Liputan6.com, Jakarta Ketua MPR RI Bambang Soesatyo menyoroti banyaknya sumber daya alam (SDA) yang dimiliki oleh Indonesia. Namun, ada tantangan dimana saat ini situasi ekonomi global tengah bergejolak.
Pria yang karib disapa Bamsoet ini menerangkan, SDA menjadi penopang pembangunan Indonesia sejak awal berdiri. Dia mencatat ada setoran devisa ke negara dari pemanfaatan sumber daya alam tersebut.
"Perlu disadari bersama, pembangunan nasional Indonesia saat ini masih bergantung kepada daya dukung sumber daya alam," kata dia dalam Sidang Tahunan MPR RI, DPR RI, dan DPD RI, di Jakarta, Rabu (16/8/2023).
Advertisement
Menurutnya, selama sekitar 45 tahunan, SDA dalam bahan mentah memegang peranan penting dalam memberikan sumbangan devisa. Itu terhitung sejak Indonesia berdiri di 1945 hingga periode 1990-an.
"Di awal kemerdekaan hingga tahun 90-an, sumber daya alam berupa minyak mentah, gas alam dan batubara serta hasil alam lainnya, menjadi penopang utama sumber devisa yang berkonsekuensi pada stabilitas moneter," urainya.
Topang Ekonomi Indonesia
Kendati begitu, kayanya sumber daya alam ini tidak serta merta mampu menopang ekonomi Indonesia ketika dihadapkan oleh tantangan. Misalnya, kondisi gejolak ekonomi dunia yang saat ini sedang berlangsung.
"Namun, kekayaan alam yang luar biasa besar tersebut, tak berdaya di tengah situasi global yang berubah dan melahirkan badai ekonomi besar di kawasan," tegas Bambang Soesatyo.
Kondisi Geopolitik
Pada awal paparannya, Bamsoet menyoroti kondisi geopolitik dalam 20 tahun terakhir. Kondisi itu menghadirkan dampak pada berbagai aspek, termasuk ekonomi di banyak negara.
"Kita menyadari, bahwa dalam 20 tahun terakhir, dinamika geopolitik dunia telah mengalami perubahan yang signifikan. Di tingkat kompetisi global, terjadi pergeseran keseimbangan kekuatan di arena geopolitik, dan perluasan pengaruh ekonomi dan militer beberapa negara," paparnya.
"Di tingkat kompetisi regional, pada berbagai wilayah geopolitik, terjadi peningkatan kompetisi antar negara untuk mempengaruhi dan mengamankan minat mereka sendiri, yang mencerminkan persaingan politik dan ekonomi yang sangat kompleks," sambung Bambang Soesatyo.
Advertisement