Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan, Daya Tarik Ekonomi, dan Warga Negara Prancis di Luar Negeri Olivier Becht. Pertemuan ini digelar di sela-sela Pertemuan Tingkat Menteri Perdagangan dan Industri (Trade and Investment Ministerial Meeting/TIMM) G20 di Jaipur, India yang berlangsung pada 24—25 Agustus 2023.
Mendag menjelaskan,banyak sektor bisnis yang dapat dijajaki dan dikembangkan antara Indonesia dan Prancis. Dengan pengembangan tersebut maka bisa meningkatkan perdagangankedua negara yang saat ini sekitar 3 miliar euro.
Baca Juga
Pemerintah Indonesia tidak akan menghambat produk Uni Eropa, khususnya Prancis, dan mengajak lebih banyak pengusaha Prancis mencari peluang usaha dengan pengusaha Indonesia.
Advertisement
“Banyak perusahaan Prancis yang berinvestasi di Indonesia dan total perdagangan kedua negara yang sekitar 3 miliar euro berpotensi untuk terus dikembangkan. Kami akan membantu pelaku usaha kedua negara untuk menjalin kerja sama dan meningkatkan hubungan perdagangan antara Indonesia dan Prancis,” kata Zulkifli Hasan dikutip dari keterangan tertulis, Minggu (27/8/2023).
Sementara itu, terkait dengan Uni Eropa, Zulkifli Hasan meminta dukungan Prancis untuk mendorong kerja sama Uni Eropa dengan Indonesia agar dapat memastikan tidak ada hambatan akses pasar produk-produk Indonesia di kawasan tersebut.
“Kami harap bisa terwujud kerja sama yang lebih baik lagi antara Indonesia dan Uni Eropa. Indonesia tidak menghambat produk-produk dari Uni Eropa, khususnya Prancis. Tapi di sisi lain, Uni Eropa mengeluarkan European Union Deforestation-free Regulation (EUDR) yang mengancam petani di Indonesia,” ungkap Mendag.
Zulkifli Hasan juga meminta dukungan Prancis agar perundingan Perjanjian Ekonomi Komprehensif Regional antara Indonesia dan Uni Eropa (IEU—CEPA) lekas selesai.
Nilai Perdagangan Indonesia dan Prancis
Pada Januari—Juni 2023, total perdagangan Indonesia dan Prancis mencapai USD 1,3 miliar. Ekspor Indonesia ke Prancis sebesar USD 470,0 juta dan impor Indonesia dari Prancis USD 857,9 juta.
Sementara itu, pada 2022 total perdagangan Indonesia dan Prancis tercatat sebesar USD 2,4 miliar. Ekspor Indonesia ke Prancis sebesar USD 1,0 miliar dan impor Indonesia dari Prancis USD 1,3 miliar.
Komoditas ekspor utama Indonesia ke Prancis pada 2022 antara lain:
- mesin dan peralatan listrik
- kendaraan dan bagiannya
- pakaian jadi bukan rajutan
- perabot dan penerangan rumah
- lemak dan minyak hewan maupun nabati.
Komoditas impor utama Indonesia dari Prancis antara lain:
- mesin dan pesawat mekanik
- minyak atsiri, kosmetik, dan wangi-wangian
- mesin dan peralatan listrik
- susu, mentega, dan telur
- produk industri farmasi.
Advertisement
Mendag Zulkifli Hasan Lobi Belanda Soal Regulasi Antideforestasi Eropa
Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengadakan pertemuan bilateral dengan Menteri Perdagangan Internasional dan Kerja Sama Pembangunan Belanda Liesje Schreinemcher. Dalam pertemuan ini, mendag mengungkapkan hambatan perdagangan Indonesia dengan Belanda karena adanya regulasi antideforestasi atau European Union Deforestation Regulation (EUDR).
Zulkifli Hasan menjelaskan, Belanda merupakan mitra dagang terbesar Indonesia di Eropa. Namun saat ini perdagangan kedua negara tertanggu karenaadanya menerapkan kebijakan perdagangan antideforestasi.
“Kami meminta dukungan kepada Pemerintah Belanda agar meminimalisir hambatan bagi produk Indonesia yang telah memenuhi aspek berkelanjutan untuk masuk ke Uni Eropa,” kata Zulkifli Hasan, seperti ditulis Minggu (27/8/2023).
Mendag melanjutkan, Indonesia dan Belanda juga mendorong penyelesaian Perundingan Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU CEPA) yang akan dijalankan pada 2024.
“Sesuai mandat, Tim Perunding akan mengupayakan penyelesaian perundingan segera,” ujar dia
Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko menuturkan, implementasi IEU CEPA diproyeksikan akan meningkatkan nilai perdagangan dan investasi Indonesia-Uni Eropa.
“Belanda merupakan negara tujuan ekspor Indonesia terbesar di Eropa saat ini, implementasi perjanjian dagang komprehensif tentunya akan saling menguntungkan pelaku bisnis di kedua negara,” tambah Djatmiko.