Liputan6.com, Jakarta - Harga rumah mewah di Dubai melonjak hampir 50% pada paruh pertama tahun ini. Dengan begitu, menurut konsultan properti Knight Frank, harga rumah di Dubai ini mempertahankan peringkat teratas dalam delapan kuartal berturut-turut sebagai kota dengan kenaikan harga rumah tertinggi di dunia.
Dalam data yang dirilis pada hari Rabu kemarin, harga rumah di Dubai telah meroket 225% sejak mencapai titik terendah pada kuartal III 2020. Emirat mempertahankan mahkota pada peringkat tersebut selama 9 kuartal berturut-turut.
Baca Juga
Di posisi kedua adalah Tokyo, yang mengalami kenaikan tahunan sebesar 26,2%. Sedangkan posisi ketiga adalah Manila, yang naik 19,9%.
Advertisement
Kenaikan lain yang patut dicatat adalah di Shanghai, China, yang naik 6,7%, dan Singapura, yang naik 4,2%.
"Masuknya ekspatriat ke Singapura, yang didorong oleh sektor jasa keuangan dan profesional yang berkembang pesat, telah berdampak pada pasar sewa lebih besar daripada pasar penjualan," tulis laporan tersebut dikutip dari CNBC, Sabtu (9/9/2023).
Dalam laporan tersebut dicatat bahwa perbedaan ini sebagian disebabkan oleh pajak untuk pembelian oleh pembeli asing.
Sejak akhir April, orang asing yang membeli properti residensial di Singapura harus membayar bea materai tambahan sebesar 60%, dua kali lipat lebih tinggi dari sebelumnya yang hanya 30%.
Harga-harga di Hong Kong merosot 1,5% sepanjang tahun lalu karena lonjakan persediaan yang belum terjual dari proyek-proyek yang baru dikembangkan.
Dalam upaya untuk merangsang permintaan, pemerintah Hong Kong menaikkan rasio pinjaman terhadap nilai hipotek menjadi 70% untuk properti residensial yang bernilai 15 juta dollar Hong Kong (USD 1,9 juta) atau kurang.
Rata-Rata Harga Rumah
Namun, para analis Knight Frank mengatakan bahwa meskipun perubahan ini kemungkinan besar akan disambut baik oleh para pembeli, kemampuan langkah ini untuk "secara signifikan meningkatkan" pertumbuhan masih belum pasti.
Kemerosotan lainnya termasuk New York, yang turun 3,9%, dan San Francisco yang mencatat penurunan 11,1%. Frankfurt, Jerman, berada di posisi terbawah dengan penurunan 15,1%.
Secara keseluruhan, harga tahunan rata-rata naik 1,5% di 46 pasar yang termasuk dalam Knight Frank Prime Global Cities Index.
"Pasar perumahan global masih berada di bawah tekanan akibat pergeseran ke tingkat suku bunga yang lebih tinggi," ujar Kepala Riset Global Knight Frank, Liam Bailey.
Namun, dia mencatat bahwa hasil dari indeks tersebut merupakan penegasan bahwa harga didukung oleh permintaan yang kuat, pasokan yang lemah menyusul gangguan pada proyek-proyek pembangunan baru selama pandemi, serta kembalinya para pekerja ke kota-kota.
"Karena ketidakpastian atas arah inflasi tampaknya telah berkurang dalam beberapa bulan terakhir, penyesuaian harga di banyak pasar cenderung tidak terlalu terasa dibandingkan dengan yang diperkirakan bahkan tiga bulan yang lalu," tambah Bailey.
Advertisement