Liputan6.com, Jakarta - Lippo Karawaci Tbk (LPKR) berhasil mencatatkan penjualan segmen Real Estate sebesar Rp 2,18 triliun pada Semester I 2023. Jumlah tersebut naik 17% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu yang tercatat Rp 1,87 triliun.
Penjualan segmen Real Estate pada Semester I 2023 tersebut, terutama didorong oleh serah terima proyek yang tepat waktu, seperti Cendana Parc North, Cendana Parc, Cendana Icon Premier, The Hive Parc, The Hive Himalaya, Brava Himalaya, HVDHC Manado, Waterfront Estates di Lippo Cikarang, dan proyek-proyek residensial di Tanjung Bunga, Makassar.
Baca Juga
Selain itu, peningkatan pendapatan yang kuat juga didorong oleh beberapa penjualan kavling tanah, termasuk di Manyar dan Kemang, serta penjualan kavling tanah pemakaman di San Diego Hills, Karawang.
Advertisement
Group CEO Lippo Karawaci John Riady menjelaskan, dalam hal kinerja pra penjualan, Lippo Karawaci telah mencapai 50,6% dari target 2023, atau setara dengan Rp 2,48 triliun. Pada 2023, Lippo Karawaci sendiri mengincar pra penjualan sebanyak Rp 4,9 triliun.
"Di Semester I 2023, penjualan residensial tetap menjadi kontributor utama dari keseluruhan pra penjualan," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (23/8/2023).Â
Penjualan residensial tersebut didukung oleh beberapa peluncuran produk, termasuk Cendana Gard'n Vista, Cendana Arbory, Newville SOHO (Alpha, Gamma, Zeta) pada Kuartal I/2023, serta The Colony @ Himalaya, Cendana Gard'n @ Britania, Newville SOHO (Epsilon) dan Blok (Epsilon, Zeta) pada Kuartal II 2023.
Â
Peningkatan Kinerja Fundamental
Berdasarkan lokasi, Lippo Village dan Lippo Cikarang tetap menjadi kontributor terbesar dalam pra penjualan dengan kontribusi masing-masing sebesar 41% dan 25%. Di Lippo Village, Cendana Homes Series menyumbang 75% dari pra penjualan Semester I 2023, yang terdiri dari proyek-proyek utama seperti Cendana Essence, Cendana Arbory, Cendana Botanic, dan Cendana Gard'n Vista.
Sementara itu, di Lippo Cikarang, pra penjualan didorong oleh penjualan residensial, seperti Cendana Spark, Newville, dan Waterfront Uptown Estate, dengan total kontribusi sebesar 64%, diikuti oleh penjualan produk industri dengan kontribusi sebesar 30%.
John Riady melanjutkan, pencapaian Lippo Karawaci pada Semester I 2023 menunjukkan peningkatan kinerja fundamental unit-unit bisnis, termasuk Real Estate.
"Kami berharap tren positif ini akan terus berlanjut ke depan. Memasuki Kuartal III 2023, kami tetap berkomitmen untuk menawarkan produk-produk baru yang dapat menjangkau berbagai permintaan," tegasnya.
Advertisement
Lippo Karawaci Kantongi Laba Rp 1,15 Triliun pada Semester I 2023
Sebelumnya, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) melaporkan kinerja keuangan perseroan untuk periode enam bulan yang berakhir pada 30 Juni 2023. Pada periode tersebut, perseroan membukukan pendapatan Rp 8,01 triliun. Pendapatan itu naik 18,50 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 6,76 triliun.
Bersamaan dengan itu, beban pokok pendapatan ikut naik menjadi Rp 4,6 triliun dari Rp 3,9 triliun pada semester I 2022. Sehingga perseroan membukukan laba kotor Rp 3,4 triliun, masih naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang tercatat sebesar Rp 2,78 triliun.
Pada periode ini, beban usaha tercatat sebesar Rp 2,09 triliun, penghasilan lainnya tercatat sebesar Rp 1,37 triliun, dan beban lainnya sebesar Rp 153,12 miliar. Sehingga diperoleh laba usaha Rp 2,52 triliun, naik signifikan dibandingkan semester I 2022 yang tercatat sebesar Rp 87,21 miliar.
Melansir laporan keuangan perseroan, Jumat (28/7/2023), pada paruh pertama tahun ini perseroan membukukan beban keuangan sebesar Rp 894,19 miliar dan bagian laba dari entitas asosiasi sebesar Rp 47,67 miliar. Setelah dikurangi beban pajak, Lippo Karawaci berhasil mengantongi laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 1,15 triliun.
Berbanding terbalik dengan periode yang sama tahun lalu, di mana perseroan membukukan rugi Rp 1,21 triliun. Aset perseroan sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi Rp 49,89 triliun dari Rp 49,87 triliun pada Desember 2022. Liabilitas susut menjadi RP 29,5 triliun dari sebelumnya Rp 30,73 triliun. Bersamaan dengan itu, ekuitas sampai dengan 30 Juni 2023 naik menjadi Rp 20,38 triliun dibanding posisi akhir tahun lalu sebesar Rp 19,14 triliun.
Â