Sukses

Pelita Air Gabung Garuda Indonesia, Erick Thohir Sebut Harga Tiket Bisa Turun

Menteri BUMN Erick Thohir buka-bukaan soal rencana penggabungan maskapai pelat merah. Nantinya, Citilink sebagai anak usaha Garuda Indonesia akan di-merger dengan Pelita Air.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir membuka kemungkinan harga tiket pesawat akan turun seraya bergabungnya Pelita Air ke dalam Garuda Indonesia Group. Hal ini bisa tercapai ketika jumlah pesawat yang beroperasi di Indonesia bertambah.

Erick mengatakan, skema penggabungan tiga maskapai pelat merah nantinya, Pelita Air dan Citilink akan dilebur. Salah satu dampak penggabungannya diharapkan mampu mempengaruhi frekuensi penerbangan domestik.

"Garuda tetap, Citilink dan Pelita yang kita lebur. Ini tidak akan kanibal karena akan saling melengkapi dengan target market-nya masing-masing seperti yang ada di swasta," ujar dia dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI, DPR RI, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

Terkait pengaruhnya terhadap harga tiket, Erick membuka kemungkinan penggabungan akan menurunkan harga. Hanya saja, masih membutuhkan waktu agae terjadi penambahan jumlah pesawat kedepannya.

Menurut data yang dikantonginya, saat ini maskapai pelat merah baru mengoperasikan 140 pesawat. Sementara, Garuda Indonesia dulunya pernah mengoperasikan 170 pesawat.

"Ya kembali gak bisa cepat. Kalau jumlah pesawatnya nambah, kompetisinya terbuka, ya tiketnya menurun. Hari ini kan terjadi kita hanya bisa kontrol 35 persen, 65 persen swasta (porsi pasar)," jelasnya usai rapat.

Untuk mengejar jumlah pesawat menjadi 170, Erick membutuhkan waktu setidaknya hingga 2026 mendatang. "Ya kalau didorong jadi 170 ya paling 2026, jadi lambat sekali," kata dia.

 

2 dari 4 halaman

Citilink Merger dengan Pelita Air

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir buka-bukaan soal rencana penggabungan maskapai pelat merah. Nantinya, Citilink sebagai anak usaha Garuda Indonesia akan di-merger dengan Pelita Air.

Erick mengatakan nantinya pasar premium tetap diambil oleh Garuda Indonesia. Sementara, yang lainnya akan digarap oleh Citilink dan Pelita Air. Proses penggabungan juga, kata dia, masih mengaca pada pembukuan masing-masing entitas.

"Nanti tergantung sama masing-maing pembukuan dong kan nanti garuda tetap di premium lalu citilink sama pelita merger," ujar dia saat ditemui di Gedung DPR RI, Jakarta, Kamis (31/8/2023).

 

3 dari 4 halaman

Rampung Akhir Tahun

Dia menargetkan proses penggabungan ini akan rampung di akhir tahun 2023 atau awal tahun 2024 mendatang.

"Tapi kita liat pembukuannya seperti apa perlu proses lah kalau tahun ini ya tahun ini. Kalau enggak ya mungkin awal tahun depan," kata dia.

Diketahui, saat ini Citilink menggarap pasar Low Cost Carrier (LCC), dan Pelita Air menyasar pasar ekonomi premium. Konsep ini juga yang akan diterapkan ketika Pelita Air ada dalam ekosistem Garuda Indonesia Group.

"Dua maskapai dengan target market yang berbeda," ungkap dia.

 

4 dari 4 halaman

Baru Tahap Awal

Erick Thohir menyebut, proses penggabungan ini masih dalam tahap awal. Untuk mengejar target rampung di akhir tahun ini atau awal tahun depan, masih diperlukan sejumlah tahapan.

"Baru 30 persen, kan nanti harus dipaparin FGD dulu sama Komisi VI," urainya.

Pada kesempatan yang sama, Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengamini rencana Erick Thohir. Dia mengungkap nantinya Pelita Air dan Citilink berada di bawah Garuda Indonesia.

"Jadi satu grup kan Garuda di atas, Citilink dan Pelita di bawah," kata dia.