Sukses

AS vs China, Siapa Terbanyak Investasi di ASEAN?

China, mengejar ketertinggalannya dari Amerika Serikat (AS) dengan berinvestasi lebih merata di seluruh ASEAN.

Liputan6.com, Jakarta Founder dan Ketua Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI), Dino Patti Djalal mengungkapkan bahwa ia memprediksi persaingan politik dan ekonomi antara Amerika Serikat dan China akan tetap bertahan dan menjadi hal yang semi permanen di perbatasan Indo-Pasifik.

"Ada persaingan) tentang perubahan iklim juga. Ya, memang ada pembicaraan antara kedua belah pihak mengenai kerja sama, namun jelas masih jauh dari memuaskan," kata Dino Patti Djalal dalam sesi diskusi ASEAN Business & Invesment Summit ke 2 di Sultan Hotel, Jakarta Senin (4/9/2023).

"Jadi menurut saya, ASEAN melihat AS dan China bersaing, tapi lebih baik bekerja sama," ungkapnya.

Menurut Dino, untuk ASEAN, hal yang paling penting adalah keterlibatan AS dan China memberi nilai tambah bagi kawasan Asia Tenggara.

"Kita (ASEAN) menyukai keduanya. Kita suka Washington, kita suka Beijing, bukan? Dan kita tidak ingin memihak satu sama lain," ujar dia.

"Namun hal yang paling penting adalah siapa yang dapat memberi nilai tambah bagi kawasan dan kita adalah pihak yang mengambil harga (price taker). Benar? Kalau yang satu memberi nilai lebih pada yang lain, kita ambil itu, kan. Dan itulah nama permainannya," jelas dia.

Tetapi Dino mengakui, China telah melakukan kerja sama perdagangan yang jauh lebih baik dibandingkan AS di Asia Tenggara.

Perdagangan

"Kini perdagangan AS-Indonesia bernilai sekitar USD 30 miliar, sedangkan perdagangan Indonesia-China sekitar USD 150 miliar dan diprediksi masih bisa berlipat ganda 10 kali lebih besar," Dino menyoroti.

"Jadi AS benar-benar perlu mengejar ketinggalan. Mengenai investasi, saya tahu Amerika adalah investor terbesar di Asia Tenggara tetapi investasi itu bahkan kurang meluas. Kebanyakan lewat Singapura kan?," sebutnya.

Sedangkan China, mengejar ketertinggalannya dengan berinvestasi lebih merata di seluruh Asia Tenggara.

2 dari 4 halaman

KTT ASEAN Jakarta 2023, Indonesia Dapat Apa?

 Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia, Arsjad Rasjid mengungkapkan arti penting dalam keketuaan Indonesia pada KTT ASEAN Jakarta 2023 ini, termasuk ASEAN Business Advisory Council (ASEAN-BAC).

"Yang kita yang kita ingin tunjukkan pada dunia, apa sih yang kita harus fokus saat ini? Kalau soal politik boleh kita bicara, tapi ekonomi menjadi kunci (isu utama). Kenapa? Karena ekonomi berhubungan dengan kesejahteraan, tentang berbagi kesejahteraan yang bersama sama (antara negara ASEAN)," kata Arsjad kepada wartawan usai menghadiri ASEAN Business & Invesment Summit ke 2 di Sultan Hotel, Jakarta Senin (4/9/2023).

Arsjad pun menyoroti nilai tambah dari bonus demografi Indonesia sebagai sebuah negara yang mempunyai 265 juta jiwa penduduk.

" Indonesia juga merupakan salah satu founder ASEAN dari awal, juga mempunyai sumber daya alam, sumber daya manusia, dan demokrasi" ujarnya.

"Jadi ini (untuk) mendorong semua negara di Asia juga melihat (potensi) kita," katanya.

Namun, Arsjad mengungkapkan, keketuaan Indonesia dalam KTT ASEAN tahun ini mencetak sejarah. Karena untuk pertama kalinya tahun ini, Indonesia memberikan kesempatan kepada berbagai pihak di komunitas bisnis, yaitu pengusaha, swasta, dan organisasi ekonomi untuk ikut berkolaborasi dalam memajukan roda perekomonian ASEAN.

"Selama ini hanya pemerintah (yang terlibat) dari mulai lahirnya ASEAN. Baru tahun ini dalam keketuaan Indonesia, kita membuat yang namanya ASEAN Cooperator. Atau yang kita namakan public partnership yang nyata," ungkapnya.

"Makanya waktu dalam pertemuan kemarin dengan para pemimpin perusahaan dan pengusaha dari berbagai negara anggota, akan diadopsi join komite Aantara pemerintah dan pihak swasta. Nah ini akan membuat sejarah," beber Arsjad.

3 dari 4 halaman

KTT ASEAN 2023: Ini 7 Inisiatif Legacy Project Bakal Dibangun Indonesia

Sebelumnya, Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia meluncurkan ASEAN-BAC Indonesia’s Chairmanship Legacy Projects, pada Senin 4 September 2023.

Ketua Umum KADIN Indonesia Arsjad Rasjid mengatakan, bahwa Legacy Project yang ini terdiri dari 7 inisiatif yang menekan lima prioritas ekonomi utama pada keketuaan Indonesia dalam ASEAN-BAC yaitu Peace, Prosperity, People, Planet, dan Partnership.

"Proyek-proyek tersebut mencakup lima agenda prioritas kebijakan yang kami garis bawahi selama kepemimpinan (Indonesia di ASEAN) tahun ini, mulai dari pemberdayaan UMKM yang menghubungkan masyarakat secara visual, memastikan ketahanan pangan, dan Ketahanan Kesehatan," kata Arsjad dalam acara ASEAN Business & Invesment Summit ke 2 di Sultan Hotel, Jakarta Senin (4/9/2023).

"(Salah satu dari inisiatif) juga diharapkan dapat mendekarbonisasi perekonomian dan investasi kita, serta memperlancar perdagangan dengan negara-negara ASEAN," ucapnya.

7 inisiatif itu adalah ASEAN QR Code, Marketplace Lending Platform, Wiki Entrepreneur, ASEAN Net Zero Hub, Carbon Centre of Excellence, ASEAN One Shot Campaign, Inclusive Closed-Loop Model for Agricultural Products, dan ASEAN Business Entity.

Legacy Lead of ASEAN QR Code, Pandu Sjahrir menyoroti 6 negara ASEAN termasuk Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam yang telah bersatu untuk berkolaborasi dalam pembayaran lintas batas ASEAN menggunakan teknologi kode QR.

Pandu membeberkan contoh, fase percontoha pembayaran QR lintas batas di Indonesia Thailand diluncurkan pada 17 Agustus 2021, dan telah berjalan dengan sukses sejak saat itu.

Ada juga QR lintas batas Indonesia Malaysia yang mengikuti jejak tersebut, dengan penggunaan komersial dimulai di 2023 ini. "Kemajuan kami dalam pembayaran lintas batas merupakan lompatan maju yang signifikan dalam komitmen kami terhadap kerja sama dan integrasi ekonomi regional," tutur Pandu.

 

4 dari 4 halaman

Rencana ke Seluruh ASEAN

Terkait proyek Wiki Entrepreneur, Aldi Haryopratomo, Legacy Lead of Wiki Entrepreneur mengungkapkan bahwa pihaknya berencana menerapkan platform ini di seluruh ASEAN.

"Untuk itu seluruh informasi yang dikumpulkan dapat diakses dalam bahasa Thailand, Vietnam, Tagalog dan bahasa di negara ASEAN lainnya. Kami berharap dapat bekerja sama dengan organisasi Anda sehingga UMKM ASEAN lainnya dapat mendunia," bebernya.

Legacy Lead of ASEAN Net Zero Hub and Carbon Centre of Excellence, Dharsono Hartono, mengatakan bahwa ia turut bangga mengumumkan meluncurkan Aliansi ASEAN di pasar karbon atau ACM.

"ASEAN Net Zero Hub bertujuan untuk memainkan peran penting dalam mendorong kolaborasi dan koordinasi di antara beragam pemangku kepentingan dan memungkinkan upaya serta strategi menuju tujuan bersama untuk mencapai emisi nol bersih," imbuh Dharsono.

 Â