Liputan6.com, Jakarta Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut kegiatan eksplorasi di sumur-sumur migas akan terus dilakukan. Mengingat kebutuhan energi Indonesia yang terus meningkat tiap tahunnya.
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf menyebut, kegiatan eksplorasi tak akan berhenti meski penggunaan energi akan dikombinasikan dengan energi baru terbarukan (EBT). Menurutnya, migas masih jadi pilihan di masa transisi energi ke EBT.
Baca Juga
"Kita tak berhenti eksplorasi, pengembangan, produksi, komersialisasi dan sebagainya walaupun kita di energy transition tapi faktanya kebutuhan energi migas masih tinggi," ujar dia di Jakarta, ditulis Kamis (24/8/2023).
Advertisement
Mengacu data yang dikantonginya, pada 2050 mendatang konsumsi energi diprediksi mencapai 1.012 juta ton setara minyak (MTOE). Porsi minyak bumi diprediksi sekitar 19,5 persen dan gas bumi sekitar 24 persen dari bauran energi secara keseluruhan.
"Secara prosentase memang turun dari tahun ke tahun tapi secara volume meningkat," ungkapnya.
Produksi Migas Nasional
Mengaca pada sejarah produksi migas nasional pernah mencapai 2.960.000 barrel oil equivalent per day (boepd). Namun setelah itu kembali mengalami penurunan produksi.
"Sejak itu kita declined kecuali ada beberapa peak di 2002, 2010, masuknya Banyu Urip naik lagi, lalu turun lagi," kata dia.
"Sejak 2020 ini harus bisa meningkat lagi, baik minyak dan gas. Kenapa? Kebutuhannya meningkat kalau produksi nasional terbatas konsekuensinya impor," sambungnya.
Â
Kejar Eksplorasi
Sebelumnya, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menargetkan produksi 1 juta barel minyak per hari (mbopd) dan 12 miliar standar kaki kubik per hari (bscfd). Salah satu yang digenjot adalah sisi eksplorasi untuk menemukan cadangan baru.
Tenaga Ahli Kepala SKK Migas Luky Yusgiantoro menerangkan, kegiatan eksplorasi lapangan migas jadi upaya yang harus dilakukan sejak saat ini. Mengingat, butuh waktu untuk memulai produksi dan meningkatkannya.
"Yang kita ingin galakkan juga pada tahun-tahun berikutnya juga adalah kegiatan eksplorasi migas dan tentunya kita mengharapkan dapat menumbuhkan giant field," kata dia dalam diskusi daring DRTalk, Selasa (15/8/2023).
"Mengingat bahwa pengembangan lapangan migas itu tidak cepat itu akan membutuhkan waktu yang panjang, sehingga eksplorasi ini untuk menemukan cadangan menjadi sangat penting," sambungnya.
Â
Advertisement
Tingkatkan Nilai Produksi
Langkah ini jadi bagian program yang dijalankan SKK Migas bersama dengan pemegang Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS). Upaya utamanya adalah meningkatkan nilai produksi dari lapangan-lapangan yang sudah berproduksi.
"Utamanya adalah, sebagai contoh bagaimana meng-improve asset value. Nilai-nilai yang aset-aset yang saat ini sudah berjalan di hulu migas dan ini kita perlu improve sehingga dapat mengoptimalkan produksi migas," ungkapnya.
Kemudian, SKK migas dengan KKKS untuk menjamakkan yang tadinya resources menjadi produksi. Tujuannya untuk mengembangkan kegiatan di sektor hulu migas.
"Serta juga pengembangan enchance oil recovery melalui chemical ataupun melalui CO2 yang saat ini masih dalam tahap pilot project dengan harapan recovery dari produksi migas itu dapat ditingkatkan," jelasnya.
Â
Target Lifting Minyak
Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyebut target lifting minyak di 2024 mendatang merupakan target realistis. Dalam RAPBN 2024, lifting minyak dipatok 625.000 barel minyak per hari (bopd).
Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan, patokan itu mengaca pada realisasi lifting minyak per tahunnya. Menurutnya, ada gap yang cukup lebar antara target dan realisasinya.
"Dari cara berfikir begitu, kita mencoba bagaimana kalau misalnya dari sisi targetnya relatively lebih realistis angkanya itu betul-betul buttom up di sesuaikan dengan usulan dari KKKS yang melalui technical work program and budget dan sebagainya," kata dia di Jakarta, Rabu (23/8/2023).
Dia mengarkaan, mengaca pada outlook yang dibuat, tahun ini lapangan minyak di Indonesia mampu menghasilkan sekitar 620-621 ribu BOPD. Maka, dengan target 625 ribu BOPD menjadi target yang sama-sama lebih tinggi dari prediksi produksi minyak tahun ini.
"Kalau dibandingkan dengan tahun lalu, 2022 pencapaian kita kan lifting kita di 612 (ribu BOPD) jadi tetap meningkat. Kalau misalnya outlook bisa dicapai, 31 Desember nanti itu adalah di 621 kemudian tahun depan kita menargetkan di 625 dan insyaallah tercapai itu akan memberikan motivasi yang luar biasa," bebernya.
Melalui patokan target ini juga menurut Nanang bisa menggenjot motivasi dari perusahaan penggarap proyek di lapangan. Harapannya, bisa juga mendorong produksi minyak menjadi lebih dari target yang ditetapkan.
"Jadi mindset kita adalah mendingan target 625 (ribu BOPD) tapi nanti realisasinya bisa 639 (ribu BOPD) atau 650 (ribu BOPD) itu akan lebih worth it. Dibandingkan kita hanya terus di berikan target yang luar biasa," papar dia.
Advertisement