Liputan6.com, Jakarta PT PLN Energi Primer Indonesia (PLN EPI) menyebut transisi energi dan pembangunan negara menjadi tantangan yang perlu dijawab oleh para insinyur muda Indonesia. Oleg sebab itu para anak muda diharapkan bisa memberikan kontribusi lebih dalam pembangunan.
Direktur Utama PLN EPI Iwan Agung Firstantara mengatakan, dalam melakukan pertumbuhan ekonomi tak lepas dari masifnya pembangunan. Peran insinyur menjadi sangat krusial pada pertumbuhan ekonomi.
Baca Juga
Untuk itu, Iwan menilai insinyur muda hari ini perlu memiliki jiwa kebangsaan yang tinggi serta menjalankan etika insinyur serta meningkatkan kemampuan diri.
Advertisement
"Insinyur memiliki peran penting dalam mengembangkan teknologi bersih yang dapat membantu menjaga kelestarian lingkungan," kata Iwan, di Jakarta, Kamis (31/8/2023).
PLN EPI sendiri kata Iwan memiliki peran penting dalam menjaga rantai pasok energi bahan baku pembangkit. Praktik menjaga rantai pasok, tak lepas dari peran insinyur. Menjadi salah satu insinyur asal UGM, Iwan mendorong penuh keterlibatan anak muda untuk bisa membangun bangsa.
"PLN telah membentuk 4 Sub-holding salah satunya PLN EPI dengan peran utama sebagai penyedia energi primer untuk pemenuhan kebutuhan pembangkit tenaga listrik serta mengkonsolidasikan proses pengadaan & logistik, pencarian sumber energi primer, pengembangan ekosistem resilient dan rantai pasok yang kuat," tegas Iwan.
Iwan bercerita bahwa beberapa proyek PLN merupakan hasil besutan dirinya dan tim. Seperti misalnya mengembangkan teknologi PLTU Ultra Super Critical Jawa 7. Lewat latar belakang keilmuan, PLN mampu membuat PLTU yang efisien dan ramah lingkungan.
Proyek ini melibatkan lebih dari 3.000 tenaga kerja dengan lebih dari 20 perusahaan mitra dengan nilai investasi sebesar Rp 27,5 Triliun.
Â
PLTS Terapung Cirata
PLTS Terapung Cirata juga salah satu buah karya terbaik. PLTS yang terpasang di Waduk Cirata, Purwakarta, Provinsi Jawa Barat ini merupakan proyek Independent Power Producer (IPP), kerja sama PT PJBI dan MASDAR (UAE), anak usaha dari Mubadala Investment Company, perusahaan investasi yang dimiliki oleh Pemerintah UAE. Dengan investasi senilai USD 129 juta, PLTS terapung ini diproyeksikan memproduksi listrik sebesar 250 GWh per tahun.
Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah di Indonesia, Iwan mengatakan masa depan ketahanan energi Indonesia berada di pundak para insinyur muda saat ini.
"Menjadi pribadi yang terus mau belajar dan memiliki nasionalisme yang tinggi penting dimiliki oleh insan muda saat ini. Masa depan bangsa ada di pundak generasi muda," tegas Iwan.
Advertisement
Pemerintah Siapkan 2 Strategi Pensiun Dini PLTU Batu Bara
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut dua pendekatan yang akan digunakan dalam mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik tenaga uap, atau PLTU batu bara.
Menurut rencana, kata Airlangga, program pensiun dini PLTU batu bara bisa melalui pendekatan teknologi, dan kedua dengan skema menurunkan secara bertahap (phase down).
"Phasing down tentu yang sudah tua. Kan ada beda teknologi, ada yang super critical, ada PLTU-PLTU yang sudah beroperasi puluhan tahun," ujar Menko Airlangga di Shangri La Hotel Jakarta, Kamis (24/8/2023).Selain itu, ia juga masih menaruh harapan terhadap sokongan dana dari Just Energy Transition Partnership (JETP) untuk mempensiunkan PLTU batu bara. "Dan sudah ada program melalui JETP yang akan menukar hydropower dengan PLTU," imbuhnya.
Pendanaan Masih Belum Jelas
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan, sokongan dana untuk mempensiunkan PLTTU batu bara dari kemitraan JETP masih belum jelas.
Adapun komitmen dana yang dihimpun dalam rencana investasi komprehensif (CIP) JETP untuk pensiun dini PLTU batu bara nilainya mencapai USD 20 miliar, atau setara Rp 305,8 triliun (kurs Rp 15.290 per dolar AS).
Luhut menyayangkan ketidakjelasan itu. Pasalnya, pemerintah telah menyiapkan PLTU batu bara yang siap dipensiunkan lebih cepat dalam program JETP.
"Saya kira ada satu PLTU yang sudah mau segera kita kerjakan. Tapi kan kita nunggu uangnya dari konsorsium, sampai sekarang uangnya belum jelas," kata Luhut di Kantornya, Jakarta beberapa waktu lalu.
Â
Indonesia Mundur
Menurut dia, Indonesia seakan dipersepsikan mundur dalam menerima program pendanaan dari kelompok negara-negara kaya yang tergabung dalam International Partners Group (IPG), seperti Inggris, Amerika Serikat dan Uni Eropa.
"Justru itu kita malah diberitakan kita yang mundur, padahal dari mereka yang enggak jelas," ujar Luhut.
Padahal sebelumnya, rencana investasi komprehensif (CIP) untuk program pendanaan Just Energy Transition Partnership Investment (JETP) bisa dipublikasikan pada 16 Agustus 2023.
Adapun dokumen CIPP akan memuat informasi teknis, pendanaan, kebijakan serta sosio ekonomi mengenai investasi transisi energi di sektor ketenagalistrikan hingga 2030, yang akan melandasi implementasi kemitraan USD 20 miliar di bawah JETP Indonesia.
Â
Advertisement