Liputan6.com, Jakarta Profesi praktisi komunikasi atau public relations (PR) dalam menjaga reputasi perusahaan menjadi tantangan saat ini. Terutama kepiawaiannya membentuk opini kepada publik tentang eksitensi perusahaan.
Corporate Communication Manager PT Pertamina Bina Medika IHC Fadhilah mengatakan, profesi public relations turut berperan penting dalam membentuk opini publik. Menurutnya, ada ethical communication yang dijalankan
Baca Juga
"Fungsi PR sebagai jembatan komunikasi di perusahaan berperan penting. Oleh karenanya, penting berkolaborasi dan bersinergi bersama-sama meningkatkan ekosistem perusahaan Indonesia," ungkap Fadhilah, Senin (14/8/2023).
Advertisement
Dia menjelaskan praktisi komunikasi perlu menyelaraskan strategi komunikasi, baik dari menyusun riset humas dalam organisasi hingga menentukan strategi komunikasi dari hasil riset tersebut.
Kemudian, strategi diimplementasikan kepada stakeholders melalui beberapa taktik.
Di era saat ini, lanjutnya, corporate communications harus mampu memetakan stakeholders. Disamping itu, corporate communications perlu meningkatkan taktik dalam kerangka komunikasi.
"Semua ini untuk mencapai objective komunikasi yang sudah ditetapkan di awal," tuturnya.
Kemampuan Komunikasi
Fadhilah mengatakan, kemampuan komunikasi perusahaan dalam memetakan stakeholders bervariasi. Meliputi unsur communication ethics setiap pemetaan pemangku kepentingan.
Mulai dari mengklasifikasikan stakeholders prioritas seperti menentukan dormant, discretionary, dominant, depended hingga dangerous stakeholders.
“Jika korporasi bergerak di sektor perbankan, setiap komunikasi perusahaan dalam organisasi dapat mengklasifikasikan siapa yang menjadi power stakeholders," sebutnya.
Di sisi lain, fungsi komunikasi perusahaan harus mampu menentukan klasifikasi berdasarkan urgency stakeholders. "Tantangan PR dalam mempertahankan reputasi perusahaan beragam. Dia pun menyebut corporate communications perlu menjaga hubungan dengan stakeholders, mempersiapkan crisis center, dan mempersiapkan crisis communication plan sebagai mitigasi risiko," tuturnya.
Bali Internasional Hospital Beroperasi Kuartal II 2024, Intip Kecanggihan Fasilitasnya
Holding Rumah Sakit BUMN, PT Pertamina Bina Medika IHC (Indonesia Healthcare Corporation) menargetkan Bali International Hospital (BIH) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan, Sanur, Bali, beroperasi pada kuartal II tahun 2024.
“Bali International Hospital dirancang sebagai layanan wisata medis di Indonesia, rencana akan beroperasi pada kuartal II tahun 2024, yang berdiri di atas lahan seluas 5 hektar dengan 4 lantai dan 260 bangsal serta berkonsep ramah lingkungan atau green hospital dengan 183 pohon di sekelilingnya, selain itu jumlah pohon yang dilakukan relokasi adalah 123 pohon untuk menghindari adanya penebangan pohon di area rumah sakit.” kata Direktur Utama IHC drg. Mira Dyah Wahyuni, melalui keterangan resmi, Senin (19/6/2023).
Dalam pengoperasiannya mendatang IHC juga berkolaborasi dengan Mayo Clinic, yang merupakan rumah sakit terbaik nomor 1 di Amerika Serikat dan terpercaya di industri kesehatan dunia, tujuannya adalah untuk memberikan kualitas layanan terbaik bagi masyarakat Indonesia berstandar internasional.
Dyah menjelaskan, IHC dalam mempersiapkan pengoperasian Bali International Hospital didukung dengan teknologi yang canggih dan memiliki pusat keunggulan atau centres of excellence yang disingkat CONGO (Cardiology, Oncology, Neorology, Gastroentero-Hepatologi, Orthopedic), ditambah dengan layanan Medical Check Up (MCU) dan diagnostic centre yang memastikan pelayanan kesehatan secara komprehensif.
Selain itu, PT Pertamina Bina Medika IHC (Indonesia Healthcare Corporation) / Holding Rumah Sakit BUMN mendukung pelestarian keseimbangan destinasi wisata Indonesia dengan menjadi bagian dalam mewujudkan pariwisata medis Indonesia.
Diketahui masih terdapat 2 juta masyarakat Indonesia yang masih berobat keluar negeri, oleh karena itu IHC berkomitmen dalam membangun layanan kesehatan rumah sakit bertaraf internasional bernama Bali International Hospital (BIH) di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan, Sanur, Bali.
“Keunggulan Bali International Hospital lainnya adalah berada di wilayah KEK Kesehatan Bali yang memberikan kemudahan bagi tenaga kesehatan diaspora agar dapat berpraktik di area KEK Kesehatan, serta kemudahan pemasukan obat dan alat kesehatan atas izin BPOM di wilayah KEK Kesehatan untuk memenuhi kebutuhan pasien-pasien dengan penyakit seperti kanker yang umumnya masih pergi keluar negeri dikarenakan keterbatasan obat-obatan," jelasnya.
Advertisement
Keunggulan lainnya
Keunggulan lainnya, Bali International Hospital berkonsep green hospital melibatkan penggunaan desain, material, teknologi, dan praktik yang ramah lingkungan untuk mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
Maka dengan menerapkan konsep ini, secara operasional BIH dapat mengurangi limbah, meningkatkan efisiensi energi dan menciptakan praktik ramah lingkungan yang berkelanjutan. Hal ini pun bukan hanya investasi jangka pendek dalam penghematan biaya, tetapi juga investasi jangka panjang dalam kesehatan masyarakat dan kepedulian terhadap lingkungan.
“Kemudahan layanan kesehatan ini juga didukung atas Peraturan Kementerian Kesehatan (Permenkes) No.1 tahun 2023 tanggal 4 Januari 2023 tentang penyelenggaraan usaha pelayanan kesehatan di KEK Kesehatan," ujarnya.
Sebelumnya, groundbreaking atau peletakan batu pertama Bali International Hospital dihadiri dan dipimpin secara langsung oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Menteri BUMN Erick Thohir, dan Menteri terkait lainnya pada Desember 2021.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, melalui Holding RS BUMN diharapkan tidak hanya memberi kemudahan layanan kesehatan pada masyarakat tapi juga memperkuat ketahanan kesehatan nasional.
Menurut Erick, peran Holding RS BUMN ini diharapkan tak hanya mampu menjadi semangat dalam memberikan kemudahan untuk melayani masyarakat namun juga mampu meningkatkan peran dalam menjaga ketahanan kesehatan nasional yang dapat diwujudkan lewat 4 objektif strategis, yaitu penyediaan layanan kesehatan berkualitas, peningkatan jaringan dan skala, pengembangan kapabilitas dan inovasi, serta integrasi dan kolaborasi ekosistem kesehatan nasional.