Sukses

Jaga Habitat Laut, PIS Transplantasi Terumbu Karang di Pesisir Pantai Sulaa

PT Pertamina International Shipping (PIS) melalui anak usahanya PT Pertamina Energy Terminal (PET) di Fuel Terminal Baubau, Sulawesi Tenggara mendukung program transplantasi terumbu karang.

Liputan6.com, Jakarta PT Pertamina International Shipping (PIS) melalui anak usahanya PT Pertamina Energy Terminal (PET) di Fuel Terminal Baubau, Sulawesi Tenggara mendukung program transplantasi terumbu karang demi menjaga ekosistem dan kelestarian di kawasan operasi Fuel Terminal Baubal.

Kegiatan transplantasi terumbu karang yang berlangsung pada Agustus lalu, merupakan bagian dari payung besar Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PIS berjudul ‘BerSEAnergi untuk Laut Lestari’ yaitu program keberlanjutan ekosistem laut dan kesejahteraan masyarakat pesisir

Corporate Secretary PIS Muh. Aryomekka Firdaus mengatakan program yang dilakukan bekerja sama dengan Econatural Society tersebut telah dilakukan sejak tahun 2020 .

"Dengan melakukan transplantasi terumbu karang, kami harap dapat menjaga habitat dan ekosistem laut di sekitar pesisir Pantai Sulaa yang berdekatan dengan Fuel Terminal Baubau," ujar Aryomekka dikutip Kamis (7/9/2023).

Total jumlah fragment karang yang ditanam dari tahun 2020 hingga 2022 sebanyak 1.474 fragment dengan total media transplantasi seluas 115,2 meter persegi dan untuk tahun 2023 ini dilakukan penambahan sebanyak 1050 fragment dengan media transplantasi seluas 80 meter persegi.

Turut berpartisipasi dalam kegiatan ini Direktur Armada PIS Muhammad Irfan Zainul Fikri, yang juga mengapresiasi kegiatan positif yang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan pesisir laut.

Ekosistem Laut

Aryomekka menambahkan bahwa pelaksanaan Program TJSL ini sejalan dengan penerapan Environment, Social & Governance (ESG) dan Sustainabilty Development Goals (SDGs) atau Tujuan Pembangunan Berkelanjutan khususnya poin 13 penananganan perubahan iklim dan poin 14 ekosistem lautan.

Selain itu kegiatan ini juga sebagai bentuk dukungan Subholding IML dalam program dekabornisasi.

"Harapan kami, melalui kegiatan transplantasi terumbu karang ini dapat meningkatkan manfaat terumbu karang sendiri, antara lain sebagai pelindung pasir dan pantai, ekosistem yang menunjang kehidupan biota laut," katanya.

2 dari 3 halaman

Jurus Pertamina Tarik Investasi, Bisa Ditiru Negara Kawasan Indo-Pasifik

Sebelumnya, Direktur Keuangan Pertamina, Emma Sri Martini, mengatakan, Pertamina memiliki strategi tersendiri untuk menarik investasi, yaitu dengan cara membentuk enam subholding.

Hal itu disampaikan Emma dalam Plenary Session on ASEAN Indo-Pasific Forum (AIPF) dengan tema diskusi Green Infrastructure and resilient supply chain, di Hotel Mulia, Jakarta, Rabu (6/9/2023).

Pembentukan enam subholding di Pertamina dilakukan pada saat pandemi covid-19. Sebab, pada saat itu dikhawatirkan terjadi gangguan yang dapat mengancam jalannya Pertamina dalam melakukan transisi energi ramah lingkungan.

"Dimulai pada tahun 2020, dengan adanya faktor pendorong terjadinya pandemi covid pada saat itu, kami merestrukturisasi organisasi kami untuk mengantisipasi transisi energi ramah lingkungan. Kami membentuk enam Grup subholding yang berbeda berdasarkan clusternya," kata Emma.

Enam subholding di bawah Pertamina, yaitu Upstream Subholding, Gas Subholding, Refinery and Petrochemical Subholding, NRE Subholding, Commercial and Trading Subholding, dan Integrated Marine Logistics Subholding.

Adapun subholding Upstream masih fokus pada bisnis bahan bakar fosil. Emma mengatakan, proporsi pendapatan Pertamina saat ini sebagian besar masih disumbang oleh bahan bakar fosil sebesar 95 persen.

"Karena pertamina proporsi pendapatan kami sebagian besar disumbang oleh bahan bakar fosil lebih dari 95 persen," ujarnya.

 

3 dari 3 halaman

Energi Terbarukan

Kendati demikian, menurut dia, kedepannya Pertamina akan terus mendorong pendapatan yang berasal dari energi terbarukan. Ia pun optimis pendapatan dari energi terbarukan yang dikelola Pertamina bisa semakin meningkat seiring berjalannya waktu.

"Saya pikir itulah sebabnya kami mencoba untuk menempatkan lebih banyak alokasi belanja modal, untuk lebih meningkatkan investasi di bidang energi terbarukan," ujarnya.

Menurutnya, strategi dengan membentuk enam subholding tersebut sangat efektif untuk menarik investasi dan bisnis sesuai dengan sektornya. Kata Emma, hal tersebut bisa diterapkan juga oleh negara di kawasan Indo-Pasific.

"Strategi ini menurut saya sangat efektif untuk menarik investasi, menarik bisnis yang cocok dengan sektor mana," pungkasnya.