Sukses

Rebutan dengan Negara Maju, Bagaimana Peluang Indonesia Tarik Investasi?

Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan mengungkapkan bahwa masih ada tantangan dalam menarik investasi di era globalisasi.

Liputan6.com, Jakarta Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/BKPM, Nurul Ichwan mengungkapkan bahwa masih ada tantangan dalam menarik investasi di era globalisasi.

“Mengapa? Karena negara-negara yang mempromosikan globalisasi bahkan sekarang sedang mempromosikan Deglobalisasi. Jadi semua negara ini mengundang lebih banyak investornya untuk kembali ke negaranya,” kata Nurul Ichwan dalam acara UOB Editors Circle “Creating Investment Opportunities in Indonesia” di Hotel Kempinski, Selasa (12/9/2023).

“Jadi dalam hal ini, bahkan Amerika Serikat, negara-negara Uni Eropa, mereka sedang mempromosikan tentang globalisasi,” sebutnya.

Meskipun demikian, Ichwan melihat, Indonesia masih memiliki kemampuan untuk bersaing karena sumber daya alamnya yang menawarkan keunggulan kompetitif.

“Karena kalau kita bicara soal industri EV (kendaraan listrik) misalnya, siapapun yang akan menjadi produser EV ini, siapapun dan apapun negaranya yang tertarik dengan EV ini pasti ada relasinya dengan Indonesia,” jelasnya.

Pasokan Nikel

Ichwan menambahkan, hal itu karena Indonesia yang mendominasi pasokan nikel sebagai bahan baterai kendaraan listrik, yang mencapai 23 persen.

Diprediksi, pada tahun 2045 mendatang kurang lebih 60 persen nikel Indonesia akan mendominasi dunia.

“Jadi ini adalah sesuatu yang kita punya dan kita ingin potensi seperti ini lebih bersifat hilir, tidak hanya pada nikel.Jadi jangan khawatir, kita masih punya mesin untuk memberikan atribusi terhadap pembangunan Indonesia dan ASEAN secara bersama-sama,” pungkasnya.

2 dari 4 halaman

Mendag: Prancis Komitmen Investasi di IKN dan Proyek Transisi Energi

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengatakan, Pemerintah Indonesia mengapresiasi kerja sama dan investasi Prancis di Indonesia. hal itu disampaikan usai mendampingi Presiden Joko Widodo atau Jokowi dalam pertemuan dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron yang berlangsung di sela-sela rangkaian Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 pada 9—10 September 2023 di New Delhi, India.

“Dalam pertemuan dibahas rencana dan komitmen Prancis, termasuk terkait investasi di IKN dan proyek transisi energi. Indonesia mengharapkan rencana tersebut segera direalisasikan,” ujar Mendag Zulkfili Hasan dalam Keterangan, Senin, (11/9/2023).

Pada Juni 2023, Duta Besar Prancis untuk Indonesia beserta delegasi bisnis Prancis telah mengunjungi Kawasan IKN dan menghasilkan 4 Letter of Intent (LoI) untuk mendukung pembangunan IKN.

Selain itu, Indonesia juga memanfaatkan kesempatan tersebut untuk meminta dukungan Prancis dalam proses pendaftaran Indonesia menjadi bagian dari Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD). Presiden Jokowi mengungkapkan hal tersebut merupakan langkah Indonesia untuk menjadi negara maju.

Pada periode Januari—Juli 2023, total perdagangan Indonesia-Prancis sebesar USD 1,55 miliar. Dari nilai tersebut, ekspor Indonesia ke Prancis sebesar USD 547 juta dan impor Indonesia dari Prancis sebesar USD 999 juta. Total perdagangan Januari—Juli 2023 naik 10,74 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yang sebesar USD 1,40 miliar.

Produk ekspor Indonesia ke Prancis adalah trafo listrik, bagian dan aksesoris kendaraan peralatan listrik untuk mengganti atau memproteksi sirkuit listrik, gas minyak bumi dan gas lainnya, serta minyak sawit dan fraksinya.

Sedangkan, impor Indonesia dari Prancis yaitu parfum, protein whey dan produk lainnya yang terdiri atas susu, barang yang dipakai saat bepergian, vaksin untuk manusia dan hewan, serta obat-obatan.

 

3 dari 4 halaman

Bertemu Jokowi, Presiden Korsel dan PM China Sampaikan Minat Investasi di IKN

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menerima kunjungan resmi Presiden Korea Selatan (Korsel) Yoon Suk Yeol dan Perdana Menteri (PM) China Li Qiang di Istana Merdeka Jakarta, Jumat (8/9/2023). Kedua negara itu menyampaikan minat untuk berinvestasi di Ibu Kota Nusantara (IKN).

"Kedua negara juga membahas IKN, baik Korea maupun PM China. Mereka akan menurunkan tim lebih detail lagi. Jadi baik Korea maupun China mereka sangat berminat sekali," jelas Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia kepada wartawan di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (8/9/2023).

Menurut dia, Korea Selatan dan China berminat berinvestasi di sejumlah bidang pembangunan IKN. Bahlil menuturkan bahwa Korea Selatan dan China yang membuka pembahasan terkait investasi di IKN saat bertemu Jokowi.

"Mereka senang sekali, mereka yang malah berminat, itu justru dalam diskusi dengan Bapak Presiden dengan mereka itu idenya bukan dari Bapak Presiden, justru dari PM China maupun Presiden Korea," katanya.

"Lalu Presiden Jokowi menanggapi jadi respons global dalam beberapa negara terkait investasi di IKN positif dan saya optimistis banget," sambung Bahlil.

 

4 dari 4 halaman

Pembangunan EV Baterai

Bahlil menyampaikan dirinya dan Kepala Badan Otorita IKN Bambang Susantono akan kembali mengunjungi IKN pada bulan September ini. Kunjungan ini dalam rangka groundbreaking pembangunan sejumlah fasilitas di IKN.

"Mudah-mudahan Bapak Presiden ikut melakukan pekerjaan groundbreaking pada pekerjaan hotel, RS, fasilitas umum sehingga target kita di 2024 Agustus itu bisa melakukan upacara 17 Agustus," tuturnya.

Selain investasi, Bahlil menyebut Jokowi juga membahas percepatan pembangunan EV baterai saat bertemu Presiden Korea Selatan. Menurut dia, Jokowi meminta agar masalah impor bahan baku EV baterai diselesaikan.

"Tadi Bapak Presiden sampaikan juga percepatan pembangunan EV baterai kedua bagaimana proses investasi yang sudah ada di sini. Mereka meminta ada perhatian tentang impor bahan baku dan beberapa impor yang menjadi kendala. Tadi arahan presiden jelas untuk kita melakukan percepatan dan menyelesaikan," ujar Bahlil.