Liputan6z.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) rencana bakal melakukan grand launching sekaligus membuka operasi (commercial on date/COD) LRT Jabodebek pada 26 Agustus 2023. Namun, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memperkirakan operasi komersial LRT Jabodebek bakal mundur jadi 30 Agustus 2023.
Pasalnya, Direktur Jenderal Perkeretaapian Kemenhub Mohamad Risal Wasal mengatakan, Jokowi pada 26 Agustus nanti tidak akan berada di Jakarta karena ada kegiatan di luar negeri.
Baca Juga
"Rencana (awal) memang tanggal 26 (Agustus). Tapi pak Jokowi tanggal 26 kayaknya tidak di Indonesia. Baru direncanakan tanggal 30 (Agustus 2023)," ujar Risal di Kantor Kemenhub, Jakarta, Jumat (18/8/2023).
Advertisement
Kendati begitu, Risal menegaskan bahwa kemunduran jadwal ini bukan karena ketidaksiapan teknis. Menurutnya, pengoperasian LRT Jabodebek sudah siap sepenuhnya, khususnya terkait kesiapan rangkaian kereta (trainset).
"Bukan masalah kereta atau enggak, tapi ketersediaan waktu beliau saja COD tanggal 30 Agustus," kata Risal.
Senada, grand launching LRT Jabodebek oleh Presiden Jokowi juga belum dipastikan akan dilakukan di stasiun apa. "Lalu peresmiannya di (stasiun) mana? belum kita bahas," ungkapnya," pungkasnya.
Tarif Termahal LRT Jabodebek Rp 27.400
Pemerintah melalui Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mengumumkan tarif LRT Jabodebek. Tarif tersebut berlaku untuk tiap lintasan LRT Jabodebek untuk Stasiun Dukuh Atas-Harjamukti, maupun Stasiun Dukuh Atas-Jatimulya.
Tarif LRT Jabodebek ini ditetapkan berdasarkan formulasi hitungan yang tercantum pada dalam Peraturan Menteri Perhubungan Nomor PM 25 Tahun 2023 Tentang Penyelenggaraan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek, ditetapkan pada 8 Juni 2023.
Adapun besaran tarif bersubsidi LRT Jabodebek bersubsidi telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 67 tahun 2023 tentang Tarif Angkutan Angkutan Orang dengan Kereta Api Ringan (LRT) Terintegrasi Jabodebek untuk Melaksanakan Kewajiban Pelayanan Publik, ditetapkan pada 14 Juli 2023.
Berdasarkan pengumuman Kementerian Perhubungan, Jumat (18/8/2023), dijelaskan mengenai besaran tarif LRT Jabodebek yakni Rp 5.000 untuk 1 km pertama. Selanjutnya Rp 700 untuk setiap km selanjutnya.
Secara rinci tarif, berdasarkan rute yakni:
- Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Cawang sepanjang 10 km, Tarif Rp 11.300
- Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Harjamukti sepanjang, 25 km, Tarif Rp 21.800
- Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Jatimulya sepanjang 28 km, Tarif Rp 23.900
- Stasiun Dukuh Atas-Stasiun Halim sepanjang 13 km, Tarif Rp 13.400
- Stasiun Harjamukti-Stasiun Jatimulya sepanjang 33 km, Tarif Rp 27.400
- Stasiun Harjamukti-Stasiun Cawang sepanjang 15 km, Tarif Rp 14.800
- Stasiun Harjamukti-Stasiun Halim sepanjang 19 km, Tarif Rp 17.600
- Stasiun Jatimulya-Stasiun Cawang sepanjang 18 km, Tarif Rp 16.900
- Stasiun Jatimulya-Stasiun Cawang sepanjang 15 km, Tarif Rp 14.800
- Stasiun Cawang-Stasiun Halim sepanjang 4 km, Tarif Rp 7.100.
Uji Coba Lancar, LRT Jabodebek Siap Beroperasi 26 Agustus 2023
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi kembali menjajal moda transportasi Light Rail Transit (LRT) Jabodebek rute Stasiun Jati Mulya, Bekasi ke Dukuh Atas, Jakarta, Kamis (10/8/2023). Menurut Jokowi, LRT Jabodebek berjalan lancar dan aman.
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau PT KAI Didiek Hartantyo menyatakan, bahwa LRT siap beroperasi secara resmi melayani penumpang pada 26 Agustus 2023. Hal itu dilakukan setelah uji coba sudah sesuai dengan standar keamanan transportasi. Proses uji coba yang dilakukan dari stasiun Jatimulya hingga sampai stasiun Dukuh Atas Itu ditempuh dengan kecepatan rata-rata 50 km per jam.
Sebelum melaksanakan uji coba tersebut, KAI telah melakukan berbagai peningkatan kesiapan sarana dan prasarana, termasuk integrasi system software, sesuai dengan arahan Kementerian BUMN. Evaluasi dan perbaikan akan dilakukan secara berkelanjutan terutama pada software dan sistem automasi kereta. Hal itu sangat penting, mengingat LRT akan beroperasi secara otomatis tanpa ada masinis.
“Seperti yang disampaikan Presiden, LRT adalah moda transportasi baru di Indonesia. Untuk itu, kami akan terus melakukan evaluasi dan perbaikan dalam memberikan rasa nyaman dan aman kepada penumpang,” ucap Didiek dalam keterangan tertulis, Kamis (10/8/2023).
Begitupula dengan jalur rel LRT, KAI akan melakukan pengawasan secara ketat di beberapa titik, terutama yang berada di atas lalu lintas Ibukota. KAI juga akan bersinergi dengan operator moda transportasi lainnya, sehingga, di sejumlah stasiun, penumpang bisa menggunakan moda transportasi lain, seperti Trans Jakarta, untuk melanjutkan perjalanan ke tujuan.
Advertisement
Evaluasi
Presiden telah menugaskan Kementerian BUMN agar melakukan evaluasi, mencari solusi bersama kementerian terkait, dalam mendorong percepatan pembangunan proyek transportasi, terutama LRT sesuai target.
Sebagai tindak lanjut, dalam proses pengawasan pengerjaan proyek LRT, Kementrian BUMN menemukan sejumlah hal yang masih harus di diperbaiki oleh perusahaan BUMN.
Hal itu dalam rangka menjamin transparansi serta kesesuaian proyek tersebut sehingga dapat segera beroperasi dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, sekaligus memberikan efek berganda besar terhadap perekonomian.
Kementrian BUMN sangat berhati-hati dengan melakukan cek & ricek, termasuk terkait operasional LRT, sebelum dibuka untuk Masyarakat.
Hal itu juga sebagai wujud tanggungjawab Kementrian BUMN, agar semua proyek infrastruktur khususnya sektor transportasi saling terintegrasi, sehingga bermanfaat buat Masyarakat luas.
Jalur di Segitiga Emas
Terkait dengan kondisi jalur rel LRT, Didiek memaparkan bahwa KAI telah melakukan berbagai penyesuaian, sehingga pergerakan kereta masih dalam batas standar keamanan. Penyesuaian tersebut termasuk juga pada jadwal keberangkatan kereta.
“Khususnya di jalur yang berada di Kawasan segitigas emas: Kuningan, Gatot Subroto sampai ke Dukuh Atas, perjalanan LRT agak sedikit melambat, agar kenyamanan penumpang tetap terjaga,” tutup Didiek.
Dengan beroperasinya LRT, diharapkan warga commuter, dapat melakukan perjalanan ke Jakarta dan kembali dengan waktu tempuh yang lebih cepat dibanding menggunakan kendaraan pribadi. Selain tidak terkena kemacetan lalu lintas, penumpang juga dapat menikmati suasana ibukota dengan nyaman, dan yang lebih penting, dapat sampai ke tujuan tepat waktu.
Advertisement