Sukses

Hutama Karya Garap Studi Proyek Terowongan Bawah Laut Jalan Tol IKN

PT Hutama Karya (Persero) dipercaya mengerjakan studi pembangunan terowongan bawah laut untuk tol akses IKN.

 

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah terus menggarap proyek IKN Nusantara yang berada di Kalimantan Timur. Target terdekat, pada 17 Agustus 2024, Presiden Jokowi bisa menggelar upacara bendera di IKN.

Berbagai fasilitas infrastruktur terus dipersiapkan, salah satunya jalan tol. Jalan tol menjadi salah satu akses utama untuk bisa masuk ke IKN Nusantara.

Soal proyek jalan tol ini, PT Hutama Karya (Persero) dipercaya mengerjakan studi pembangunan terowongan bawah laut untuk tol akses IKN.

Direktur Operasi I PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) Agung Fajarwanto menjelaskan, untuk menggarap studi ini, dirinya menggandeng Daewoo Engineering & Construction Co., Ltd (Daewoo).

"Kesepakatan tersebut berisikan antara lain tentang inisiasi proyek Immersed Tunnel (terowongan bawah laut) yang akan dibangun di Jalan Tol Ibu Kota Nusantara (IKN) dengan skema yang akan ditetapkan oleh Pemerintah Indonesia," katanya, Rabu (30/8/2023).

Di Labuan Bajo

Kesepakatan kerja sama dengan Daewoo ini ditandatangani langsung oleh Senior Vice President Overseas Marketing Development Team Daewoo Mr. Seung Han.

MoU rencana pembangunan terowongan bawah laut ini sendiri dilakukan di sela-sela acara Konferensi Jalan Internasional bertajuk Asia Australasia Road Conference 2023 (AARC) pada 24-27 Agustus 2023 di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur (NTT).

 

2 dari 3 halaman

Tentang Asia Australasia Road Conference 2023

Rangkaian kegiatan Asia Australasia Road Conference 2023 (AARC) ini turut dihadiri juga oleh Menteri Pekerjaaan Umum & Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR) Basuki Hadimuljono, Direktur Jenderal Bina Marga Hedy Rahadian, President REAAA Dr. Sung-Hwan Kim, Coordinator of REAAA Business Forum Lydwina Marchiela Wardhani dan Direktur Operasi I PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) Agung Fajarwanto selaku Chairman of 10th REAAA Business Forum.

“Saya percaya bahwa konferensi ini akan memberikan kita wawasan dan pertukaran pengalaman tentang teknologi maju yang dapat meningkatkan efisiensi dalam pembangunan infrastruktur jalan dengan tujuan untuk menghasilkan infrastruktur yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan bagi semua orang,” ujar Menteri Basuki.

Salah satu rangkaian kegiatan yaitu acara “10th REAAA Business Forum” yang diselenggarakan tepat pada hari Jum’at (25/8) dengan tema Implementation of Technology 4.0 to Deliver Sustainable Road Infrastructure yang bertujuan untuk mendukung infrastruktur jalan yang berkelanjutan serta sebagai sarana untuk berbagi pengetahuan untuk memanfaatkan teknologi maju.

Chairman of 10th REAAA Business Forum, Agung Fajarwanto juga menjelaskan, forum ini tidak hanya sebagai momen untuk sharing berbagai peluang dalam menghadapi sejumlah tantangan di era ketidakpastian, namun dapat memperkuat jaringan bisnis khususnya di sektor infrastruktur jalan.

“Tantangan seperti climate change, pertumbuhan populasi hingga urbanisasi dapat kita atasi dengan mengadaptasi teknologi 4.0 untuk meningkatkan pembangunan yang berkelanjutan secara efektif, serta melalui kerja sama internasional yang semakin erat,” ujar Agung Fajarwanto.

3 dari 3 halaman

Dihadiri oleh 1.052 Peserta

Perlu diketahui, AARC 2023 dihadiri oleh 1.052 orang peserta yang berasal dari beberapa negara yakni Thailand, Taiwan, Korea Selatan, Afrika Selatan, Singapura, Filipina, Malaysia, Jepang, China, Australia, Inggris, Kanada dan Kamboja.

Selain mengundang negara anggota REAAA sendiri, acara ini turut mengundang para profesional infrastruktur, baik dari swasta maupun yang terafiliasi dengan negara, para pemangku kepentingan, peneliti, praktisi, LSM, hingga perbankan.

Keterlibatan unsur multisektor ini ditujukan agar seluruh rangkaian acara dapat menjadi titik temu dari seluruh unsur terkait, berbagi ilmu, serta praktik terbaik yang bisa diadaptasi oleh tiap negara anggota REAAA, termasuk Indonesia.

REAAA sendiri merupakan Asosiasi Pengembang Jalan Asia dan Australasia yang dibentuk dengan tujuan untuk memajukan disiplin keilmuan dan praktik pembangunan jalan di wilayah Asia Pasifik, termasuk memperkuat kemampuan profesional dan membangun jaringan bisnis antar negara-negara di kawasan tersebut. Didirikan pertama kali di Malaysia pada tahun 1973.

Adapun pemilihan Labuan Bajo sebagai tempat perhelatan ini karena merupakan salah satu Destinasi Super Prioritas, sehingga berdampak pada semakin dikenalnya keindahan pariwisata Indonesia di kancah dunia.

Video Terkini