Sukses

Biang Kerok Polusi Udara Jakarta: Transportasi dan Industri

Jakarta tengah menjadi sorotan dunia. Hal ini karena Ibu Kota Negara itu menjadi salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Polusi udara Jakarta memprihatinkan

Liputan6.com, Jakarta Jakarta tengah menjadi sorotan dunia. Hal ini karena Ibu Kota Negara itu menjadi salah satu kota dengan kualitas udara terburuk di dunia. Polusi udara Jakarta memprihatinkan.

Wakil Ketua Bidang Penguatan dan Pengembangan Kewilayahan Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Djoko Setijowarno memandang untuk engatasi polusi udara di perkotaan, tidak hanya Kota Jakarta, negara memiliki anggaran yang cukup.

"Cuma maukah menghilangkan ego sektoral dari setiap kementerian terkait. Selain Kota Jakarta, kota-kota lain di Indonesia juga mengalami masalah polusi udara, lantaran jumlah kendaraan pribadi meningkat pesat, sementara jumlah angkutan umum menyusut," terangnya, Selasa (15/8/2023).

Lanjutnya, buruknya kualitas udara perkotaan sudah berlangsung lama. Namun pemberitaan di media cukup masif dalam seminggu ini. Jelas tidak memberikan kemanfaatan bagi kesehatan manusia.

Transportasi dan Industri 

WHO Global Air Quality Guidelines menyebutkan dampak polusi udara bisa menimbulkan beberapa penyakit. Penyaki ini seperti gangguan sistem saraf pusat, kanker paru-paru, penyakit paru obstruktif kronis, asma dan kerusakan fungsi paru-paru, sakit kepala dan kecemasan, iritasi mata, hidung dan tenggorokan, penyakit jantung, gangguan pada hati, limpa, darah, gangguan sistem reproduksi.

Djoko juga memastikan, polusi udara di Jakarta biasanya meningkat saat kemarau pada Juni-Agustus 2023. Sumber polutan terbesar dari sektor transportasi (44 persen) dan sektor industri (31 persen).

"Isu transportasi berkelanjutan sangat penting namun tidak dilakukan serius," tambah dia.

 

2 dari 4 halaman

25,5 Juta Kendaraan

Data yang dihimpun Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2022, ada sekitar 25,5 juta kendaraan bermotor yang terdaftar beroperasi di DKI Jakarta.

Sebanyak 78 persen di antaranya merupakan sepeda motor. Sepeda motor menghasilkan beban beban pencemaran per penumpang paling tinggi dibandingkan mobil pribadi bensin dan solar, mobil penumpang, serta, bus.

Efisiensi kendaraan sangat penting. Jadi, kalau naik bus, kontribusi pada CO2 akan lebih kecil dibandingkan sepeda motor dan mobil pribadi.

Mengutip data Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration Project Phase 2 (JUTPI-2) tahun 2018, total pergerakan di Jabodebatek 88,2 juta trip per hari, di dalam Jakarta ada 21,2 juta trip per hari (24,03 persen), commuter 6,4 juta trip per hari (7,26 persen), dan lainnya yang melintas di dalam sub urban sebanyak 60,6 juta trip per hari (68,71 persen).

Dalam bermobilitas, sebanyak 15,1 persen menggunakan mobil pribadi, 72,65 persen sepeda motor dan sisanya 12,25 persen menggunakan angkutan umum (bus, kereta, ojek, taksi, dan bajaj).

3 dari 4 halaman

Kualitas Udara Jakarta Buruk, Erick Thohir Ungkap 3 Penyebabnya

Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap sejumlah faktor yang membuat kualitas udara Jakarta buruk. Utamanya faktor-faktor yang menyebabkan semakin banyaknya polusi udara Jakarta.

Ada 3 poin yang disebut Erick sebanyak penyumbang polusi ke udara di Jakarta. Pertama, polusi dari kendaraan, kedua, dari pabrik, ketiga, dari pembangkit listrik.

"Ini lihat polusi udara di Jakarta krn tiga hal, satu kendaraan, kedua pabrik, ketiga pembangkit tenaga listrik," ujar Erick Thohir dalam Seminar Nasional Universitas Al Azhar Indonesia di Jakarta, Selasa (15/8/2023).

Tapi, polusi paling banyak, kata dia, bersumber dari kendaraan. Menurutnya, hal ini perlu langsung diantisipasi, misalnya dengan penggunaan kendaraan dengan tingkat polusi yang minim.

"Tapi nomor satu kendataan. Artinya apa? kalau kita bicara tadi yang namanya knowledge base economy, selain ada EV, mobil kita juga perlu menggunakan biofuel utk mengurangi polusi kita," ungkapnya.

"Kita juga harus intervensi. kalau kita khawatir polusi ya mau ga mau kita harus melakukan perubahan dalam hidup kita. Salah satunya penggunaan motor dan mobil listrik, lalu juga penggunaan yang namanya biofuel," sambung Erick.

Jika melakukan hal ini, Erick optimistis kualitas udara Indonesia bisa semakin baik. Contoh suksesnya ada di Brasil yang menurutnya sudah bisa mengubah langitnya menjadi biru, artinya kualitas udaranya sudah makin baik.

4 dari 4 halaman

Jokowi Batuk

Diberitakan sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dikabarkkan sudah empat minggu didera batuk-batuk. Penyebabnya, kata dokter kepresidenan, dapat dikarenakan oleh polusi udara, yakni kualitas udara yang tak sehat dan buruk.

Kabar Jokowi mengalami batuk ini direspons Juru Bicara Kementerian Kesehatan (Kemenkes RI) Mohammad Syahril. Bahwa batuk yang dialami Presiden dapat dikatakan sebagai salah satu gejala dari Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

ISPA adalah infeksi pada saluran napas atas akut, yang mana saluran napas bagian atas meliputi hidung, tenggorokan, faring, laring dan bronkus. Infeksi ini biasanya disebabkan oleh virus, tetapi dapat juga disebabkan oleh bakteri.

"Jadi seperti Pak Jokowi kemarin yang batuk-batuk, ISPA juga kan salah satu bentuknya. ISPA ditandai dengan batuk-batuk, kadang-kadang pilek," terang Syahril saat berbincang dengan Health Liputan6.com melalui sambungan telepon pada Selasa, 15 Agustus 2023.

Video Terkini