Sukses

Karyawan KAI Jadi Teroris, Penilaian Pegawai BUMN Dipertanyakan

Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto menyoroti soal asesmen penilaian karyawan BUMN. Menyusul ada penangkapan karyawan KAI terduga teroris

Liputan6.com, Jakarta Pengamat BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto menyoroti soal asesmen penilaian karyawan BUMN. Menyusul ada penangkapan karyawan KAI yang diduga ikut dalam aliran terorisme yang terafiliasi ISIS.

Toto menerangkan, setiap pegawai atau karyawan BUMN itu punya kontrak kinerja yang diawasi oleh atasannya. Melalui itu, pejabat dalam hierarki tersebut memiliki sejumlah poin observasi untuk memahami perilaku anak buahnya.

"Bahkan laporan profil karyawan BUMN bisa dibuatkan analisis SWOT matrix," kata dia kepada Liputan6.com, Selasa (15/8/2023).

Langkah itu nantinya bisa menunjukan kekuatan atau kelemahan dari karyawan tersebut. Termasuk juga potensi pengembangan atau aspek yang bisa menurunkan karir karyawan.

"Jadi peta profil SDM ini mustinya ada dalam inventory human capital di BUMN tersebut," ujar dia.

Perlu Perbaikan

Mengacu pada penangkapan karyawan KAI yang diduga ikut jaringan teroris, dia menyoroti proses asesmen tadi. Jika demikian, perlu ada perbaikan langkah asesmen.

"Kalau misal ada potensi pegawai BUMN menjadi teroris, maka proses asesmen yang ada terkait risk profile karyawan BUMM yang harus diperbaiki," ungkapnya.

"Kalau tidak mampu ditangani oleh internal BUMN tersebut, maka mereka bisa minta bantuan lembaga lain yang lebih kredibel melakukan asesmen tersebut," sambung Toto Pranoto.

 

2 dari 4 halaman

Gandeng PPATK

Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 antiteror Mabes Polri akan melibatkan Pusat Pelaporan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) untuk menelusuri transaksi keuangan Dananjaya Erbening, karyawan KAI terduga teroris yang ditangkap di Bekasi.

Karyawan BUMN ini ditangkap di perumahan pesona anggrek harapan blok B 7 Nomor 20A RT 07 RW 027 harapan Jaya Bekasi Utara, Kota Bekasi, pada Senin (14/8/2023).

Juru Bicara Densus 88 antiteror Mabes Polri, Kombes Aswin Siregar mengatakan, kerja sama atau koordinasi juga akan dilakukan dengan stakeholder lainnya yang masih berkaitan dengan perkara ini.

"(Libatkan PPATK terkait aliran dana) akan bekerja sama dengan pihak berwenang lainnya, masalah keuangannya, online ataupun marketplace atau perdagangan online, akun-akun dengan platform media berarti dan lain-lain sebagainya," kata Aswin kepada wartawan di Gedung Div Humas Polri, Jakarta Selatan, Selasa (15/8/2023).

 

3 dari 4 halaman

Gunakan Akun Palsu

Ia menjelaskan, kerja sama dengan pihak lainnya karena Dananjaya Erbening menggunakan akun palsu dalam melakukan penjualan senjata mainan.

"Karena kita tahu, yang bersangkutan juga menggunakan akunnya juga ada yangpalsu untuk melakukan penjualan tersebut, bukan akun real dengan nama, dengan nomor telepon yang bersangkutan," jelasnya.

"Akun itu fake, kemudian dioperasikan oleh yang bersangkutan," pungkasnya.

Sebelumnya, Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri menangkap satu terduga teroris di sekitar wilayah DKI Jakarta.

Terduga teroris yang telah ditetapkan tersangka itu diduga terlibat aksi propaganda dukungan kepada Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS).

"Iya benar ada penangkapan tersangka teroris," kata Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan saat dikonfirmasi, Senin (14/7).

 

4 dari 4 halaman

Erick Thohir Diminta Turun Tangan

Densus 88 menangkap karyawan PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI berinisial DE (27) diduga terpapar paham terorisme. DA merupakan karyawan KAI yang menjadi pendukung garis keras ISIS.

Menanggapi hal ini, Anggota Komisi VI DPR RI Achmad Baidowi mengatakan Menteri BUMN Erick Thohir harus mengambil langkah preventif dan pembinaan terhadap jajaran BUMN agar tidak terpapar radikalisme.

"Atas dasar hal ini, harus menjadi perhatian bagi Kementerian BUMN untuk melakukan langkah preventif dan pembinaan terhadap jajaran pegawai BUMN, agar tidak terpapar radikalisme yang mengarah pada tindakan terorisme," kata Awiek dikutip dari Antara, Selasa (15/8/2023).

Dengan adanya dugaan keterlibatan pegawai BUMN dalam tindak pidana terorisme tersebut, lanjutnya, membuka kesadaran bahwa aksi terorisme yang mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) masih ada.

"Bahwa aksi terorisme bisa memapar di lingkungan instansi milik Pemerintah yang seharusnya menjadi terdepan dalam membantu memerangi terorisme," tambahnya.

Bukti Pegawai BUMN Masih Rawan

Bahkan, dengan ditangkapnya pegawai PT KAI berinisial DE tersebut seakan mengonfirmasi temuan sebuah lembaga beberapa waktu lalu bahwa tak sedikit pegawai di lingkungan BUMN sebagai teroris.

"Program deradikalisasi di lingkungan BUMN tidak berjalan maksimal," tegasnya.

Oleh karena itu, dia mengingatkan agar Menteri BUMN Erick Thohir harus lebih serius dalam memerhatikan persoalan menyangkut radikalisme di lingkungannya yang dapat menjadi cikal bakal tindak terorisme.

"Jangan sampai lingkungan BUMN dicap menjadi salah satu sarang tumbuhnya benih-benih terorisme. Jangan sampai ikut terlena dengan hiruk-pikuk politik menjelang 2024," kata Awiek.