Liputan6.com, Jakarta Nilai tukar (kurs) rupiah melemah pada Rabu pagi. Kurs rupiah turun 0,31 persen atau 48 poin menjadi 15.318 per dolar AS dari sebelumnya 15.270 per dolar AS.
Analis Pasar Mata Uang Lukman Leong menyatakan pelemahan rupiah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) yang mencapai level terkuat dalam hampir 6 bulan terakhir di tengah sentimen perlambatan ekonomi global.
Baca Juga
“Permintaan kuat dolar AS oleh aksi flight to safety, setelah data PMI (Purchasing Managers' Index) China dan Eropa yang lebih lemah dari harapan,” ujar dia dikutip dari Antara, Rabu (6/9/2023.
Advertisement
Sebagai informasi, flight to safety adalah fenomena pasar keuangan yang terjadi ketika investor menjual apa yang mereka anggap sebagai investasi berisiko tinggi (ekuitas) dan membeli investasi yang lebih aman seperti obligasi atau emas.
Data PMI Eropa tercatat sebesar 47,9 dengan ekspektasi 48,3. Adapun Data PMI sektor jasa China pada Agustus 2023 menunjukkan penurunan pertumbuhan menjadi 51,8 dengan ekspektasi 53,6.
“Rally dolar AS akhir-akhir ini cukup kuat dan diperkirakan akan bisa bertahan hingga FOMC (Federal Open Market Committee) pada September 2023. Pejabat The Fed diperkirakan akan kembali memberikan statement hawkish,” ujar Lukman.
Dolar AS menguat terhadap sekeranjang mata uang utama lainnya ke level tertinggi dalam hampir enam bulan pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB). Hal tersebut disebabkan kegelisahan atas pertumbuhan global, khususnya di Uni Eropa, Inggris, dan China, menyebabkan investor berbondong-bondong ke mata uang safe-haven dolar AS.
Indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, naik 0,66 persen menjadi 104,8080 pada akhir perdagangan.
USD Perkasa
Kemarin, Indeks dolar Amerika Serikat atau USD menguat pada Selasa, 5 September 2023. Sedangkan untuk perdagangan besok, rupiah diramal masih akan mengalami tekanan.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan, The Fed diperkirakan akan mempertahankan suku bunga lebih tinggi dalam jangka waktu yang lebih lama.
Hal ini telah membatasi minat investor terhadap emas, dengan indikator tenaga kerja dan inflasi baru-baru ini menunjukkan bahwa bank sentral masih perlu mempertahankan kebijakan yang ketat dalam jangka pendek.
"Pasar kini fokus pada sejumlah pembicara The Fed pada minggu ini, yang diperkirakan akan menawarkan lebih banyak isyarat mengenai kebijakan moneter sebelum keputusan suku bunga akhir bulan ini. Presiden Fed Dallas Lorie Logan akan berbicara pada hari Rabu, diikuti oleh Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee pada hari Kamis," ungkap Ibrahim dalam paparan tertulis pada Selasa.
Anggota komite pasar terbuka Fed John Williams dan Michelle Bowman juga akan berbicara pada Kamis besok, 7 Agustus 2023.
Meskipun serangkaian data ekonomi yang lemah meningkatkan kemungkinan The Fed memiliki ruang terbatas untuk menaikkan suku bunga, bank sentral AS masih diperkirakan akan mempertahankan suku bunganya yang tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama.
Kenaikan itu didorong oleh tanda-tanda inflasi AS yang kaku dan aktivitas pasar tenaga kerja yang stabil baru-baru ini.
Advertisement
Kawasan Asia
Di kawasan Asia, Indeks manajer pembelian (PMI) sektor jasa China tumbuh pada laju paling lambat dalam delapan bulan.
"Angka tersebut menunjukkan bahwa eksportir khususnya menghadapi tantangan baru akibat melambatnya permintaan luar negeri," kata Ibrahim.
Namun, penurunan yang lebih besar pada yuan agak berkurang karena penetapan titik tengah harian Bank Rakyat yang lebih kuat dari perkiraan, yang menandakan meningkatnya ketidaknyamanan terhadap pelemahan mata uang China, walaupun ada intervensi pemerintah.
Sementara itu, Rupiah ditutup melemah 30 poin dalam penutupan pasar sore ini, walaupun sebelumnya sempat melemah 35 poin dil evel Rp 15.270 dari penutupan sebelumnya di level Rp 15.240.
"Sedangkan untuk perdagangan besok mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang Rp 15.260- Rp 15.320," Ibrahim memprediksi.