Sukses

Jurus Pertamina Tarik Investasi, Bisa Ditiru Negara Kawasan Indo-Pasifik

Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, mengatakan, Pertamina memiliki strategi tersendiri untuk menarik investasi, yaitu dengan cara membentuk enam subholding.

Liputan6.com, Jakarta Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, mengatakan, Pertamina memiliki strategi tersendiri untuk menarik investasi, yaitu dengan cara membentuk enam subholding.

Hal itu disampaikan Emma dalam Plenary Session on ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) dengan tema diskusi Green Infrastructure and resilient supply chain, di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Pembentukan enam subholding di Pertamina dilakukan pada saat pandemi covid-19. Sebab, pada saat itu dikhawatirkan terjadi gangguan yang dapat mengancam jalannya Pertamina dalam melakukan transisi energi ramah lingkungan.

"Dimulai pada tahun 2020, dengan adanya faktor pendorong terjadinya pandemi covid pada saat itu, kami merestrukturisasi organisasi kami untuk mengantisipasi transisi energi ramah lingkungan. Kami membentuk enam Grup subholding yang berbeda berdasarkan clusternya," kata Emma.

Enam subholding di bawah Pertamina, yaitu Upstream Subholding, Gas Subholding, Refinery and Petrochemical Subholding, NRE Subholding, Commercial and Trading Subholding, dan Integrated Marine Logistics Subholding.

Adapun subholding Upstream masih fokus pada bisnis bahan bakar fosil. Emma mengatakan, proporsi pendapatan Pertamina saat ini sebagian besar masih disumbang oleh bahan bakar fosil sebesar 95 persen.

"Karena pertamina proporsi pendapatan kami sebagian besar disumbang oleh bahan bakar fosil lebih dari 95 persen," ujarnya.

Energi Terbarukan

Kendati demikian, menurut dia, kedepannya Pertamina akan terus mendorong pendapatan yang berasal dari energi terbarukan. Ia pun optimis pendapatan dari energi terbarukan yang dikelola Pertamina bisa semakin meningkat seiring berjalannya waktu.

"Saya pikir itulah sebabnya kami mencoba untuk menempatkan lebih banyak alokasi belanja modal, untuk lebih meningkatkan investasi di bidang energi terbarukan," ujarnya.

Menurutnya, strategi dengan membentuk enam subholding tersebut sangat efektif untuk menarik investasi dan bisnis sesuai dengan sektornya. Kata Emma, hal tersebut bisa diterapkan juga oleh negara di kawasan Indo-Pasific.

"Strategi ini menurut saya sangat efektif untuk menarik investasi, menarik bisnis yang cocok dengan sektor mana," pungkasnya.

2 dari 3 halaman

Kolaborasi Negara ASEAN, PIS-PETCO Teken Kerja Sama Sewa Kapal USD 32,8 Juta

PT Pertamina International Shipping (PIS) melalui anak usahanya, yakni PIS Asia Pacific  (PIS AP) menandatangani kerja sama bisnis dengan salah satu anak syarikat Petronas, yakni PETCO Trading Labuan Company Ltd. (PTLCL) yang merupakan cabang perdagangan global dari perusahaan raksasa migas asal Malaysia tersebut. 

Penandatanganan berlangsung pada Agustus lalu, oleh Managing Director PIS AP Muhamad Resa dan dan Ketua Logistik dan Sewaan PTLCL M Radzi B Ramli, serta disaksikan oleh Direktur Operasi PIS Brilian Perdana, Direktur Niaga Pertamina International Shipping Arief Sukmara, Direktur Armada PIS Muhammad Irfan Zainul Fikri dan CEO PTLCL Shamsul Bahari Salleh. 

Perjanjian yang ditandatangani berupa kerja sama sewa kapal secara time charter oleh PTLCL kepada PIS AP untuk sejumlah kapal di antaranya adalah 2 kapal milik PIS yakni kapal MT Sanggau dan MT Gunung Geulis.

Nilai kontrak yang sukses diraup mencapai USD 32,8 juta dengan periode waktu kontrak mulai dari 175 hari hingga satu tahun.

Kolaborasi bisnis antara kedua perusahaan dari dua negara, yakni Indonesia dan Malaysia ini sejalan dengan semangat Keketuaan ASEAN 2023 Indonesia, yaitu ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.

Ini merupakan sebuah langkah konkret dalam mendukung Asean menjadi kawasan yang adaptif, responsif, dan berdaya saing tinggi.

“Selain itu, kerjasama ini menunjukkan kepercayaan konsumen yang tinggi terhadap PIS. Ini tentu menjadi modal kami untuk terus mengembangkan pasar internasional dan mewujudkan misi perusahaan menjadi perusahaan shipping dan marine logistics terkemuka di Asia,” Brilian menambahkan. 

 

3 dari 3 halaman

Agresivitas PIS

Agresivitas PIS dalam mengembangkan pasar non-captive terbukti membuahkan hasil memuaskan. Pada semester I 2023, PIS sudah berhasil mencatatkan pendapatan pasar non-captive sebesar USD 369,9 juta atau 22,8% dari total pendapatan, meningkat signifikan dari proporsi 15,7% sepanjang tahun 2022 lalu. 

Perjanjian ini sekaligus menguatkan kerja sama yang telah terjalin antara PIS dan PTLCL sejak tahun 2021 melalui skema time maupun sewaan spot.

Sebelumnya, PIS dan PTLCL  juga telah berkontrak untuk persewaan kapal MT Papandayan dengan skema sewaan spot. Sehingga hari ini, total nilai kontrak kerja sama yang telah terjalin dari periode 2021 hingga 2023 antara PIS dan PTLCL mencapai USD 44,5 juta.