Liputan6.com, Jakarta Harga minyak naik pada perdagangan Rabu (Kamis waktu Jakarta) karena data pemerintah AS menunjukkan pasokan minyak mentah lebih sedikit dari perkiraan. Sementara kekhawatiran terhadap perekonomian Tiongkok membatasi kenaikan harga minyak.
Dikutip dari CNBC, Kamis (31/8/2023), harga minyak mentah berjangka Brent untuk bulan Oktober naik 37 sen menjadi USD 85,86 per barel. Kontrak Oktober berakhir pada hari Kamis dan kontrak November yang lebih aktif naik 33 sen menjadi USD 85,21.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS naik 47 sen menjadi USD 81,63.
Advertisement
Pada hari Selasa, kedua patokan harga minyak dunia tersebut menguat lebih dari satu dolar karena melemahnya dolar AS setelah data pekerjaan yang lemah mengurangi kemungkinan kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Persediaan minyak mentah AS turun 10,6 juta barel pada minggu lalu menjadi 422,9 juta barel, menurut data Badan Informasi Energi (EIA) pada hari Rabu. Analis dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan penurunan sebesar 3,3 juta barel.
Pasokan produk bensin motor jadi, yang mewakili permintaan BBM berada pada sekitar 9,1 juta barel per hari.
“Saya memperkirakan (permintaan bensin) akan turun drastis dari sini,” kata John Kilduff dari Again Capital.
Permintaan BBM
Hal ini karena permintaan bensin biasanya mencapai puncaknya pada musim mengemudi di musim panas.
Investor terus memantau Badai Idalia, yang terjadi sebagai badai Kategori 3 pada Rabu pagi di wilayah Florida di mana garis utaranya melengkung ke semenanjung. Pada tengah hari, badai tersebut mendekati tenggara Georgia sebagai badai Kategori 1.
Di tempat lain, para analis memperkirakan Arab Saudi, eksportir minyak terbesar di dunia, akan memperpanjang pengurangan produksi secara sukarela hingga bulan Oktober, sehingga menjaga pasokan minyak tetap terbatas.
Berdasarkan ekspektasi tersebut, sumber penyulingan yang disurvei oleh Reuters memperkirakan bahwa harga jual resmi Arab Saudi untuk semua jenis minyak mentah yang dijual ke Asia pada bulan Oktober akan dinaikkan ke level tertinggi tahun ini.
Ekspor Minyak Gabon
Sementara itu, militer mengambil alih kekuasaan di Gabon pada hari Rabu, yang dapat mengurangi pasokan minyak mentah negara tersebut dan semakin memperketat pasar. Gabon mengekspor rata-rata bulanan sebesar 160.000 barel per hari ke Asia dari Mei hingga Juli, menurut data pelacakan kapal Kpler.
Namun, kenaikan harga minyak dibatasi oleh kekhawatiran atas situasi ekonomi yang beragam di Tiongkok, importir minyak terbesar di dunia.
Pabrik penyulingan Tiongkok siap untuk meningkatkan ekspor solar pada bulan September hingga lebih dari 1 juta metrik ton, yang diperoleh dari keuntunga penjualan di luar negeri dan karena mereka berharap untuk menerima lebih banyak kuota ekspor dari Beijing, kata para pedagang dan analis.
Advertisement
Eksportir Minyak
“Interpretasi pasar adalah jika mereka mengekspor produk sebanyak ini maka perekonomian Tiongkok tidak akan berjalan baik,” kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.
Meskipun terjadi pengurangan produksi dari Arab Saudi, Rusia dan negara-negara lain, eksportir lain seperti Venezuela dan Iran mengisi sebagian kesenjangan tersebut, kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.
“Kekhawatiran permintaan yang sedang berlangsung dapat mencegah pergerakan harga yang berkelanjutan di atas USD 90,” katanya.