Sukses

Tekan Emisi Gas Buang dan Atasi Kemacetan, Google Indonesia Tawarkan Teknologi AI di Lampu Lalu Lintas

Google Indonesia telah menggandeng Dinas Perhubungan atau Dishub DKI Jakarta untuk membawa Project Green Light ke Jakarta pada akhir 2022 silam.

Liputan6.com, Jakarta - Google Indonesia menawarkan penerapan teknologi artificial intelligent (AI) di lampu lalu lintas. Teknologi ini dipercaya mampu mengurangi kemacetan sekaligus menekan penyebaran emisi di jalanan.

Direktur Hubungan Pemerintah dan Kebijakan Publik Google Indonesia Putri Alam mengatakan, pihaknya telah menggandeng Dinas Perhubungan atau Dishub DKI Jakarta untuk membawa Project Green Light ke Jakarta pada akhir 2022 silam.

"Saya lihat bagaimana pemerintah bisa gunakan AI untuk selesaikan tantangan yang ada di Indonesia. Kita punya proyek dengan Dishub Jakarta, ini proyek percontohan Project Green Light," ujar Putri dalam sesi pleno Indonesia Sustainibility Forum (ISF) bertajuk Technology and Human Capital Enablers to Pave the Path to Sustainable Growth di Park Hyatt Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Putri menjelaskan, proyek ini bertujuan untuk mengoptimalkan fungsi lampu lalu lintas guna mengurangi kemacetan, konsumsi bahan bakar, hingga emisi kendaraan.

"Tujuannya mengurangi emisi dan kurangi kemacetan. Mayoritas perempatan tersebut berhasil menurunkan emisi 18 persen, dan kemacetan kurang 13 persen," terang Putri.

"Kami berharap ini dapat menginspirasi Kemenhub di proyek kami tersebut, dan berusaha menyebarkan ke banyak perempatan. Ini bisa jadi kolaborasi dan dipikirkan bersama-sama," imbuhnya.

Machine Learning dan infrastruktur Cloud

Mengutip pernyataan Google Indonesia sebelumnya, VP of Engineering and Research Google Yossi Matias mengungkapkan, pihaknya tidak perlu mengembangkan perangkat maupun ilmu baru karena menggunakan machine learning dan infrastruktur Cloud yang sudah ada.

"Misalnya, teknologi AI memungkinkan Google menganalisis data tanpa sensor tambahan atau bahkan mengubah infrastruktur, sebelum mengirimkan rekomendasi ke dinas kota yang kemudian menerapkan cara-cara untuk mengoptimalkan pengaturan," kata Yossi.

Menurut klaim Google, penerapan proyek ini di India telah membantu kota mengoptimalkan pengaturan waktu lampu lalu lintas dengan lebih baik, mengurangi waktu tunggu di persimpangan, kemacetan jalan, dan emisi karbon. Pada 2022, khususnya di Bangalore, terlihat hasil awal dari pengurangan kemacetan sebesar 20 persen.

2 dari 3 halaman

Dishub DKI Jakarta Sudah Gunakan AI untuk Mengurai Kemacetan, Simak Lokasinya

Sebelumnya, untuk membantu mengurai kemacetan, Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta sudah menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) di 20 simpang.

"Jadi ada 20 simpang yang sudah menerapkan prinsip AI dengan intelligent transport system (sistem transportasi cerdas) di traffic light (lampu lalu lintas)," kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Jakarta Syafrin Liputo saat dihubungi di Jakarta, Minggu (2/7/2023), dikutip dari Antara.

Syafrin mengakui bahwa penggunaan Artificial Intelligence berpengaruh untuk memantau dan melakukan pengaturan waktu di lampu lalu lintas (traffic light) berdasarkan informasi basis data internal Google.

Teknologi AI bisa memperkuat fungsi sistem manajemen lalu lintas (adaptif forces) yang dijalankan dan menghitung secara real time volume lalu lintas di simpang.

Berdasarkan informasi yang diberikan oleh AI,  Dishub DKI Jakarta mengetahui vc ratio atau perbandingan antara kapasitas jalan dengan kepadatan lalu lintas di jalan tersebut.

"Jadi, traffic light tersebut dapat 'melihat' kaki simpang mana yang padat, sehingga di titik itulah yang akan diberikan prioritas lampu hijau lebih banyak atau lama," tambah Syafrin.

Dengan menggunakan teknologi AI, Dishub DKI bisa memberikan prioritas terhadap rute angkutan umum, seperti Transjakarta. Sehingga, sistem AI akan membaca secara otomatis jika Transjakarta lewat akan diberikan prioritas lampu hijau untuk melintas duluan.  

3 dari 3 halaman

20 Titik yang Gunakan Teknologi AI

Adapun 20 titik lokasi yang sudah menggunakan teknologi kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI) antara lain Jalan Jembatan 2 Raya-Jalan Tubagus Angke, Jalan Kyai Tapa-Jalan Daan Mogot (Grogol), Jalan S Parman-Jalan Tomang Raya, Jalan S Parman-Jalan KS Tubun-Jalan Gatot Subroto (Slipi), dan Jalan Gatot Subroto-Jalan Rasuna Said (Kuningan).

Lalu Jalan Gatot Subroto-Jalan Supomo (Pancoran), Jalan MT haryono-Jalan Sutoyo (Cawang Uki), Jalan DI Panjaitan-Jalan Kalimalang, Jalan Ahmad Yani-Jalan Utan Kayu (Rawamangun), Jalan Ahmad Yani-Jalan Pemuda-Jalan Pramuka, Jalan Ahmad Yani-Jalan H. Ten, dan Jalan Perintis Kemerdekaan-Jalan Letjen Suprapto.

Kemudian Jalan Senen Raya-Jalan Kwitang (Senen), Jalan Gunung Sahari-Jalan Wahidin, Jalan Gunung Sahari-Jalan Dokter Sutomo (MBAL), Jalan Gunung Sahari-Jalan Angkasa-Jalan Samanhudi , Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Besar (Kartini).

Lalu ada Jalan Gunung Sahari-Jalan Pangeran Jayakarta, Jalan Gunung Sahari-Jalan Mangga Dua, dan Jalan Perniagaan Raya-Jalan Pasar Pagi Flyover (Jembatan Lima).

Tahun ini, kata Syafrin pihaknya akan menambah 40 simpang lagi yang akan dipasang penerapan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) sebagai upaya mengurangi kemacetan di DKI Jakarta.