun figur Burung Cendrawasih. Setiap bentuk lipatan itu memiliki nama, arti, dan makna masing-masing. Misalnya, Candranaya (bulan sabit), Nayaka (wulandari), Pedang Segara (pedang samudera), Wajik (berlian), Blekete, Walang, dan lain-lain.

Kreasi figur burung Cendrawasih ini dibentuk dengan tiga teknik lipatan tradisional, yaitu teknik penyederhanaan, teknik pengembangan, dan teknik kombinasi. Dengan tiga teknik itu, menghasilkan karya yang semakin memperkuat simbol sosok Cendrawasih.

Arti Cendrawasih sendiri diambil dari dua kata yaitu “cendra” yang berarti dewa-dewi bulan dan “wasih” yang berarti wakil atau utusan; burung Utusan Dewa-Dewi Bulan. Burung yang berhabitat asli di Pulau Papua dan Kepulauan Maluku ini biasa dijuluki Burung dari Surga karena keindahannya. Karena itu, figur burung ini menjadi pilihan sebagai mahakarya dari tim Indonesia pada ajang dua tahunan ini dan ditampilkan di pintu masuk utama pameran.

 

3 dari 3 halaman

Makin Dikenal di Eropa

Kegiatan ini pun mendapatkan dukungan penuh dari Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia serta Kedutaan Besar Indonesia di Belgia. Duta besar Indonesia untuk Belgia, Andri Hadi menerima secara langsung para desainer yang tergabung dalam Tim Sukri (Sumbang Kawruh Indonesia) serta hadir dalam pembukaan acara.

"Kami sangat mendukung dan berterima kasih Tim Sukri hadir di Brussel menyemarakan Flowertime untuk mengenalkan Indonesia lewat seni melipat janur. Kalian adalah diplomat-diplomat informal yang membawa nama Indonesia," ujar Andri.

Lebih lanjut Ia juga mengapreasiasi Tim Sukri membuat Mahakarya Lipatan Janur Burung Cendrawasih sebagai representasi Papua, "Teman-teman di Papua pasti senang lipatan janur Cendrawasih bisa ditampilkan di Brussel " ungkapnya.

Antusis tinggi ditunjukkan masyarakat Eropa yang berkunjung ke eksibisi. Mahakarya lipatan janur ini menarik perhatian mereka karna unik, penuh makna, dan memiliki tingkat kesulitan yang cukup tinggi.

Hal ini pun diakui oleh sesama desainer yang turut serta di eksibisi. Dengan hadirnya janur di Flowertime kali ini, masyarakat Eropa mulai mengenal seni melipat janur dan makna dari setiap bentuknya.