Sukses

Amankan Proyek dari Gejolak Pilpres, PT PP Kantongi Kontrak Rp 60 Triliun

PT PP (Persero) Tbk memiliki total nilai kontrak yang ditangani (order book) sebesar Rp 60 triliun. Kepastian ini membuat perseroan yakin menjalankan bisnis pada tahun politik 2024 mendatang.

Liputan6.com, Jakarta PT PP (Persero) Tbk memiliki total nilai kontrak yang ditangani (order book) sebesar Rp 60 triliun. Kepastian ini membuat PTPP yakin menjalankan bisnis pada tahun politik 2024 mendatang.

Sekretaris Perusahaan PT PP Bakhtiyar Efendi mengatakan, order book yang dikantongi perusahaan merupakan proyek-proyek multiyears dengan jangka waktu kontrak hingga 4 tahun.

"Kalau order book semuanya mencapai Rp 60 triliun. Proyeknya sudah ditangan, tinggal kita produksi. Total semuanya 3-4 tahun," jelas Efendi di Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Efendi menilai, kontestasi politik dan Pilpres 2024 memberikan ketakutan tersendiri dalam meraih kontrak baru. Sehingga PT PP berusaha mengamankan order book dengan proyek-proyek kontrak tahun jamak.

"Jadi tahun depan kita tidak bergantung pada proyek baru karena mungkin masih masa peralihan, butuh keputusan-keputusan. Tapi kita cukup banyak proyek yamg berlanjut sampai 2-3 tahun," paparnya.

Adapun paket kontrak multiyears yang sudah dikantongi PT PP, antara lain sejumlah proyek infrastruktur di IKN Nusantara seperti Istana Negara, Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP), hingga 9 tower rumah susun aparatur sipil negara (Rusun ASN).

Selanjutnya, proyek engineering procurement and construction (EPC) di sektor smelter dan jalan tol, seperti pada pusat pengolahan dan pemurnian (smelter) milik PT Vale Indonesia dan Jalan Tol Semarang-Demak.

"Dengan kondisi peralihan Presiden kita ingin mengamankan sustain-nya kita ada di bisnis konstruksi, supaya tidak terpengaruh terlalu banyak. Jadi tahun depan Insya Allah aman," pungkas Efendi.

 

 

2 dari 3 halaman

Intip Sederet Proyek Garapan PT PP di Filipina, BUMN Tak Cuma Jago Kandang!

PT PP (Persero) Tbk dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk telah memenangkan tender dua paket proyek pengerjaan North-South Commuter Railway di Filipina senilai Rp 8 triliun.

Tak hanya pengerjaan rel kereta saja, PT PP juga membidik sejumlah proyek infrastruktur lainnya di Filipina yang berasal dari pinjaman Asian Development Bank (ADB), atau Project Based Loan (PBL).

"Karena kita sudah masuk Filipina, itu adalah markasnya ADB, pasti di sana banyak loan ADB. Kita coba gali loan ADB di sekitar Filipina. Ada jembatan, jalan, infrastruktur-infrastruktur seperti di negara kita," ujar Sekretaris Perusahaan PT PP Bakhtiyar Efendi di Menara Danareksa, Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Efendi menilai, PT PP dan BUMN Karya lainnya sudah punya modal pengalaman lebih besar untuk proyek infrastruktur dibanding perusahaan-perusahaan sejenis lainnya di Asia Tenggara.

"Kita lihat size-nya kita ini sudah jauh melebihi teman-teman kita di Asia Tenggara. Karena pembangunan yang luar biasa kencang di 10 tahun ini, jadinya size BUMN konstruksi jadi sangat-sangat besar di Asia tenggara," ungkapnya. "Kalau ada tender internasional, pasti experience perusahaan Indonesia lebih besar dari perusahan lain. Kalau di Asia Tenggara kita lumayan besar. Tinggal kita punya kompetensi untuk masuk situ atau tidak," imbuh dia.

Menangkan Tender

Lebih lanjut, Efendi bersyukur PT PP dan Adhi Karya sukses memenangkan tender untuk proyek railway semacam LRT di Filipina. Menurutnya, kemenangan ini memang tidak lepas dari pengalaman kedua perusahaan membawahi proyek-proyek sejenis.

"Ada dua paket kita dapat, sama-sama dengan Adhi karena kita punya kompetensi di sana. PP banyak di civil work di struktur jembatan, kereta api, kita punya pengalaman. Salah satunya rel kereta api di portofolio (KRL) Makassar ke Parepare," sebutnya.

"Harapannya tidak hanya di proyek-proyek ini saja, tapi di proyek lain. Susah juga masuk ke luar negeri," pungkas Efendi.

3 dari 3 halaman

PT PP Kantongi Rp 22,5 Triliun Kontrak Baru per Agustus 2023

PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk atau PT PP sukses membukukan kontrak baru senilai Rp 22,5 triliun per Agustus 2023. Itu naik hampir Rp 7 triliun dari capaian kontrak baru per Juli 2023 sebesar Rp 15,68 triliun.

"Capaian kontrak baru PT PP senilai Rp 22,5 triliun sampai Agustus (2023), tumbuh sekitar 40 persen secara year on year," ujar Sekretaris Perusahaan PT PP Bakhtiyar Efendi di Menara Danareksa, Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Efendi mengklaim, perolehan kontrak baru tersebut merupakan wujud kepercayaan publik terhadap perseroan di tahun yang menurutnya masih lumayan bergejolak ini.

"Kita optimis sampai akhir tahun bisa mendapat kontrak baru Rp 34,5 triliun, moga-moga bisa dicapai," imbuh dia.

Secara detil, Efendi belum memaparkan apa saja kontrak baru yang berhasil dikantongi perseroan. Namun, ia menyebut PT PP saat ini telah kembali berfokus untuk menjalankan bisnis konstruksi.

"Kami lebih berkonsentrasi di bisnis utama kita sebagai kontraktor. Di sisi investasi kita coba lebih selektif lagi portofolio investasi kita. Seperti strategi perusahaan-perusahaan, dimana kita ada kekuatan, di situ ada peluang," ucapnya.

Â