Sukses

Miliarder Sekutu Presiden Ukraina Ditahan karena Dugaan Pencucian Uang

Pengadilan di Kiev telah memerintahkan penahanan miliarder Ukraina Ihor Kolomoisky, yang sebelumnya dekat dengan presiden Volodymyr Zelenskyy karena dicurigai melakukan penipuan dan pencucian uang.

Liputan6.com, Jakarta - Ihor Kolomoisky adalah target terbaru dari upaya antikorupsi di yang sedang dijalankan oleh Ukraina. Pengadilan Kiev yang merupakan ibu kota Ukraina telah memerintahkan penahanan miliarder Ihor Kolomoisky ini. Ia dicurigai melakukan penipuan dan pencucian uang.

Diketahui, orang kaya Ukraina ini dikenal dekat dengan Presiden Volodymyr Zelenskyy.

Dikutip dari euronews, Senin (11/9/2023), media lokal melaporkan bahwa pada Minggu 3 September 2023, taipan berusia 60 tahun itu akan ditahan selama dua bulan.

Kolomosiky datang pada Sabtu malam 2 September 2023 ke pihak yang berwajib dengan menggunakan kaos kuning dan jaket biru, warna dari bendera Ukraina.

Radio Svoboda melaporkan, di akhir persidangannya, pengadilan memutuskan untuk mengambil “tindakan pencegahan” dengan memerintahkan penahanan Kolomoisky selama dua bulan dan memberikan jaminan lebih dari 509 juta hryvnia Ukraina atau sekitar 208 milyar rupiah.

Dilansir dari Security Service of Ukraine (SBU), miliarder tersebut dicurigai melakukan penipuan dan perolehan properti secara ilegal.

2 dari 2 halaman

Skandal Korupsi yang Terungkap

Kolomoisky mendukung pencalonan Zelensky pada tahun 2019 dan juga memiliki saluran televisi sehingga presiden Ukraina menjadi terkenal sebagai seorang komedian.

Dalam beberapa bulan terakhir, Presiden Zelensky berjanji untuk memperkuat perang melawan korupsi, yang merupakan penyakit mewabah di Ukraina sebelum invasi Rusia, sebagai tanggapan khususnya terhadap persyaratan yang ditetapkan oleh Uni Eropa untu mempertahankan status Kiev sebagai calon anggota.

Beberapa skandal korupsi belakangan ini terungkap di negara tersebut. Salah satunya melibatkan Menteri Pertahanan Ukraina Oleksii Rezkinov dan menyangkut kontrak pasokan tentara yang ditandatangani dengan perusahaan Turki.

Lebih dari 200 pusat pendaftaran militer juga digrebek pada akhir Agustus untuk memberantas sistem korupsi yang memungkinkan militer untuk melarikan diri.