Liputan6.com, Jakarta Meski telah sebulan berlalu, harga cabai dan bawang merah masih anjlok. Harga cabai masih murah ini diduga adanya imbas perayaan malam 1 Suro yang diperingati Rabu (19/7/2023) malam atau malam Kamis (20/7/2023).
Harga cabai dan bawang merah mulanya dihargai Rp 35 ribu per kilogam (kg), sekarang keduanya sama-sama turun 7000 menjadi Rp 28 ribu.
Baca Juga
Sedang harga bawang putih masih stabil dengan Rp 40 ribu per kilonya.
Advertisement
"Akhir-akhir ini pasar memang sepi. Jarang orang punya acara, kan barusan Suro, jadi pelanggan ya menurun," jelas Isnawanti (45) seorang pedagang sayuran kepada Liputan6.com saat ditemui di Pasar Jatingaleh, Semarang, pada Jumat (25/8/2023).
Harga Telur Ayam Juga Turun
Dia juga menyebutkan bahwa tidak hanya cabai dan bawang merah, harga telur ayam juga mengalami penurunan cukup banyak dengan harga awal Rp 32 ribu menjadi Rp 28 ribu per kg.
Namun berbeda dengan beras, yang justru mengalami kenaikan sebesar Rp 1.000 per kg. Kenaikan ini diduga akibat musim kemarau yang mempengaruhi pertanian.
"Yang lain banyak harganya turun, tetapi harga beras malah naik. Yang ini (awalnya) Rp 12 ribu jadi Rp 13 ribu. Ya, mungkin gara-gara panas akhir-akhir ini," dia menambahkanÂ
Daging dan Ayam
Tak hanya komoditas sayuran yang mengalami penurunan, harga ayam juga ikut turun. Mulanya dihargai Rp 40.000 per kilo, sekarang menjadi Rp 38.000, jelas Marni (72) seorang pedagang ayam dan daging kepada Liputan6.com.
"Harga ayam lumayan turun Rp 2.000 per kg. Iya, sejak Suro memang sepi, dulu Rp 40.000 sekarang jadi RP 38.000 per kilo," tambahnya.
Berbeda dengan ayam dan sayur, harga daging masih stabil. Yakni Rp 130 ribu per kilogramnya.
"Kalau daging ini Rp 130 ribu, masih ajeg (stabil) tidak naik dan tidak turun," ujarnya.
Advertisement
Mendag: Waspada Harga Pangan Naik Gara-Gara El Nino
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) mengingatkan masyarakat untuk bersiap menghadapi musim El Nino. Menurutnya, musim El Nino ini akan mempengaruhi produksi pangan dan harga pasar.
Menurut dia, mulainya musim El Nino di Indonesia bisa memengaruhi pangan dan menaikkan harga di pasar tradisional.
"Jadi gini, ini sudah masuk El nino. Jadi kalau saudara-saudara lihat di berita itu panasnya luar biasa. Sebagai contoh ASEAN seperti di negara Malaysia dan lainnya itu panasnya sangat luar biasa. Jadi El Nino ini sangat berpengaruh pada produksi pangan. Karena, ada beberapa komoditi yang sudah naik harganya," ucap Mendag di acara Grand opening Okabe Gallery, Tangerang, Jumat (19/5/2023)
Zulhas kemudian menambahkan, berbeda dengan negara-negara lain seperti Eropa dan Amerika Latin, produksi pangan di negara-negara tersebut berangsur-angsur membaik.
"Berbeda dengan negara barat seperti di Amerika latin itu produksinya bagus, seperti gandum bagus dan lainnya juga," katanya.
"Kalau di Asia seperti India, Tiongkok dan lainnya itu cuacanya sedang panas sekali. Kita khawatirkan hal ini akan berpengaruh kepada kondisi pangan," tambahnya.