Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar mengatakan bahwa pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di ASEAN berperan penting untuk memastikan bahwa sektor keuangan memiliki sumber daya yang diperlukan untuk memperluas integrasi keuangan.
Mahendra melihat, sektor keuangan yang kuat juga berperan penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga
"Selama beberapa dekade terakhir, ASEAN dianggap sebagai lokasi yang baik untuk manufaktur karena memiliki sumber daya alam dan tenaga kerja murah yang melimpah," tutur Mahendra dalam acara ASEAN Fest 2023: OJK Seminar on Financial Inclusion yang disiarkan secara daring pada Kamis (24/8/2023).
Advertisement
Meskipun hal ini memberikan manfaat awal bagi beberapa negara anggota ASEAN, Mahendra mengakui, industrialisasi belum memberikan sumber daya yang cukup untuk mengintegrasikan penduduk pedesaan dan komunitas daerah terpencil ke dalam sistem ekonomi dan keuangan yang lebih luas.
"Karena kawasan ini mencakup sebagian besar negara berkembang, kita perlu lebih fokus pada nilai tambah dengan mengintegrasikan manufaktur vertikal hulu dan hilir," jelasnya.
Mahendra pun memuji negara ASEAN yang memiliki begitu banyak bahan mentah dan mineral, dengan prospek industri yang memberikan nilai tambah sangat besar.
"Kita harus bergerak maju. ASEAN bukan lagi sekedar bagian dari pabrik dunia. ASEAN telah menjadi salah satu pasar terbesar di dunia pada saat yang bersamaan," tegasnya.
Dengan situasi geopolitik dan geoekonomi yang memperburuk prospek ekonomi dalam dekade mendatang, Mahendra mendorong, ASEAN harus memanfaatkan momentum itu dengan menangkap peluang untuk menjadi episentrum pertumbuhan dunia dengan mempromosikan model pembangunan berkelanjutannya sendiri.
"Yaitu model yang mempromosikan Integrasi Ekonomi ASEAN berdasarkan keunggulan kompetitif dinamis sebagai sumber rantai nilai globalnya sendiri. untuk melayani pasar intra regional dan global," katanya.
Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN ke-55 Diyakini Bisa Atasi Krisis Pangan dan Perubahan Iklim
Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) RI Jerry Sambuaga merasa dengan Pertemuan Menteri Ekonomi ASEAN (AEM) ke-55 bisa membantu Indonesia dan negara ASEAN bisa bersama-sama mengatasi krisis pangan ataupun perubahan iklim. Sehingga, ia yakin hasil (deliverables) denganmelihat rangkaianya.
"Ini sangat membawa manfaat dan sangat bawa hasil atau deliverables yang signifikan, prioritas capaian ekonomi kita atau PED (Priority Economy Deliverable) kita berpengaruh langsung ke food security, dan juga perubahan iklim," kata Jerry dalam konferensi pers hari terakhir penyelenggaraan AEM ke-55, di Semarang, Jawa Tengah, Selasa, (22/8/2023).
Jerry menyebut beberapa kesepakatan yang telah dicapai dalam AEM dan berpengaruh langsung terhadap prioritas capaian ekonomi (PED) Indonesia yang berkaitan dengan masalah krisis pangan dan perubahan iklim.
Beberapa prioritas ekonomi Indonesia yang tercapai dalam AEM, antara lain "ASEAN Leaders’ Declaration on Strengthening Food Security," kemudian "Development of the Electric Vehicle Ecosystem", dan "Development of ASEAN Blue Economy Framework".
Serta, hal ini bisa tercapai bisa menunjukkan komitmen ASEAN dalam hal energi bersih, ekonomi hijau, digitalisasi, serta sustainability.
“Tentunya semua hal yang sudah ramah lingkungan semua itu di develop dan juga dirumuskan dan diimplementasikan dalam semangat-semangat kolektif di forum ASEAN,” jelasnya.
Advertisement
Menteri Ekonomi ASEAN
Disisi lain, Jerry serta para menteri ekonomi ASEAN mengungkapkan untuk berkomitmen menjaga ekonomi ramah lingkungan dan menjaga ketersediaan ya pasokan pangan.
"Semua dikembangkan, dan juga dirumuskan, dan juga diimplementasikan dalam semangat-semangat kolektif di forum-forum di AEM," kata dia lagi.
Pertemuan AEM ke-55 yang digelar di Semarang, Jawa Tengah pada 17-22 Agustus 2023 dihadiri oleh 10 menteri ekonomi ASEAN, Menteri Perdagangan dan Industri Timor Leste Filipus Nino Pereira sebagai observer, dan pejabat tinggi ekonomi dari negara mitra dialog ASEAN, seperti RRT, Korea Selatan, Jepang, Australia, Selandia Baru, India, Kanada, Amerika Serikat, Uni Eropa, Inggris, dan Rusia.
Hasil dari AEM ke-55 Semarang akan dibawa ke Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang akan dihadiri para kepala negara pada 5-7 September 2023 di Jakarta.