Sukses

Nilai Tukar Rupiah Melemah ke 15.238 per Dolar AS, Ini Penyebabnya

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tak mampu mempertahankan kekuatannya dan harus tertekan pada perdagangan jelang akhir pekan ini. Rupiah melemah dipengaruhi sentimen dari luar negeri.

Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tak mampu mempertahankan kekuatannya dan harus tertekan pada perdagangan jelang akhir pekan ini. Rupiah melemah dipengaruhi sentimen dari luar negeri.

Pada Jumat (1/9/2023), nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta melemah 0,05 persen atau 8 poin menjadi 15.238 per dolar AS dari sebelumnya 15.230 per dolar AS.

Ekonom senior PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Arya Wisnubroto menjelaskan, pelemahan rupiah dipengaruhi data consumer spending Amerika Serikat (AS) yang cukup baik sehingga menopang pergerakan dolar AS.

“Hari ini (rupiah) mungkin agak sedikit tertekan karena dari globalnya dolar AS sedikit rebound. Data consumer spending Amerika cukup baik, menopang pergerakan dolar AS,” ujar dia dikutip dari Antara. 

Data Personal Consumption Expenditure (PCE) AS dikatakan meningkat menjadi 0,8 persen pada Juli 2023 secara month to month (MoM), lebih tinggi dari ekspektasi sebesar 0,7 persen.

Meninjau sentimen dari dalam negeri, pasar disebut menunggu data inflasi yang akan diumumkan pada hari ini.

“Kami perkirakan inflasi akan sedikit mengalami kenaikan di bulan Agustus 2023 dibanding Juli 2023. Kami perkirakan naik menjadi 3,37 persen year on year (YoY),” ungkap Rully.

Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), karena data PCE AS terangkat kembali terhadap data yang lemah awal pekan ini.

Menurut Departemen Perdagangan AS, belanja konsumen yang menyumbang lebih dari dua pertiga aktivitas ekonomi AS meningkat 0,8 persen bulan Juli 2023, sehingga mencapai tingkat tertinggi dalam setengah tahun terakhir.

Indeks PCE menunjukkan bahwa harga meningkat 0,2 persen secara bulanan dan 3,3 persen secara tahunan. Indeks PCE inti, yang tidak termasuk makanan dan energi, menunjukkan harga meningkat 0,2 persen dari bulan sebelumnya dan 4,2 persen untuk 12 bulan yang berakhir pada Juli. Hal ini sesuai dengan ekspektasi para ekonom.

Selain itu, jumlah orang AS yang mengajukan tunjangan pengangguran turun 4 ribu menjadi 228 ribu pada pekan yang berakhir 26 Agustus 2023. Rata-rata pergerakan klaim dalam empat minggu meningkat sebesar 250 menjadi 237.500.

2 dari 3 halaman

Jaga Rupiah, BI Terbitkan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia 15 September 2023

Sebelumnya, Kepala Departemen Pendalaman Pasar Keuangan Bank Indonesia (BI) Dony Hutabarat, menjelaskan bahwa Bank Indonesia akan menerbitkan instrumen moneter baru yaitu Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Ia berharap dengan penerbitan SRBI ini bisa menjaga stabilitas nilai tukar rupiah.

SRBI akan mulai diimplementasikan pada 15 September 2023 sebagai instrumen operasi moneter rupiah kontraksi.

Dony mengungkapkan, terdapat fitur menarik dalam SRBI, yaitu sebagai instrumen rupiah yang kredibel yang bisa diperdagangkan tidak hanya kepada pelaku domestik melainkan juga bisa diperdagangkan kepada investor asing.

"Jadi, ini juga sekaligus mendorong inflow (uang) yang masuk ke Indonesia, sehingga harapan kita bisa menjaga stabilitas nilai tukar," kata Dony dalam Konferensi Pers Taklimat media SRBI di kantor Bank Indonesia, Senin (28/8/2023).

Adapun SRBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek dengan menggunakan underlying asset berupa Surat Berharga Negara (SBN) milik Bank Indonesia.

Pada tahap awal, SRBI akan diterbitkan pada tenor 6, 9 dan 12 bulan (setelmen T+0) dengan jadwal dan hasil lelang yang akan diumumkan di website Bank Indonesia.

 

3 dari 3 halaman

Operasi Pasar Terbuka

Penerbitan SRBI dilakukan melalui lelang dengan bank umum yang menjadi peserta operasi pasar terbuka (OPT) konvensional dan SRBI dapat dipindahtangankan atau ditransaksikan di pasar sekunder.

Pada pasar perdana, SRBI hanya dapat dibeli oleh bank umum yang menjadi peserta OPT konvensional baik secara langsung atau melalui lembaga perantara. Selanjutnya di pasar sekunder, SRBI dapat dipindahtangankan dan dimiliki oleh non-bank (penduduk atau bukan penduduk).

Lebih lanjut, Dony menyebut tujuan diterbitkan SRBI ini dalah satunya untuk mendorong pendalaman pasar uang. Lantaran, saat ini beberapa instrumen pasar uang mengalami penurunan.

"Kenapa perlu didorong pendalaman pasar uang? kita melihat pasar uang kita saat ini ada beberapa instrumen yang menurun terus yang sifatnya kredibel. Nah, oleh karena itu Bank Indonesia meminta bahwa kita harus membuat sebuah instrumen yang bisa diperdagangkan di pasar yang bisa menjadi solusi," pungkasnya.

 

Video Terkini