Sukses

Pelita Air Jadi Anak Usaha Garuda Indonesia Mulai 2024

Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan nantinya Pelita Air akan masuk dalam Garuda Indonesia Group bersading dengan Citilink sebagai anak usaha.

Liputan6.com, Jakarta Menteri BUMN Erick Thohir buka-bukaan soal rencana penggabungan maskapai pelat merah. Nantinya, Pelita Air akan masuk dalam Garuda Indonesia Group bersading dengan Citilink sebagai anak usaha.

Erick Thohir mengatakan nantinya pasar premium tetap diambil oleh Garuda Indonesia. Sementara, yang lainnya akan digarap oleh Citilink dan Pelita Air. Proses penggabungan juga, kata dia, masih mengaca pada pembukuan masing-masing entitas.

"Nanti Tergantung sama masing-maing pembukuan dong kan nanti garuda tetap di premium lalu Citilink sama pelita merger," ujar dia saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Awak 2024

Dia menargetkan proses penggabungan ini akan rampung di akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024 mendatang.

"Tapi kita liat pembukuannya seperti apa perlu proses lah kalau tahun ini ya tahun ini. Kalau enggak ya mungkin awal tahun depan," kata dia.

Diketahui, saat ini Citilink menggarap pasar Low Cost Carrier (LCC), dan Pelita Air menyasar pasar medium. Konsep ini juga yang akan diterapkan ketika Pelita Air ada dalam ekosistem Garuda Indonesia Group.

"Dua maskapai dengan target market yang berbeda," ungkap dia.

 

2 dari 4 halaman

Baru Tahap Awal

Erick Thohir menyebut, proses penggabungan ini masih dalam tahap awal. Untuk mengejar target rampung di akhir tahun ini atau awal tahun depan, masih diperlukan sejumlah tahapan.

"Baru 30 persen, kan nanti harus dipaparin FGD dulu sama Komisi VI," urainya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengamini rencana Erick Thohir. Dia mengungkap nantinya Pelita Air dan Citilink berada di bawah Garuda Indonesia.

"Jadi satu grup kan Garuda di atas, Citilink dan Pelita di bawah," kata dia.

 

3 dari 4 halaman

Tekan Biaya Logistik

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir akan melakukan aksi penggabungan maskapai pelat merah, yakni Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air. Langkah merger maskapai penerbangan ini jadi kelanjutan program efisiensi yang dilakukan Kementerian BUMN, setelah sebelumnya dilakukan terhadap Pelindo pada 2021 silam.

Staf Khusus III Menteri BUMN Arya Sinulingga meyakini, aksi merger Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air bakal menekan ongkos logistik (logistic cost). Sebab, penggabungan ketiganya bakal memperbanyak jumlah pesawat dan rute penerbangan di bawah payung perusahaan pelat merah.

"Iya, dengan sendirinya (biaya logistik turun). Kan dengan manajemen seperti itu dia bisa ngatur semuanya. Biar simpel, BUMN ini jangan kebanyakan alur-alur. Jadi satu industri aja deh yang nanganin. Kan itu juga bukan kecil, itu besar juga, sayang aja kalau enggak satu," jelasnya di Kementerian BUMN, Jakarta, Rabu (23/8/2023).

Adapun Citilink sebenarnya sudah menjadi bagian dari Garuda Indonesia Group, dengan komposisi kepemilikan saham 67 persen PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk dan 33 persen PT Aerowisata.

Namun untuk Pelita Air, Arya menambahkan, Garuda Indonesia masih harus bernegosiasi dulu dengan PT Pertamina (Persero) selaku induk usaha. Termasuk untuk pembagian rute penerbangan.

"Tinggal nego Garuda dan pemilik Pelita hitung-hitungannya gimana. Kalau gini kan nanti antar mereka jalur-jalurnya bisa diatur. Kalau enggak sekarang kan jalurnya numpuk-numpuk antar Garuda, Pelita dan Citilink. Nanti dilihat cocoknya gimana," ungkapnya.

 

4 dari 4 halaman

Belum Dipastikan

Kendati begitu, kata Arya, Kementerian BUMN belum memastikan bagaimana proses inbreng antara ketiga maskapai pelat merah tersebut.

"Belum tahu. Apakah inbreng-nya ke Garuda, apakah ke Citilink, kan kita enggak tahu. Apakah dia seperti subholding, kan kita enggak tahu juga. Masih dikaji," imbuh dia.

Senada, Arya juga belum bisa membocorkan kapan proses merger Garuda Indonesia, Citilink dan Pelita Air akan rampung. Ia hanya bisa berharap itu terealisasi sesegera mungkin.

"Kami kan selalu pinginnya cepat, biar selesai kerjaannya. Ngurusin perusahaan enggak segampang itu, harus dihitung semua konsekuensi hukumnya, dan lain-lain. Yang pasti kami akan setiap langkah prioritas karyawan pasti dipikirkan yang terbaik," tuturnya.

"Pokoknya untuk satu industri, satu pengelolaan. Sekarang kita udah punya tiga, ada Garuda, Citilink, Pelita Air. Jadi cukup satu management lah untuk mengelola semua, walaupun nanti terbagi-bagi," pungkas Arya.

Video Terkini