Liputan6.com, Jakarta Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah mencari peluang-peluang kerja sama baru antara negara ASEAN dan China, Jepang, dan Korea Selatan. Mengingat, kerja sama yang selama ini terjalin disebut membuahkan hasil positif.
Hal ini disampaikan Jokowi ketika membuka pertemuan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN Plus Three (APT). Selain anggota ASEAN, APT juga memuat Jepang, China, dan Korea Selatan.
Baca Juga
Jokowi mengatakan, kerja sama yang positif telah berjalan sekitar 2 dekade belakangan. Pada kesempatan kali ini, dia membidik lagi hadirnya kerja sama baru di kawasan.
Advertisement
"Selama lebih dari 2 dekade ASEAN PT telah membuahkan banyak hasil dan menjadi motor pertumbuhan di kawasan," kata dia saat membuka forum, di JCC Senayan, Jakarta, Rabu (6/9/2023).
"Namun kita tidak boleh cepat berpuas diri. Kita harus terus membuka dan menciptakan peluang-peluang kerja sama baru dimana pembangunan ekonomi hijau jadi salah satu prioritas kedepan," sambung Jokowi.
ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023
Sebagai upaya untuk mengejar tujuan tersebut, Kepala Negara mengapresiasi dukungan yang diberikan China, Jepang, dan Korea Selatan dalam agenda ASEAN-Indo-Pacific Forum (AIPF) 2023.
"ASEAN sangat menghargai dukungan RRT, Jepang dan Republik Korea untuk pengembangan ekosistem EV baterai dan ASEAN-Indo-Pacific Forum, ini penting bagi kemajuan dan pertumbuhan kawasan," kata dia.
Meski begitu, tujuan itu disebut bakal terganggu jika perdamaian dan stabilitas di kawasan tidak mampu dijaga.
"Oleh karena itu saya mengajak kita semua untuk memiliki rasa yang sama memiliki kesadaran yang sama untuk bersama-sama menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan dnegan terus menghormati hukum internasional," beber Jokowi.
Jokowi: Kerja Sama ASEAN-Jepang Bukan Cuma Basa-Basi!
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut kerja sama antara ASEAN dengan pihak Jepang tak sekadar seremonial. Menurutnya, kerja sama antara ASEAN dengan Jepang yang terjalin sudah menunjukkan hal yang konkret.
Hal ini disampaikan Jokowi saat membuka Konferensi Tingkat Tinggi atau KTT ASEAN-Jepang ke-26. Kepala Negara menyebut, kerja sama yang terjalin antara Jepang dan negara-negara ASEAN jadi hubungan yang saling menguntungkan.
"ASEAN dan Jepang telah sepakat membentuk kemitraan komprehensif strategis yang bukan sekadar seremonial dan bukan sekadar basa-basi, tapi justru berbentuk kerja sama konkret yang saling menguntungkan," ungkap dia di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, Rabu.(6/9/2023).
Jepang Mitra Paling Aktif bagi ASEAN
Menurut dia, Jepang menjadi satu mitra paling aktif yang mendukung ASEAN. Misalnya dalam mendukung ASEAN Outlook on The Indo-Pacific.
"Jepang sebagai salah satu mitra paling aktif ASEAN dan pendukung utama ASEAN Outlook on The Indo Pacific dapat menjadi kontributor utama dalam mewujudkan kerja sama konkret yang bermanfaat langsung bagi rakyat," urainya.
Dihadapan Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida dan sejumlah kepala negara ASEAN, Jokowi mengungkapkan kalau kawasan membutuhkan dana senilai USD 184 miliar per tahun untuk pembangunan infrastruktur. Dia berharap Jepang bisa turut serta membantu hal tersebut.
Advertisement
Buktikan Janji Xi Jinping, China Impor Rp 841,5 Triliun Produk Agrikultur dari ASEAN
Sebelumnya, PM China Li Qiang mengatakan, Presiden China Xi Jinping berkomitmen untuk mengeluarkan USD 150 miliar, atau setara Rp 2.295 triliun (kurs Rp 15.300) untuk mengimpor produk agrikultur dari negara ASEAN.
Janji itu diutarakan Xi Jinping dalam rangka memperingati dialog ekonomi China-ASEAN ke-30 tahun pada 2021 silam.
"Untuk memperingati dialog ekonomi China-ASEAN ke-30 tahun pada 2021, Presiden Xi Jinping berjanji China bakal mengeluarkan USD 150 miliar untuk membeli produk agrikultur Asia Tenggara selama 5 tahun ke depan," ujar Li Qiang dalam ASEAN-China Summit ke-26 di JCC, Jakarta, Rabu (6/9/2023).
Baru berjalan 2 tahun, sambung Li Qiang, China telah mengeluarkan lebih dari USD 55 miliar, atau setara Rp 841,5 triliun untuk mengimpor produk agrikultur dari negara anggota ASEAN.
"Sekarang, lebih dari USD 55 miliar dari produk-produk ini telah dilakukan importasi, lebih cepat dari yang diharapkan," sebut Li Qiang.
Impor dari ASEAN
Adapun importasi produk agrikultural dari ASEAN ke China ini jadi bagian dari hubungan perdagangan dengan volume besar. Li Qiang menyebut, pada 2022 saja volume dagang China dan ASEAN mencapai nilai USD 970 miliar, atau setara Rp 14.841 triliun.
"Tahun lalu, volume perdagangan kita telah mencapai USD 970 miliar. Itu dua kali lebih besar dari volume perdagangan satu dekade silam," kata PM China Li Qiang.