Sukses

Sekjen PBB Antonio Guterres Puji Indonesia Jadi Pelopor Kemitraan Transisi Energi

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memuji negara-negara anggota ASEAN, seperti Indonesia dan Vietnam yang memelopori Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan.

Liputan6.com, Jakarta Sekretaris Jenderal (Sekjen) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres memuji negara-negara anggota ASEAN, seperti Indonesia dan Vietnam yang memelopori Kemitraan Transisi Energi Berkeadilan, yang merupakan sebuah alat penting untuk membuka peluang pengurangan emisi, mendorong energi terbarukan, dan menumbuhkan ekonomi hijau.

"Ambisi yang lebih besar diperlukan di seluruh bidang bersama dengan dukungan dan sumber daya yang lebih besar," kata Antonio dalam pertemuan bilateral dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Ruang Kakatua, Jakarta Convention Center (JCC), Kamis (7/9/2023). 

Lebih lanjut, Antonio Guterres juga menyoroti bahwa saat ini diperlukan langkah untuk mereformasi struktur keuangan global, sehingga benar-benar mewakili realitas ekonomi dan politik saat ini, dan lebih responsif terhadap kebutuhan negara-negara berkembang.

 "Kita perlu membuat mekanisme pembayaran utang yang efektif untuk mendukung penangguhan pembayaran, jangka waktu pinjaman yang lebih panjang, dan suku bunga yang lebih rendah," ujarnya.

Selain itu, juga perlu langkah untuk meningkatkan likuiditas dengan menambah USD 100 miliar Hak Penarikan Khusus yang tidak terpakai melalui bank-bank pembangunan multilateral, dengan menggunakan model yang diusulkan oleh Bank Pembangunan Afrika dan Bank Pembangunan Inter-Amerika.

"Hal ini akan melipatgandakan sumber daya setidaknya lima kali lipat. Dan kita membutuhkan Stimulus Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) setidaknya USD 500 miliar per tahun untuk membantu menyelamatkan TPB," ujarnya.

Dengan demikian, menurutnya semua upaya ini dan masih banyak lagi, ASEAN dapat menjadi contoh bagi dunia sebagai kekuatan ekonomi hijau global dan perintis transisi energi yang berkelanjutan, adil, inklusif, dan merata.

 

2 dari 2 halaman

Jokowi: ASEAN Butuh USD 29,4 Triliun untuk Transisi Energi

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengungkap, kawasan ASEAN membutuhkan dana sekitar USD 29,4 triliun untuk transisi energi. Dia berharap ada solusi yang hadir dari ajang ASEAN-Indo-Pasific Forum (AIPF) 2023.

Diketahui, proses transisi menuju energi bersih memang menjadi perhatian dalam berbagai forum global, termasuk juga kawasan ASEAN.

Jokowi mengungkap hal ini dalam kaitannya dengan salah satu topik yang dibahas dalam AIPF 2023. Yakni, pada poin pembiayaan yang berkelanjutan dan inovatif.

"ASEAN membutuhka USD 29,4 triliun untuk transisi energi dan dibutuhkan skema pembiayaan yang inovatif melalui kemitraan yang profitabel dan sustain," ujar dia sambutannya di AIPF 2023, di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Selasa (5/9/2023).

Selain itu, Jokowi mengungkap poin penting lain yang dibahas dalam AIPF 2023. Masih sejalan dengan kebutuhan pada transisi energi, Jokowi mengatakan ada bahasan mengenai infrastruktur hijau dan rantai pasok yang kuat.

"Ekonomi ASEAN akan tumbuh lebih kokoh melalui hilirisasi industri dan pembangunan ekosistem EV adalah contoh konkret membangun rantai pasok kawasan," tegasnya.

Di sisi lain, transformasi digital di kawasan juga jadi isu penting yang perlu diperkuat. Mengingat ada potensi ekonomi digital senilai triliunan dolar AS.

"Ekonomi digital di ASEAN di 2030 diperkirakan timbuh hingga USD 1 triliun dan adopsi inovasi digital perlu diperkuat untuk mendukung ekonomi kreatif dan UMKM," bebernya.