Liputan6.com, Jakarta - Indonesia menggelar The 55th ASEAN Economic Ministers Meeting (55th AEM) atau Pertemuan Menteri dan Wakil Menteri Ekonomi ASEAN ke-55. Pertemuan ini digelar di Semarang, Jawa Tengah.
Dalam pertemuan ini, tak cuma para menteri ekonomi dari Asia Tenggara saja yang hadir tetapi juga menteri ekonomi dari Rusia dan India. Namun, dalam pertemuan dengan kedua negara tersebut tidak akan membahas mengenai ketahanan pangan.
Seperti diketahui, kebijakan pangan Rusia mengenai ekspor gandum dan kebijakan pangan India mengenai ekspor beras membuat harga pangan dunia mengalami kenaikan.
Advertisement
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Djatmiko Bris Witjaksono menjelaskan, tidak ada pembahasan spesifik mengenai ketahanan pangan dengan Rusia dan India meskipun mengteri ekonomi mereka hadir di Semarang.
“Isu ketahanan pangan secara spesifik tidak dibahas di sini,” kata Djatmiko dalam media briefing 55th AEM di Hotel Padma Semarang, Jawa Tengah, seperti ditulis Sabtu (19/8/2023).
Djatmiko mengungkapkan, forum ini tidak tepat untuk berdiskusi mengenai ketahanan pangan. Para menteri ekonomi negara ASEAN akan lebih berdiskusi soal kerja sama dengan Rusia, India, dan negara mitra yang hadir.
“nantinya para Menteri Ekonomi ASEAN lebih mendorong ke arah konsultasi kerja sama dengan Rusia dan India, baik negara anggota ASEAN maupun negara mitra yang diundang dalam pertemuan itu cukup sadar bahwa ini bukanlah forum yang tepat untuk mendiskusikan pembatasan tersebut,” Jelasnya.
“Jadi ASEAN ini lebih kepada konsultasi, kalau ada yang bisa dikerjasamakan kita kerja samakan,” imbuhnya.
Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke-55 Digelar di Semarang
Bertepatan dengan HUT RI ke -78 digelar pertemuan Menteri Ekonomi ke-55 (55th ASEAN Economic Ministers'/AEM) pada 17-22 Agustus 2023 di Semarang, Jawa Tengah.
Rangkaian pertemuan AEM ke-55 terdiri atas 19 pertemuan dan 9 kegiatan unggulan dan akan dihadiri para Menteri dan Wakil Menteri dari berbagai negara.
Dirjen Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag), Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan, apresiasinya dalam pembukaan pertemuan ini kepada para partisipan.
"Apresiasi dari kami mewakili Pak Menteri Perdagangan dan seluruh penjajaran di perjalanan atas, partisipasi dan dukungan orang-orang media yang begitu besar selama ini, termasuk juga untuk kegiatan Keketuaan Indonesia di tahun 2023," kata Djatmiko di Padma Hotel Semarang, Kamis, (17/8/2023).
Kemudian, Djatmiko mengatakan tepat 17 Agustus sejak 2013, Indonesia menjadi Ketua Association of South-East Asian Nations (ASEAN).
"Jadi Indonesia setelah 10 tahun yang lalu, di 2013 juga didapuk sebagai Ketua ASEAN maka setelah 10 tahun kemudian, persis di tahun 2023, kita juga mendapat giliran untuk menjadi Ketua ASEAN tahun ini," sambungnya.
Sehingga, Djatmiko menyampaikan moment ini sangatlah penting. Tidak hanya bagi Indonesia. Namun, juga masyarakat ASEAN setelah melewati kesulitan sejak masa pandemi 3 tahun sebelumnya.
“Tapi juga untuk masyarakat Asia, di mana kita sudah alhamdulillah melewati masa-masa sulit selama 3 tahun terakhir. 3 tahun terakhir, selama pandemi 2020, ini merupakan satu tantangan yang tidak mudah," ungkap Djatmiko.
Serta, inilah alasan yang melatar belakangi tema dari kegiatan pertemuan AEM ke-55 ini 'ASEAN Method and Disruptor of Growth', mengingat Indonesia mengajak seluruh negara Asia dan mitra negara Asia dan juga dunia.
"Dan ini pula yang menjadi tema Ketuaan Indonesia untuk ASEAN tahun 2023, yaitu ASEAN Method and Disruptor of Growth," katanya.
Advertisement
Sesuai Track
Djatmiko mengatakan kawasan ASEAN merupakan kawasan yang meskipun di tengah situasi yang tidak mudah, baik di politik, ekonomi, iklim dan sebagainya.
Dia mengatakan secara disrupsi yang akhirnya berdampak terangkat berbagai isu tetap bisa menjadi suatu kawasan yang tumbuh dengan dinamis. Sangat baik dibandingkan dengan kawasan-kawasan lainnya.
Untuk informasi, saat ini merupakan proses sepuluh tahun kedua sejak ide membentuk Masyarakat Ekonomi ASEAN yang digulirkan oleh para leaders, di tahun 2000-an, 10 tahun sebelum 2012.
"Jadi sekitar 2005, 2006, 2004, disitulah dibuat roadmap pertama. Jadi ini sudah merupakan pelaksanaan Masyarakat Ekonomi ASEAN periode sepuluh tahun kedua. Dan nanti setelah 2025 akan masuk ke tahapan sepuluh tahun berikutnya," jelasnya.
Sebelumnya, ia menjelaskan Indonesia merupakan bagian terbesar dari ASEAN, dan perlu dipastikan ASEAN terus dipantau perjalanannya agar sesuai dengan harapan awal.
"Perlu memastikan bahwa ASEAN benar-benar di track yang kita harapkan. Tidak hanya Indonesia, tapi juga ASEAN," imbuhnya.
Harapannya, perlu adanya keloyalitasan dan totalitas uang perlu dikerahkan dengan sumber daya yang dimiliki agar ASEAN berjalan maksimal.
"Oleh sebab itu, kita harap ASEAN berusaha semaksimal mungkin melibatkan seluruh sumber daya yang kita miliki," pungkasnya.