Liputan6.com, Jakarta - Saham Apple merosot pada penutupan perdagangan Selasa, 12 September 2023. Koreksi saham Apple terjadi di tengah peluncuran iPhone yang ditunggu-tunggu pada acara Wonderlust, di kantor pusat Apple di Cupertino, Amerika Serikat.
Selain itu, saham Apple tergelincir setelah perseroan terdampak laporan kalau Huawei Technologies asal China telah menaikkan target pengiriman pada semester II untuk ponsel pintar seri Mate 60 sebesar 20 persen, menurut kantor berita Reuters. Demikian dikutip dari laman Mint, Rabu (13/9/2023).
Baca Juga
Selama lima hari terakhir, saham Apple telah anjlok lebih dari 6 persen. Menurut data bursa, saham Apple sudah melonjak lebih dari 41 persen pada 2023. Pada penutupan perdagangan, harga saham Apple susut 1,71 persen ke posisi USD 176,30. Dengan koreksi itu, kapitalisasi pasar Apple tercatat USD 2,76 triliun.
Advertisement
Pada acara tahunannya, raksasa teknologi ini meluncurkan iPhone 15 dan iPhone 15 plus terbaru dengan fitur dynamic island yang sebelumnya disediakan untuk iPhone versi pro. Apple juga meluncurkan Apple Watch series 9 di acara tersebut.
Adapun perangkat baru iPhone 15 hadir dengan layar 6,1 dan 6,7 inci. Versi iPhone baru ini dibuat dengan 75 persen aluminium daur ulang dan 100 persen kobalt daur ulang. iPhone 15 diluncurkan dalam pilihan warna pink, kuning, hijau, biru dan hitam.
Iphone baru ini memiliki kamera 48 megapiksel dan memiliki kekuatan fokus 26 mm, fokus piksel 100 persen, sensor OIS. Sedangkan untuk harga yang ditawarkan mulai dari USD 799 atau sekitar Rp 12,26 juta (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.347). Harga ponsel besutan Apple untuk iPhone 15 plus mulai dari USD 899 atau sekitar Rp 13,79 juta.
Kata Analis
Dikutip dari laman nypost.com, sejumlah analis mencatat permintaan ponsel pintar telah merosot karena konsumen bergulat dengan inflasi.
Pasar ponsel pintar global telah merosot karena konsumen bergulat dengan inflasi meski pengiriman Apple mengalami penurunan paling sedikit dibandingkan produsen ponsel pintar besar lainnya turun dari 46,5 juta ponsel menjadi 45,3 juta, menurut data dari Counterpoint Research.
"Faktanya adalah, pasar ponsel pintar saat ini lesu,” ujar Head of TECHnaysis Research, Bob O’Donnell.
Analis Itau BBA, Thiago Kapulskis menuturkan, saham Apple akan turun 9 persen karena turbulensi di China.
Pihak lain mencatat meski raksasa Silicon Valley antara lain Nvidia, Microsoft dan OpenAi telah unggul dalam perlombaan kecerdasan buatan, Apple relatif tenang dalam hal kecerdasan buatan.
Meski demikian, Direktur dan Analis Senior Wedbush Securities, Dan Ives menuturkan tetap bullish untuk saham Apple. “Apple akan memulai siklus super mini pada tahun mendatang. Spesifikasi iPhone 15 dalam hal chip, baterai, dan teknologi kamera tidak tertandingi secara global karena kami antisipasi siklus peningkatan ini akan kembali mengejukan wall street dan pendukung Apple,” ujar Ives.
Advertisement
Kapitalisasi Pasar Saham Apple Susut Rp 3.070 Triliun dalam 2 Hari
Sebelumnya, saham Apple turun 2,9 persen pada perdagangan Kamis, 7 September 2023 seiring China berencana memperluas larangan pemakaian iPhone di lembaga dan perusahaan yang didukung pemerintah.
Dikutip dari CNN, Jumat (8/9/2023), investor mengkhawatirkan kemampuan Apple untuk melakukan bisnis di China. Apple mencatat penurunan terbesar selama lebih dari sebulan pada Rabu, 6 September 2023.
Kapitalisasi pasar saham Apple susut USD 200 miliar atau sekitar Rp 3.070 triliun (asumsi kurs Rp 15.351 per dolar AS) dalam dua hari ini. Saham Apple pun berada di kinerja terburuk di indeks Dow Jones.
Adapun larangan tersebut bisa menjadi pertanda buruk bagi Apple. China adalah pasar luar negeri terbesar bagi produk perusahaan. Penjualan di Apple mewakili sekitar seperlima dari total pendapatan perseroan pada 2022.
Apple tidak ungkap penjualan iPhone berdasarkan negara, tetapi analisis di firma riset TechInsights perkirakan ada lebih banyak penjualan iPhone di China dibandingkan di Amerika Serikat pada kuartal terakhir.
Apple juga produksi sebagian besar iPhone di pabrik-pabrik di China. Analis KeyBanc Capital, Brandon Nispel menuturkan, Apple yang berbasis di Cupertino, California juga memainkan peran penting dalam ekonomi China.
“Perusahaan tersebut secara historis dipandang relatif aman di China dari pembatasan pemerintah. Larangan yang dilaporkan ini menimbulkan pertanyaan penting. Apakah pemerintah mengubah pendiriannya?,” ujar dia.
Pada Rabu, 6 September 2023, Wall Street Journal melaporkan China telah melarang pemakaian iPhone bagi pejabat pemerintah pusat. Para manajer telah memberi tahu staf tentang larangan tersebut melalui grup obrolan dan pertemuan
Larangan China Bertepatan dengan Rilisnya Produk Baru Huawei
Pada Kamis, 7 September 2023, Bloomberg melaporkan larangan itu telah diperluas ke perusahaan-perusahaan yang didukung negara, termasuk raksasa eneri PetroChina yang mempekerjakan jutaan pekerja dan mengendalikan sebagian besar ekonomi China.
Analis di Bank of America menulis dalam sebuah catatan pada Kamis pekan ini kalau potensi larangan iPhone terjadi setelah smartphone baru dirilis oleh pabrikan China Huawei. “Waktunya, menarik,” ujar analis.
Pemerintah Amerika Serikat (AS) menuturkan, pihaknya sedang menyelidiki ponsel pintar baru itu. Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan menuturkan, dalam konferensi pers di Gedung Putih, Amerika Serikat memerlukan informasi lebih lanjut tentang karakter dan komposisinya untuk menentukan apakah pihak itu dapat mengabaikan pembatasan ekspor semikonduktor AS untuk membuat chip baru.
Advertisement