Sukses

Ingin Wujudkan Work-Life Balance? Cobalah Cara Ini

Sebagai eksekutif di salah satu perusahaan paling berpengaruh di Wall Street serta menjadi ibu dari lima anak, Shekhinah Bass tentunya membutuhkan kesabaran dan manajemen waktu yang sempurna. Inilah cara Bass mengatur waktunya ditengah padatnya jadwal pekerjaan.

Liputan6.com, Jakarta - Sebagai eksekutif di salah satu perusahaan paling berpengaruh di Wall Street serta menjadi ibu dari lima anak, Shekhinah Bass tentunya membutuhkan kesabaran dan manajemen waktu yang sempurna.

Shekhinah Bass mulai bekerja di Goldman Sachs ketika ia berumur 22 tahun. Menurutnya, membentuk skill time management telah membantu produktif dan menghindari kelelahan saat menginjak jenjang karier yang lebih tinggi di perusahaan tersebut.

Di usia yang menginjak 39 tahun, ia menjabat sebagai Kepala Strategi Talenta Divisi Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Goldman Sachs.

“Dulu saya iri dengan semua eksekutif senior yang datang ke pertemuan dan sekarang saya iri dengan diri saya yang lebih muda dan betapa sedikitnya pertemuan yang saya harus ikuti di kalender saya,” Kata Bass dikutip dari CNBC Make It Kamis (7/9/2023).

Semakin lama Bass bekerja di Goldman Sachs, ia semakin menyadari bahwa kamu akan mencapai work-life balance “jika kamu berhati-hati dan proaktif dalam menetapkan batasan,” katanya.

“Kamu perlu mengambil waktu untuk mengisi kembali energi kamu dan melakukan hal yang bisa membuat kamu senang,” Katanya menambahkan. “Ada saat-saat ketika saya belum membuat ruang itu, dan itu sangat menguras tenaga. Namun, dengan menetapkan batasan-batasan tersebut, kamu akan merasa diri kamu unggul.”

Bass mengungkap, ada satu cara time management, khususnya untuk menjaga work-life balance yang kuat yaitu timeboxing.

2 dari 3 halaman

Bagaimana Timeboxing Bekerja

Bass menulis, tekniknya simpel. Berikan waktu tertentu pada setiap pekerjaan di daftar to-do list kamu, jadwalkan kalender kamu, hilangkan gangguan apapun saat kamu sedang bekerja. Lanjutkan bekerja hingga waktu yang ditentukan habis, lalu nilai kemajuan diri kamu dan lanjutkan ke pekerjaan berikutnya dalam to-do list yang kamu punya.

Pada minggu pertama, Bass mengatur kalendernya menjadi bagian-bagian yang berbeda pada setiap meeting. Bekerja dengan penuh fokus, dan istirahat walaupun hanya 15 menit untuk meregangkan tubuhmu, “cari angin dan pergi jalan-jalan.”

Ia merekomendasikan untuk menjadwalkan pekerjaan secara mendalam pada saat kamu memiliki tingkat fokus dan energi tertinggi. Bagi Bass, ini berarti menyisihkan 1-2 jam, dan biasanya antara jam 8 dan 10 pagi, untuk menjawab email, mengembangkan strategi, menangani proyek, atau menulis pokok pembicaraan untuk meeting dengan klien besar. “Saat otak saya masih segar dan kopi baru mulai terasa, itulah saatnya saya pergi,” katanya.

3 dari 3 halaman

Benefit Menjalankan Timeboxing

Bass mengatakan, to do list sering kali tidak memperhitungkan waktu untuk menyelesaikan pekerjaan. Timeboxing, di sisi lain, memberi kamu rencana yang jelas tentang bagaimana kamu akan menghabiskan hari kamu sehingga cenderung tidak teralihkan dan merasa kewalahan dengan to do list yang kamu miliki.

Dalam analisis terhadap 100 cara produktif, menurut perusahaan teknologi Filtered timeboxing menduduki peringkat paling efektif.

Dan para pemimpin seperti mantan Ibu Negara Michelle Obama, pendiri Virgin Group Richard Branson, dan mantan biksu Jay Shetty menggunakan timeboxing untuk menyeimbangkan prioritas pekerjaan dan keluarga.

“Ini membantu saya dalam menghemat waktu kerja, dan menemukan lebih banyak waktu untuk hadir di momen penting bagi keluarga saya, baik saat makan malam atau pertunjukan sekolah di sore hari,” kata Bass. “Menciptakan ruang bagi diri sendiri untuk fokus dan memulihkan tenaga sangat penting tidak hanya untuk karir, tetapi juga untuk ketenangan pikiran kamu.”

Video Terkini