Liputan6.com, Jakarta - Indeks dolar Amerika Serikat atau USD menguat pada Selasa, 5 September 2023. Sedangkan untuk perdagangan besok, rupiah diramal masih akan mengalami tekanan.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.Â
Baca Juga
Hal ini telah membatasi minat investor terhadap emas, dengan indikator tenaga kerja dan inflasi baru-baru ini menunjukkan bahwa bank sentral masih perlu mempertahankan kebijakan yang ketat dalam jangka pendek.
Advertisement
"Pasar kini fokus pada sejumlah pembicara The Fed pada minggu ini, yang diperkirakan akan menawarkan lebih banyak isyarat mengenai kebijakan moneter sebelum keputusan suku bunga akhir bulan ini. Presiden Fed Dallas Lorie Logan akan berbicara pada hari Rabu, diikuti oleh Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee pada hari Kamis," ungkap Ibrahim dalam paparan tertulis pada Selasa.
Anggota komite pasar terbuka Fed John Williams dan Michelle Bowman juga akan berbicara pada Kamis besok, 7 Agustus 2023.
Meskipun serangkaian data ekonomi yang lemah meningkatkan kemungkinan The Fed memiliki ruang terbatas untuk menaikkan suku bunga, bank sentral AS masih diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.Â
Kenaikan itu didorong oleh tanda-tanda inflasi AS yang kaku dan aktivitas pasar tenaga kerja yang stabil baru-baru ini.
Kawasan Asia
Di kawasan Asia, Indeks manajer pembelian (PMI) sektor jasa China tumbuh pada laju paling lambat dalam delapan bulan.Â
"Angka tersebut menunjukkan bahwa eksportir khususnya menghadapi tantangan baru akibat melambatnya permintaan luar negeri," kata Ibrahim.
Namun, penurunan yang lebih besar pada yuan agak berkurang karena penetapan titik tengah harian Bank Rakyat yang lebih kuat dari perkiraan, yang menandakan meningkatnya ketidaknyamanan terhadap pelemahan mata uang China, walaupun ada intervensi pemerintah.
Sementara itu, Rupiah ditutup melemah 30 poin dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 35 poin dil evel Rp 15.270 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.240.Â
"Sedangkan untuk perdagangan besok mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang  Rp 15.260- Rp 15.320," Ibrahim memprediksi.
Ekonomi Indonesia
Ibrahim menyoroti lembaga pemeringkat Fitch Rating yang kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Republik Indonesia pada BBB dengan outlook stabil pada 1 September 2023.Â
Keputusan ini mempertimbangkan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam jangka menengah yang baik serta rasio utang pemerintah terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang rendah.
Di sisi lain, Fitch melihat masih ada sejumlah tantangan yang perlu direspon, yaitu penerimaan pemerintah yang masih rendah serta beberapa indikator struktural termasuk indikator tata kelola yang relatif lebih rendah dibandingkan negara-negara lain pada peringkat yang sama.
"Kemudian, sejumlah indikator seperti transaksi berjalan menunjukkan perbaikan dibandingkan sebelum pandemi, meskipun akan kembali ke level normal dalam beberapa tahun ke depan, dengan asumsi bahwa penurunan harga komoditas akan berlanjut," papar Ibrahim.
Fitch dalam laporannya menilai ekonomi Indonesia diperkirakan tumbuh 5 persen pada 2023, didukung oleh konsumsi domestik yang solid, di tengah pelemahan ekspor dan eskalasi risiko dari tertahannya pemulihan ekonomi China.Â
Selain itu, Pemilu pada 2024 diperkirakan tidak akan memengaruhi investasi.
Bahkan, belanja Pemilu partai diyakini dapat berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam enam bulan ke depan.
Menanggapi prediksi terbaru Fitch, Bank Indonesia (BI) menyatakan, Afirmasi rating Indonesia pada peringkat BBB dengan outlook stabil menunjukkan keyakinan kuat pemangku kepentingan internasional atas stabilitas makroekonomi dan prospek ekonomi jangka menengah Indonesia yang tetap terjaga.
"Ke depan, Bank Indonesia akan terus mencermati perkembangan ekonomi dan keuangan global dan domestik, merumuskan dan melaksanakan langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan terjaganya stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan," kata Ibrahim.
Advertisement