Pusat Perbelanjaan di Jakarta
Advertisement
Kepala Otorita IKN: Dana dan Infrastruktur Saja Tak Cukup untuk Bangun Kota
Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara, Bambang Susantono, membahas mengenai jiwa dari sebuah kota saat membahas Nusantara di hadapan para diaspora Indonesia. Bambang berkata infrastruktur dan pendanaan saja tidak cukup untuk sebuah kota.
Ia berkata sebuah kota juga butuh jiwa serta kerekatan sosial. Hal itu diperlukan agar IKN Nusantara menjadi kota yang benar-benar hidup dan dicintai.
"Buat kota untuk layak huni mungkin gampang. Pompa sebanyak-banyaknya dana, bangun infrastruktur, bangun fasilitas, OK, tapi bahasa gaulnya nanti kalau kotanya udah jadi, jadi garing. Enggak ada rohnya. City mush have a soul," ujar Kepala Badan Otoritas IKN Nusantara Bambang Susantono di acara Kongres Diaspora Indonesia ke-7 di Senayan City, Jakarta, Sabtu (12/8/2023).
Bambang ingin agar IKN Nusantara nantinya terasa dinamis, vibrant, serta ada rasa kehangatan. Ia tidak ingin IKN bakal sepi seperti para ibu kota baru di luar negeri.
Salah satu contohnya adalah Putrajaya yang notabene sepi, meski pusat pemerintahan. Kuala Lumpur lebih ramai ketimbang Putrajaya. Beruntung bagi pekerja di Putrajaya, jarak ke Kuala Lumpur bisa ditempuh dengan mobil.
Bambang pun berharap Nusantara terasa hidup.
"Kalau ke Putrajaya mungkin enggak ngerasain itu. Temen-teman yang di Canberra juga mungkin kalau udah sore jadi sepi, apalagi kalau ke Naypyidaw ibu kota Myanmar, sepi. Kita enggak pengen punya ibu kota seperti itu," ujarnya.
Kepala Otorita: Luas Area IKN Lebih Besar dari Jakarta dan Singapura
Kepala Otoria Ibu Kota Nusantara (IKN) Bambang Susantono mengatakan, luas area IKN lebih besar dibanding dengan Jakarta bahkan Singapura. Namun, hanya 25 persen saja yang akan dibangun.
"Memang kalau kita lihat luas areanya IKN sebesar 256 ribu hektare, maka itu 4 kali lipat dari Jakarta dan 3,5 kali lipat dari Singapura. Tetapi, yang unik dari Nusantara sebagai kota hutan yang berkelanjutan adalah, hanya 25 persen dari luas area itu yang akan dibangun. Dan itu pun harus jadi satu kota yang green dan smart," kata Bambang usai menghadiri acara Kongres Diaspora, di The Hall, Senayan City, Jakarta, Sabtu, (12/8/2023).
Kemudian, 65 persennya akan dikembalikan fungsinya menjadi hutan rimba tropis Kalimantan. Kemudian, untuk 10 persen lainnya akan menjadi area hijau termasuk area agriculture.
Hal inilah yang menjadi keunikan dari Nusantara ke depan dan ini juga disebutnya menjadi satu tagline Indonesia bahwa Nusantara itu sustainable city.
Untuk itu, ia ingin agar para diaspora membantunya meluruskan kesimpangsiuran informasi terkait pembangunan IKN.
"Kami mengharapkan temen-temen Diaspora bisa meluruskan beberapa hal yang mungkin selama ini masih kurang jelas audiensi dari global. Misalnya ada satu pendapat menyatakan bahwa Nusantara ini dibangun malah merusak hutan," ujarnya.
Advertisement