Liputan6.com, Jakarta Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan Pertamax (RON 92) untuk dijadikan BBM bersubsidi.
Namun pemberian subsidi untuk BBM jenis Pertamax dikhawatirkan akan mengulang skema Premium dan Pertalite yang pada akhirnya akan menambah beban subsidi negara.
Baca Juga
Artikel mengenai untung rugi Pertamax jadi BBM subsidi ini menjadi salah satu artikel yang banyak dibaca. Selain itu masih ada beberapa artikel lain yang layak untuk disimak.
Advertisement
Lengkapnya, berikut ini tiga artikel terpopuler di kanal bisnis Liputan6.com pada Rabu 30 Agustus 2023:
1. Pertamax Jadi BBM Subsidi, Ini Untung Ruginya!
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengusulkan Pertamax (RON 92) untuk dijadikan BBM bersubsidi menggantikan Pertalite.
Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia Daymas Arangga, mengatakan lebih baik Pemerintah memperhatikan lagi terkait revisi Perpres Nomor 191 tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, dan Harga Jual Eceran Bahan Bakar Minyak. Lantaran aturan tersebut masih belum jelas.Â
Menurutnya, revisi aturan tersebut diperlukan agar BBM subsidi bisa lebih tepat sasaran.
2. Pertamax Bakal Jadi BBM Subsidi, Dijual Harga Berapa?
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) membuka wacana untuk mengalihkan Pertamax menjadi BBM Bersubsidi. PT Pertamina Patra Niaga sebagai operator pun mengaku masih membahas perihal opsi pengalihan tersebut.
Diketahui, wacana Kementerian ESDM itu salah satunya mempertimbangkan emisi gas buang dari BBM dengan kadar RON rendah seperti Pertalite. Pada saat yang sama, Pertalite pun kedepannya akan dibatasi.
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga Irto Ginting mengatakan pihaknya masih membahas poin-poin awal wacana tersebut. Soal Pertamax jadi BBM bersubsidi, dia menyerahkan hal itu merupakan kebijakan pemerintah melalui Kementerian ESDM.
Advertisement
3. Rupiah Menguat Lawan Dolar AS, Sentuh 15.276
Nilai tukar rupiah pada Selasa pagi menguat 0,10 persen atau 16 poin menjadi 15.276 per dolar AS dari sebelumnya 15.292 per dolar AS.
Pengamat Pasar Uang Ariston Tjendra menyatakan penguatan rupiah diiringi indeks saham Asia yang bergerak naik dan nilai tukar regional menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS).