Sukses

Inalum Batal Melantai di Bursa Efek Tahun Depan, Ini Alasannya

PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum mengungkap rencara terbarunya terkait melantai perdana di bursa saham atau IPO

Liputan6.com, Jakarta PT Indonesia Asahan Aluminium atau Inalum mengungkap rencara terbarunya terkait melantai perdana di bursa saham atau IPO. Namun, rencana IPO Inalum ini batal dilaksanakan pada 2024, tahun depan.

Diketahui, IPO masuk dalam salah satu linimasa bisnis Inalum pascaspin-off dengan Mind ID. Direktur Utama PT INALUM Danny Praditya menyebut, perusahaan baru akan melakukan pre-IPO pada 2024.

"Awalnya direncanakan ada wacana untuk IPO INALUM tahun 2024. Tapi melihat kondisi dan kesiapan, direncanakan tahun 2024 baru akan pre-IPO," kata dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII DPR RI, ditulis Sabtu (26/8/2023).

Danny menyebut, pihaknya akan membuka peluang lewat Inalum dengan penjajakan kerja sama strategis dengan perusahaan kelas dunia. Nantinya, itu dituangkan dalam pengembangan ekosistem kendaraan liatrik melalui Indonesia Battery Corporation (IBC).

"Sedangkan yang menjadi inisiatif strategis menopang kinerja keuangan INALUM adalah melalui inorganic growth dengan project Calcined Petroleum Coke (CPC) serta penyertaan modal tambang garam untuk produksi caustic soda yang diperlukan SGAR di Kalimantan Barat," urainya.

Kemudian, dalam Kawasan Industri Kuala Tanjung di Sumatera Utara, Inalum akan menggandeng Pelindo. Pihaknua berupaya untuk menjadikan KI Kuala Tanjung menjadi sentra industri aluminium.

"Sehingga diharapkan mengundang investor yang akan berinvestasi di midstream dan hilir alumunium, termasuk EV ecosystem, misalnya production facility untuk EV atau battery pack," kata dia.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Alasan Tunda IPO

Terpisah, Direktur Keuangan Inalum Devi Pradnya Paramita menjelaskan alasan perusahaan menunda langkah IPO. Salah satunya, kecenderungan kondisi pasar modal yang melambat di tahun politik.

Diketahui, 2024 menjadi ajang pesta demokrasi bagi Indonesia. Sedikit banyaknya, hal itu bisa berdampak ke pergerakan pasar modal, termasuk investor yang wait and see.

"Pasar modal kalau dekat-dekat pemilu biasanya agak slow down. Biasanya setelah pemilu nunggu stabilize semuanya, nunggu sampai setelah election-lah (pemilihan)," kata Devi.

Pengembangan Ekosistem EV

BUMN Holding Industri Pertambangan MIND ID sebagai pemegang saham mayoritas PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) melalui Antam dan INALUM mendukung pengembangan ekosistem EV di Indonesia. IBC merupakan sebuah perusahaan yang berperan sebagai pemain global kelas dunia dalam EV Ecosystem dan EV Battery.

Hadirnya IBC diharapkan dapat memaksimalkan nilai tambah potensi kekayaan mineral di Indonesia melalui pembentukan sinergi ekosistem baterai EV secara end-to-end dari hulu ke hilir.

Selain itu, IBC berupaya membentuk pasar dan ekosistem baterai EV Indonesia secara proaktif, terus membangun kemampuan dan memperluas daya saing untuk menjadi perusahaan kelas dunia, serta mewujudkan cita - cita Indonesia sebagai basis produksi baterai dan EV di ASEAN.

Oleh karena itu, untuk mewujudkannya tak hanya bersinergi dengan mitra lokal, IBC juga berkolaborasi dengan mitra global dalam pengembangan kendaraan listrik dan ekosistem baterai terutama dari segi teknologi.

Dalam kegiatan 'Business Forum: Developing Electronic Vehicle System' yang diselenggarakan di Hong Kong, 30 Juni 2023, dijelaskan bahwa IBC mengembangkan ekosistem baterai end-to-end yang terintegrasi.

 

3 dari 3 halaman

Tak Cuma Bahan Baku

Direktur Utama MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan, dukungan MIND ID tak hanya sebatas penyediaan bahan baku nikel semata, namun juga mendukung dalam penyediaan aluminium dan tembaga.

"MIND ID sebagai Holding Industri Pertambangan, mendukung penuh terwujudnya percepatan ekosistem EV di Indonesia ini," ucapnya, ditulis, Senin (3/7/2023).

Hendi berharap agar kerjasama yang baik ini bisa menjadi awal yang baik. Dengan demikian, kerjasama tersebut akan memberi manfaat besar untuk Indonesia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini