Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan Rancangan Undang-Undang (RUU) BUMN bisa rampung September 2023, bulan ini. Menurutnya ini bisa jadi landasan penguat untuk menjawab tantangan di lingkungan perusahaan pelat merah.
Menurut Erick, RUU BUMN bisa jadi koridor kerja bagi penugasan-penugasan negara kepada BUMN. Harapannya, penugasan itu bisa berjalan optimal dengan landasan aturan yang jelas.
Baca Juga
"BUMN ini melayani banyak kementerian dan ini lah kenapa salah satu programnya, mudah-mudahan, saya tidak tahu apakah September ini bisa goal yaitu mengenai RUU," kata Erick Thohir dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, ditulis Jumat (1/9/2023).
Advertisement
Guna mempercepat proses, dia berharap Komisi VI bisa berkoordinasi dengan komisi lain di DPR RI. Dia mengungkap, lingkup RUU BUMN nanti memuat aturan perlu adanya perjanjian menteri-menteri soal penugasan BUMN.
"Salah satu yang kita dorong di RUU BUMN itu bagaimana penugasan harus disinkronisasikan sejak awal antara menteri yang menugaskan, Menkeu, Menteri BUMN dan terus diawasi Komisi VI," ungkapnya.
Harapannya, penugasan negara ke perusahaan pelat merah nantinya bisa menjadi lebih jelas. Hal ini didorong juga dengan adanya kesepakatan antar menteri secara tertulis yang berkaitan dengan penugasan BUMN.
"Program lima tahunan pemerintahan berikutnya hanya bisa dikoreksi kalau ada intervensi langsung oleh presiden," ucapnya.
"Bukan intervensi masing-masing kementerian yang tentu kadang-kadang tidak menyelesaikan isu yang namanya PSN untuk menjaga pertumbuhan ekonomi kita tetapi bagaimana juga memastikan pelayanan kepada masyarakat kita," sambung Erick Thohir.
Â
Atur Penyertaan Modal Negara
Lebih lanjut, dia menjelaskan RUU BUMN juga mencakup aturan pemberian penyertaan modal negara (PMN) yang terkadang menjadi polemik. Padahal, Erick mencatat ada sisi positif dari sumbangan dividen yang diberikan BUMN.
"Seakan-akan hanya disuntik terus tapi dividennya tidak dicatat. Bicara dunia usaha itu biasanya 70 persen utang, modalnya 30 persen, kalau ini sudah jelas, modalnya 65 persen, utang hanya 35 persen persen," bebernya.
Erick mengungkap tak semua BUMN mencatatkan kinerja positif. Untuk itu, langkah pembubaran hingga restrukturisasi menjadi langkah yang diambil.
Â
Advertisement
Bakal Tutup Anak-Cucu BUMN
Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengungkap kelanjutan proses bersih-bersih perusahaan pelat merah. Terbaru, dia berencana menutup sejumlah anak-cucu usaha BUMN dalam waktu dekat.
Rencana ini berdasar pada pengakuannya soal masih adanya perusahaan pelat merah dalam kondisi yang kurang sehat. Bahkan, dia telah melakukan pemetaan bagi BUMN yang sehat, sakit, hingga yang tak bisa diselamatkan.
"Saya tutup 133 anak-cucu (BUMN), jadi mungkin nanti, Pak Wamen, bulan depan kita tutup lagi," ungkapnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, di Jakarta, Kamis (31/8/2023).
"Kalau memang BUMN yang melahirkan anak-cucu tanpa izin atau pun BUMN yang punya anak cucu tapi menggerogoti filosofi kebersamaan kita bahwa BUMN bukan menara gading, tapi BUMN ekosistem membangun kebersamaan di tengah ekonomi kita yang terbuka bersama swasta, UMKM atau investasi," sambungnya.
Â
Restrukturisasi
Masih sejalan dengan upaya menyehatkan perusahaan pelat merah, Erick mengungkap keberhasilan dari restrukturisasi. Berbeda dengan penutupan atau pembubaran perusahaan, upaya ini diambil untuk menyelamatkan perusahaan pelat merah.
"Kalau kita lihat restruk Garuda yang waktu itu polemiknya sangat berat, tidak hanya ada kasus korupsi, tetapi juga bagaimana pada saat covid dan hari ini Garuda kita lihat laba sebelum pajak dan lain-lain sudah mencapai Rp 3 triliun, artinya Garuda sudah di arahnya yang benar," bebernya.
Tak cuma itu, dia mengungkap kesuksesan restrukturisasi PT Perkebunan Nusantara (PTPN) yang menanggung utang puluhan triliun. Namun, hasil restrukturisasi dinilai sudah bisa memberikan dampak positif.
"Hari ini PTPN terbukti bisa kontribusi angka yang luar biasa untuk juga next menjadi program pemerintah industrialisasi pangan. Karena turunan dari pangan itu banyak sekali, apakah menjadi biofuel atau menjadi hal-hal yang lain," urainya.
Advertisement