Liputan6.com, Jakarta Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Nusantara Myrna Asnawati Safitri, mengatakan pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara bukan sekedar memindahkan ibu kota saja, melainkan ada tujuannya.
"Pembangunan IKN itu bukan sekedar memindahkan ibu kota. Kenapa demikian? karena di dalam rencana induk dan tata ruang dari IKN itu sendiri terselip tujuan yang lain," kata Myrna dalam konferensi pers kegiatan kolaborasi ‘Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara’ di Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Tujuan pembangunan IKN ada dua, pertama, untuk memulihkan lingkungan dimana IKN itu berada.
Baca Juga
Myrna menjelaskan, cakupan wilayah Ibu Kota Negara terdiri dari wilayah darat dan laut. Wilayah darat memiliki luas kurang lebih 256.142 hektar area (ha). Namun, sebagian besar hutannya telah mengalami konversi.
Advertisement
Sebagai informasi, Konversi hutan adalah perubahan fungsi kawasan hutan. Biasanya, konversi hutan dilakukan untuk membuka lahan industri, pemukiman, perkebunan, pertanian, pengembangan wilayah, dan pertambangan.
"Kalau kita lihat dari situ, itu sebagian besar itu yang namanya hutan telah mengalami konversi. Kita akan menemukan gak primary forest (hutan utuh)? nyaris tidak, kalaupun ada itu jumlahnya sangat sedikit. Kenapa tidak ada? karena satu, yang namanya konversi itu sudah berlangsung lama sekali di wilayah tersebut, lama sekali sudah berapa dekade terjadi," jelasnya.
Menurutnya, saat ini yang tersisa di wilayah IKN itu adalah hutan-hutan sekunder yang berasal dari area bekas terbakar. Lantara, pada tahun sekitar 1990-an pernah terjadi kebakaran besar di wilayah tersebut.
Pembangunan IKN
Ia pun menegaskan, bahwa prinsip pembangunan IKN yang penting adalah pembangunan itu harus menyesuaikan dengan desain alam.
"Ibaratnya kita membangun itu sedapat mungkin tidak lagi mengubah apa yang ada, kenapa ini dilakukan? karena kami ingin melakukan koreksi terhadap cara kita membangun di masa lalu," ujarnya.
Kemudian, tujuan pembangunan Ibu Kota Nusantara yang kedua adalah untuk membuat pembangunan Indonesia itu menjadi Indonesia sentris.
Jadi Wajah Baru Indonesia, IKN Nusantara Usung Konsep Smart Forest City
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Nusantara Myrna Asnawati Safitri, Mengatakan Kota Hutan IKN Nusantara dibangun untuk memulihkan lingkungan yang saat ini banyak terdegradasi. Upaya utamanya adalah melakukan reforestasi atau penanaman kembali lahan-lahan yang ada.
Myrna menegaskan, hal ini membutuhkan dukungan publik agar gerakan lingkungan semakin meluas. Gerakan ini pun menjadi momen penting sebagai bentuk kolaborasi seluruh pihak.
“Gerakan menanam ini sekaligus bagian dari upaya partisipasi masyarakat dalam pengendalian perubahan iklim serta revitalisasi keanekaragaman hayati hutan tropis Kalimantan,” kata Myrna dalam konferensi pers kegiatan kolaborasi ‘Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara’ di Jakarta, Selasa (12/9/2023).
Oleh karena itu, pihaknya mengapresiasi dan mendukung Gerakan Green Movement sabuk Hijau Nusantara tanam 10 Ribu Pohon di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
Gerakan tersebut merupakan gerakan kolaboratif yang dilakukan Katadata Green, Benih Baik, dan Jejakin dalam rangka pemberdayaan masyarakat di kawasan penyangga IKN Nusantara.
Disisi lain, gerakan bernama ‘Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara’ ini mengajak keterlibatan seluruh pihak, baik perusahaan dan masyarakat melalui pengumpulan donasi. Program ini akan dimulai di Kelurahan Pemaluan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Myrna menegaskan, sebagai wajah baru Indonesia, IKN Nusantara menjadi kawasan yang penting untuk dijaga kelestariannya.
Kegiatan ini juga menyelaraskan tujuan IKN Nusantara sebagai smart forest city yang berkelanjutan dan menjadi bagian penting bagi pembangunan ekonomi di Tanah Air. Lebih lanjut, Katadata Green, Benih Baik, dan Jejakin bersinergi untuk menjadikan program ini terjamin transparansi dan ketelusurannya, serta berdampak secara sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Advertisement
Pengumpulan Donasi
Agenda pengumpulan donasi, penanaman pohon, dan pemberdayaan masyarakat akan dikelola oleh Benih Baik. Adapun Jejakin akan terlibat dalam monitoring dampak lingkungan atas program ini. Sementara itu, Katadata Green akan berperan menginformasikan seluruh perkembangan program ini melalui beragam produk komunikasi.
Lokasi yang dipilih, Kelurahan Sepaku menjadi titik yang strategis. Kelurahan ini masuk ke dalam Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) sekaligus zona dua kawasan IKN Nusantara.
Selain itu, Kelurahan Sepaku memiliki satu dari empat bendungan terbesar di IKN Nusantara yang airnya diambil dari empat sungai di sekitar lokasi. Sehingga, merawat kawasan ini sangat penting karena sekaligus menjaga penyangga sumber air baku di IKN Nusantara.
Dalam kesempatan yang sama, Co Founder & Chief Marketing Officer (CMO) Benih Baik Firdaus Juli mengatakan, menghijaukan dan mempertahankan lingkungan agar tetap hijau merupakan tantangan tersendiri.