Sukses

Jokowi di KTT G20 India: Stabilitas, Solidaritas, dan Kesetaraan Kunci Pembangunan Dunia

Presiden Jokowi kembali menekankan kepada seluruh anggota G20 untuk menjaga soliditas sebagai satu keluarga dalam menentukan arah pembangunan dunia.

Liputan6.com, Jakarta Setelah menyampaikan intervensi pada Sesi Pertama yang bertema “One Earth” di KTT G20 New Delhi, di Sesi Kedua dengan tema “One Family”, Perdana Menteri India Narendra Modi kembali mengundang Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk menyampaikan pandangan terhadap kondisi permasalahan global.

Sebagaimana diketahui, KTT G20 tahun ini diselenggarakan masih dalam kondisi global yang tidak menentu. Untuk itu, Presiden Jokowi kembali menekankan kepada seluruh anggota G20 untuk menjaga soliditas sebagai satu keluarga dalam menentukan arah pembangunan dunia.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto beserta sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju lainnya turut mendampingi Presiden Joko Widodo dalam Sesi Kedua KTT tersebut.

“Falsafah ‘Satu Keluarga’ ini semestinya bukan semata jargon. Melainkan sebuah mindset untuk menentukan arah pembangunan dunia. Kita semua harus bertanggung jawab dan pastikan seluruh masyarakat dunia tanpa terkecuali hidup dalam damai, stabil dan sejahtera,” tegas Presiden dalam intervensinya.

Presiden Joko Widodo juga tekankan 3 kunci pembangunan dunia yakni stabilitas, soladiritas, dan kesetaraan. Sebagai Ketua ASEAN 2023 Indonesia terus mendorong ASEAN sebagai jangkar stabilitas kawasan. Indonesia terus mendorong kebiasaan dialog dan kerja sama di kawasan Indo-Pasifik.

Presiden Joko Widodo menyerukan untuk menghentikan perang dan mengakhiri permusuhan dengan berpegang teguh pada hukum internasional dan semangat kerja sama dan multilateralisme yang inklusif.

Forum Premier Kerja Sama Ekonomi

Sebagai forum premier kerja sama ekonomi, G20 harus menjadikan solidaritas sebagai ruh kerja sama G20. Dengan kondisi global yang semakin terpolarisasi, G20 harus bergerak untuk mengakhiri dikotomi utara-selatan, maju-berkembang, maupun timur-barat. Pintu dialog dan kerja sama harus terbuka bagi seluruh negara.

Pada sesi kedua ini, Presiden Joko Widodo juga menyambut bergabungnya Uni Afrika dalam G20. Dengan dilandasi ‘Spirit of Bandung’ Indonesia akan terus menggaungkan suara dan kepentingan Global South. Representasi kawasan yang lebih luas perlu didorong untuk tata kelola global.

Sebagai penutup, Presiden Joko WIdodo menyampaikan bahwa G20 harus mendukung penguatan partisipasi negara berkembang dalam rantai pasok global. Ekosistem kerja sama yang setara, inklusif, dan adil perlu diwujudkan untuk pemenuhan hak pembangunan bagi semua. G20 harus memajukan semangat persaudaraan dan mewujudkan dunia yang damai, adil, dan sejahtera. 

2 dari 3 halaman

Sindiran Keras Indonesia di KTT G20 India: Pendanaan Transisi Energi Negara Maju Cuma Retorika

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan sesi pertama KTT G20 India di Bharat Mandapam, IECC, Pragati Maidan, New Delhi, India, Sabtu 9 September 2023.

Ternyata, tak hanya Sri Mulyani yang mendampingi Presiden, melainkan Jokowi juga didampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, dan Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan

Momen itu pun dibagikan Menkeu melalui akun instgaram pribadinya @smindrawati, Minggu (10/9/2023). Bendahara negara ini merangkum paparan Jokowi di G20 India 2023 dimana Jokowi menyebut Komitmen Pendanaan Transisi Ekonomi Negara Maju Hanya Retorika.

"Dimulai dengan tema One Earth -Presiden @jokowi menyampaikan intervensi pertama. Pemimpin G20 harus melakukan aksi nyata melindungi bumi yang tengah sakit. Perubahan iklim makin sulit dicegah kecuali dengan langkah radikal dan masif," ujar Menkeu.

Namun, kata Menkeu, apa yang disampaikan Jokowi tersebut bahwa transisi ekonomi rendah karbon harus dilakukan.

"Tapi pendanaan dari negara maju hanya retorika dan diatas kertas, termasuk komitmen USD 100 billion untuk negara berkembang menghadapi adaptasi dan mitigasi," kata Sri Mulyani.

 

3 dari 3 halaman

Aksi Nyata Indonesia Atasi Perubahan Iklim

Kendati demikian, Menkeu menegaskan, sebagaimana yang disampaikan Presiden, Indonesia telah dan terus melakukan aksi nyata sebagai kontribusi mencegah perubahan iklim, termasuk menekan deforestasi dan menyusun startegi mekanisme transisi energi menuju energi hijau.

Sebagai informasi, Presidensi G20 India yang mengangkat tema “One Earth, One Family, One Future”, terdapat 13 Working Group dan 11 Engagement Group.

Hal ini berkembang dari Presidensi G20 Indonesia sebelumnya dikarenakan beberapa inisitif baru dalam Presidensi India yakni Culture Working Group, Disaster Risk Resilient and Reduction Working Group, Research and Innovation Initiative Gathering, dan Start-Up 20.