Sukses

Makna Kemerdekaan Menurut Mentan Syahrul

Menurutnya, pertanian juga menjadi andalan bagi bangsa dalam menghadapi setiap krisis yang dialami. Untuk itu, para pelaku sektor pertanian, termasuk aparatur sipil negara (ASN) Kementerian Pertanian (Kementan) pun diminta untuk menghadirkan idealismenya untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Liputan6.com, Jakarta Memperjuangkan kemerdekaan, bukan sekadar bebas dari penjajah. Memperjuangkan kemerdekaan di masa kini adalah mampu melawan krisis di sektor pertanian. Demikian dikatakan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo. 

Menurutnya, pertanian juga menjadi andalan bagi bangsa dalam menghadapi setiap krisis yang dialami. Untuk itu, para pelaku sektor pertanian, termasuk aparatur sipil negara (ASN) Kementerian Pertanian (Kementan) pun diminta untuk menghadirkan idealismenya untuk menjaga ketahanan pangan nasional. 

"Hadirkan idealisme di dirimu. Idealisme harus tegak lurus kepada negara. Singkirkan kepentingan pribadi atau egosentris daerah. Kalau itu bisa kita lakukan, bangsa besar ini akan jaya," kata dalam sambutan pada Upacara HUT Kemerdekaan RI ke-78 di kantor pusat Kementan, Jakarta, pada Kamis (17/8). 

Syahrul menuturkan, pembangunan pertanian dalam 2,5 tahun terakhir ini menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan yang tidak biasa-biasa saja, yaitu Pandemi Covid-19, dampak perubahan iklim ekstrem (El Nino), perang dagang Amerika-Tiongkok, dan geopolitical tension Rusia-Ukraina. Tapi sektor pertanian terus membuktikan mampu menjadi bantalan perekonomian nasional. 

"PDB Triwulan II 2020 tumbuh 16,24%, bahkan sejak tahun 2010 sektor pertanian konsisten menjadi kontributor utama kedua PDB nasional," ujar Syahrul. 

Capaian lainnya adalah kinerja ekspor pertanian, Syahrul membeberkan nilai ekspor 2021 mencapai Rp616,35 triliun, meningkat 36,43% dibandingkan 020. Nilai ekspor tahun 2022 Rp658,18 triliun, meningkat 6,79% dibandingkan pada 2021.

Kinerja positif sektor pertanian juga tercermin pada kesejahteraan petani. Mengacu pada nilai tukar petani (NTP), daya beli petani disebut terus membaik. 

"NTP terus meningkat dan pada bulan Juli 2023 nilai NTP mencapai 110,64," ujar Syahrul. 

Tapi dia menyebutkan, saat ini Indonesia sedang dihadapkan pada tantangan besar dengan adanya iklim ekstrim El Nino. Kondisi iklim ekstrim tersebut diprediksi akan menyebabkan menurunnya produksi dan ketersediaan pangan secara global, termasuk di Indonesia.

"Untuk mengantisipasi dampak El Nino, Kementan melakukan Gerakan Nasional (GERNAS) Penanggulangan El Nino di 10 Provinsi seluas 500 ribu hektare," jelas Syahrul. 

Gernas Penanggulangan El Nino ini diharapkan dapat mengkompensasi penurunan produksi padi sebesar 3 juta ton GKG atau 1,5 juta ton setara beras.

Syahrul juga mengingatkan jelang pemilu tahun depan, para ASN Kementan untuk bekerja sesuai tugas dan fungsi Kementerian Pertanian.

"Jagalah bangsa ini. Besok pemilu, tetap jaga semangat kerja. Jangan anggap diri kita tidak penting. Kita semua di sini bekerja untuk menjaga pangan. Ada Allah yang menghitung segalanya,' ujarnya. 

 

(*)

Video Terkini