Sukses

Subholding PLN Kembangkan Hutan Energi Demi Jaga Pasokan Biomassa untuk Pembangkit

Sub Holding PLN Energi Primer melibatkan masyarakat untuk menjamin pasokan biomassa ke pembangkit dengan mengembangkan hutan energi. Hal ini juga menjadi upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi desa.

Liputan6.com, Jakarta Sub Holding PLN Energi Primer melibatkan masyarakat untuk menjamin pasokan biomassa ke pembangkit dengan mengembangkan hutan energi. Hal ini juga menjadi upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi desa.

Direktur Biomassa PLN EPI Antonius Aris mengatakan, kawasan hutan energi atau green economy kerakyatan pertama yang dibesut oleh PLN EPI adalah kawasan hutan energi di Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Sejak dikembangkan pada Februari lalu di tanah seluas 30 hektar, kini mengalami perkembangan yang signifikan.

"Saat ini perkembangan hutan energi sangat baik. Pada beberapa waktu mendatang masyarakat bisa memanen hutan energi ini. Tanaman ini nantinya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk pakan ternak di saat musim kemarau tiba. Limbah dari hasil panen dimanfaatkan oleh PLN EPI untuk menjadi bahan baku biomassa," kata Aris, di Jakarta, Senin (28/9/2023).

Ada 50 ribu bibit pohon yang ditanam untuk menjadi hutan energi. Tanaman seperti Gamal, Kaliandra, Indigofera, dan Gmelina sangat bermanfaat bagi peternak dan juga menjadi bahan baku yang baik untuk biomassa.

Atas keberhasilan pengembangan di Yogyakarta ini, PLN EPI akan mereplikasi kawasan serupa di beberapa tempat.

"Ya ini untuk tahun ini mengejar musim hujan nanti di musim hujan oktober ataupun november itu akan di replikasi segala tempat, sedang kami kaji dari sisi kelayakan atau tipe lahannya dan juga bagaimana penerimaan masyarakatnya," ujar Aris.

Hutan Energi

Aris memastikan bahwa PLN EPI dalam pengembangan hutan energi ini tidak akan menggunakan lahan produktif masyarakat. Nantinya, pola kerjasama yang dipakai PLN EPI dengan Kraton Yogyakarta seperti di Gunung Kidul akan dicoba dilakukan juga di daerah lain.

"Kita tidak akan menggeser lahan produktif masyarakat. Justru kita memanfaatkan lahan kritis atau lahan tidak produktif untuk bisa dikembangkan menjadi hutan energi," tambah Aris.

 

2 dari 4 halaman

Pasokan Biomassa

Hingga tahun 2025 mendatang PLN Grup menargetkan 52 Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) akan menggunakan teknologi co-firing ini. Untuk tiu, pada tahun 2025 mendatang PLN EPI membutuhkan pasokan biomassa hingga 10 juta ton.

"Untuk memastikan rantai pasok biomassa ini terjaga, kami terus melakukan berbagai langkah kolaboratif dengan berbagai stakeholder. Sehingga teknologi ini selain bisa menekan emisi juga sekaligus mampu mengurangi ketergantungan atas energi fosil," tambah Aris.

Perwakilan Keraton Yogyakarta, Raden Mas Gusthilantika Marrel Suryokusumo mendukung penuh langkah PLN EPI dalam pengembangan hutan energi ini. Yogyakarta dipilih menjadi salah satu wilayah pilot project sehingga bisa direplikasi dan diadaptasi oleh daerah lain.

"Jadi start-nya lokal, tapi nantinya akan punya efek secara nasional, bahkan internasional. Ini juga menegaskan peran Keraton dalam mendukung upaya pemerintah di bidang lingkungan, khususnya pengurangan emisi," kata Gusti Marrel.

Lurah Gombang Supriyanto mengucapkan terima kasihnya pada PLN EPI dan Gubernur DIY yang telah menyediakan bibit serta mengizinkan penggunaan tanah Keraton untuk lahan tanaman hijauan tersebut. "Warga kami ini sangat membutuhkan hijauan untuk pakan ternak, terutama di musim kemarau. Makanya ketika ada tawaran kerja sama ini saya langsung terima karena memang 90% warga kami ini petani-peternak," tambah Supriyanto.

3 dari 4 halaman

Keren, PLN Jadi Patokan Tanzania Kembangkan Ekosistem Listrik

Tanzania Electric Supply Co Ltd (TANESCO) hendak mengadopsi transformasi bisnis yang telah dilakukan PT PLN (Persero). BUMN asal Tanzania itu ingin mengembangkan ekosistem ketenagalistrikan di negara kawasan Afrika Timur tersebut.

Kesepakatan ini ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman antara Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dengan Managing Director TANESCO, Maharage Chande, di Dar Es Salaam, Tanzania. Penandatanganan MoU tersebut dilakukan di sela-sela kunjungan langsung Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Afrika.

Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo menjelaskan, MoU yang dilakukan antara PLN dan TANESCO merupakan langkah lanjutan dari pertemuan sebelumnya dengan Menteri Energi Tanzania, January Makamba dan Manajemen TANESCO, untuk kerja sama pengembangan ekosistem sektor ketenagalistrikan Tanzania di Jakarta, 10 Februari 2023 lalu.

Darmawan mengungkapkan, ada empat poin kerja sama yang dituangkan dalam MoU antara PLN dan TANESCO. Pertama, mendukung transformasi digital sesuai dengan kebutuhan di TANESCO, seperti Digital Power Plant, Digitally Enabled Distribution Excellence, Utility Super Apps (mengadopsi penerapan PLN Mobile dalam pengembangan Costumer Service Excelence TANESCO).

"Kedua, pengembangan core bisnis utilitas di TANESCO. Hal ini mencakup Maintenance, Repair, and Operation (MRO), dan Kolaborasi Co-investment," jelas Darmawan dalam keterangan tertulis, Kamis (24/8/2023).

Ketiga, pengembangan non-core bisnis utilitas di Tanesco seperti Power Quality Solutions dan Pekerjaan Dalam Keadaan Bertegangan (PDKB), serta Maintenance, Repair, Operation (MRO). Keempat, penyediaan Capacity Building dan pertukaran komprehensif melalui internship pegawai TANESCO ke PLN pada transformasi digital PLN dan sektor core business ketenagalistrikan.

Menurut Darmawan, PLN memiliki pengalaman dan success story yang dapat dibagikan dan diimplementasikan di Tanzania. Terutama dalam hal pengelolaan sumber daya manusia, transformasi dan digitalisasi di sektor ketenagalistrikan. "Untuk itu kami akan semaksimal mungkin pada kerja sama ini, karena keberhasil PLN juga akan menjadi prestasi bagi Indonesia," imbuh Darmawan.

 

4 dari 4 halaman

Transformasi Bisnis

Managing Director TANESCO, Maharage Chande menjelaskan langkah transformasi bisnis yang dilakukan PLN bisa diadopsi oleh pihaknya untuk membuat sistem kelistrikan di Afrika Timur, khususnya Tanzania lebih reliable dan sustainable.

Kerja sama ini juga sekaligus untuk mencapai cita cita bersama menuju Net Zero Emission (NZE).

"PLN merupakan perusahaan listrik yang sudah terkenal di kancah global. Kerja sama ini membuka peluang ekspansi bisnis dan juga memperkuat hubungan bilateral baik antar kedua negara juga antar perusahaan," ujar Maharage Chande.