Liputan6.com, Jakarta Pemerintah tengah membangun hunian rumah susun (Rusun) untuk ASN di Ibu Kota Nusantara (IKN). Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) tengah membangun sebanyak 47 tower Rusun bagi ASN dan pegawai Pertahanan Keamanan (Hankam) di IKN.
Total, terdapat 11.000 PNS yang akan diberangkatkan ke IKN. ASN secara bertahap mulai pindah ke Nusantara, ibu kota negara Republik Indonesia yang baru, di Kalimantan Timur pada pertengahan 2024.Â
Baca Juga
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Nusantara Myrna Asnawati Safitri, mengatakan pihak otorita IKN didukung oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah melakukan penanaman dan rehabilitasi hutan di kawasan IKN, khususnya untuk mempersiapkan kawasan terbuka hijau untuk ASN yang pindah nanti.
Advertisement
"Sudah dari sekarang, sekarang itu kami melakukan perencanaan detail sedang dikerjakan. Penanaman dan rehabilitasi dari tahun lalu juga sudah dilakukan Kementerian lingkungan hidup dan kehutanan," kata Myrna kepada awak media saat ditemui di Jakarta, Rabu (13/9/2023).
Menurutnya, otorita IKN telah menyiapkan beberapa zona terbuka hijau untuk ASN, mulai kebun raya, hingga akan dibangun taman komunitas, dan rimba kota.
"Zona-zona untuk ruang terbuka hijaunya sudah ada, macam-macam mulai dari kebun raya sampai taman komunitas, termasuk juga zona rimba kota," ujarnya.
Pertama di Dunia
Sebelumnya, Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Bambang Susantono menekankan salah satu hal yang perlu menjadi perhatian dari Nusantara adalah konsep kota hutan yang berkelanjutan (forest city). Konsep ini diyakini akan menjadi ibu kota negara yang pertama di dunia yang menerapkan konsep forest city.
Hanya 25 persen dari area Nusantara yang akan dibangun, sedangkan 75 persen sisanya akan menjadi area hijau yang termasuk 65 persen area tersebut tetap sebagai hutan tropis.
Ternyata Ini 2 Tujuan Utama Pembangunan IKN Nusantara
Deputi Bidang Lingkungan Hidup dan Sumber Daya Alam Otorita IKN Nusantara Myrna Asnawati Safitri, mengatakan pembangunan Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara bukan sekedar memindahkan ibu kota saja, melainkan ada tujuannya.
"Pembangunan IKN itu bukan sekedar memindahkan ibu kota. Kenapa demikian? karena di dalam rencana induk dan tata ruang dari IKN itu sendiri terselip tujuan yang lain," kata Myrna dalam konferensi pers kegiatan kolaborasi ‘Green Movement: Sabuk Hijau Nusantara’ di Jakarta, Selasa (12/9/2023).Tujuan pembangunan IKN ada dua, pertama, untuk memulihkan lingkungan dimana IKN itu berada.
Myrna menjelaskan, cakupan wilayah Ibu Kota Negara terdiri dari wilayah darat dan laut. Wilayah darat memiliki luas kurang lebih 256.142 hektar area (ha). Namun, sebagian besar hutannya telah mengalami konversi.
Sebagai informasi, Konversi hutan adalah perubahan fungsi kawasan hutan. Biasanya, konversi hutan dilakukan untuk membuka lahan industri, pemukiman, perkebunan, pertanian, pengembangan wilayah, dan pertambangan.
"Kalau kita lihat dari situ, itu sebagian besar itu yang namanya hutan telah mengalami konversi. Kita akan menemukan gak primary forest (hutan utuh)? nyaris tidak, kalaupun  ada itu jumlahnya sangat sedikit. Kenapa tidak ada? karena satu, yang namanya konversi itu sudah berlangsung lama sekali di wilayah tersebut, lama sekali sudah berapa dekade terjadi," jelasnya.
Menurutnya, saat ini yang tersisa di wilayah IKN itu adalah hutan-hutan sekunder yang berasal dari area bekas terbakar. Lantara, pada tahun sekitar 1990-an pernah terjadi kebakaran besar di wilayah tersebut.
Â
Advertisement
Pembangunan IKN
Ia pun menegaskan, bahwa prinsip pembangunan IKN yang penting adalah pembangunan itu harus menyesuaikan dengan desain alam.
"Ibaratnya kita membangun itu sedapat mungkin tidak lagi mengubah apa yang ada, kenapa ini dilakukan? karena kami ingin melakukan koreksi terhadap cara kita membangun di masa lalu," ujarnya.
Kemudian, tujuan pembangunan Ibu Kota Nusantara yang kedua adalah untuk membuat pembangunan Indonesia itu menjadi Indonesia sentris.Â