Sukses

Menteri Basuki Pamer Sistem Irigasi Subak di 18th World Water Congress Beijing

Sistem Subak ini merupakan manifestasi dari hubungan yang erat yang tidak terpisahkan antara Tuhan, manusia dan alam dalam menghasilkan makanan dan kebutuhan lainnya.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono menilai, Bali sebagai tempat yang tepat untuk penyelenggaraan World Water Forum ke-10 tahun 2024. Bali tempat yang tepat karena sistem irigasi di Bali sesuai dengan tema yaitu Air untuk Kesejahteraan Bersama (Water for Shared Prosperity).

Basuki Hadimuljono bercerita, Bali merupakan salah satu tempat di Indonesia yang mengaitkan air dengan seluruh aspek kehidupan. Terdapat Subak yang merupakan suatu sistem keswadayaan masyarakat yang berfungsi mengatur pembagian air irigasi pada area persawahan secara adil dan merata.

"Sistem Subak yang dipraktekkan Indonesia sangat erat kaitannya dengan topik besar Water for All: Harmony Between Human and Nature yang diangkat dalam 18th World Water Congress Beijing," kata dia dalam keterangan tertulis, Rabu (13/9/2023).

Sistem Subak ini merupakan manifestasi dari hubungan yang erat yang tidak terpisahkan antara Tuhan, manusia dan alam dalam menghasilkan makanan dan kebutuhan lainnya.

Secara filosofis, Subak mencerminkan konsep filosofis Tri Hita Karana, yang menyatukan alam roh, dunia manusia, dan alam atau lingkungan.

"Subak merupakan sistem irigasi Bali sebagai perwujudan tatanan hukum budaya dengan ciri-ciri yaitu kemandirian sosial, ketahanan pangan, dan kekuatan agama dengan tekad dan semangat gotong royongmemperoleh air untuk menghasilkan makanan, khususnya beras dan palawija," terangnya.

Sistem Irigasi Subak di Bali akan menjadi salah satu destinasi kunjungan lapangan dalam World Water Forum ke-10 di Bali. Saat ini, sistem dan lanskap Subak telah diakui menjadi salah satu Warisan Budaya Dunia dari UNESCO.

"Dengan mengkombinasikan proses politik, regional, tematik, dan agenda kunjungan lapangan (site visits), akan memperkuat dan menjadi daya tarik World Water Forum ke-10. Bali juga telah terkenal dan menjadi tempat legendaris sebagai tujuan wisatawan selama beberapa dekade," kata Basuki Hadimuljono.

2 dari 4 halaman

Indonesia Tuan Rumah World Water Forum ke-10, Menko Luhut Jadi Ketua Panitia

Sebelumnya, Indonesia terpilih menjadi tuan rumah World Water Forum (WWF) ke-10. Gelaran ini akan berlangsung di Bali pada Mei 2024. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk untuk menjadi ketua panitia nasional WWF ke-10

Menko Luhut menyampaikan bahwa perhelatan Internasional yang mengambil tema Water for Shared Prosperity ini merupakan gotong royong pemerintah Indonesia untuk menunjukkan kepada dunia, bahwa Indonesia dapat menjadi tuan rumah forum internasional ini. Di samping itu, Menko Luhut juga menyampaikan bahwa forum ini sangat penting untuk hidup masyarakat dunia.

“Isu air ini sangat penting untuk masyarakat dunia. Kita mau forum ini berjalan seperti G20, sehingga anggota forum dapat merumuskan langkah konkrit atas program dan isu-isu yang dibahas. Harapannya ini akan memberikan dampak yang baik bagi masyarakat dunia,” tutur Menko Luhut dalam keterangan tertulis, Kamis (10/9/2023). 

WWF diadakan setiap tiga tahun sekali dengan tujuan membahas dan mempromosikan isu-isu terkait air secara global. Forum ini menjadi tempat bertemunya berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, organisasi non-pemerintah, ilmuwan, praktisi, dan perwakilan masyarakat sipil, untuk berdiskusi, berbagi pengetahuan, dan mencari solusi terkait masalah air.

“Pemerintah Indonesia dipilih oleh World Water Council pada kesempatan World Water Forum ke 9 di Dakar. Kita dipilih World Water Forum ke 10 yang nantinya akan diselenggaran di BNDCC Bali pada tanggal 18-24 Mei 2024,” ujar Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi dan Investasi Kementerian PUPR Dadang Rukmana di media briefing.

3 dari 4 halaman

172 Negara Hadir

Acara tersebut akan menghadirkan 172 negara dimana Indonesia terpilih menjadi tuan rumah pertemuan internasional terbesar di bidang air yang membahas pengelolaan sumber daya air dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Forum ini memiliki misi menyediakan platform bagi semua pemangku kepentingan di bidang air untuk berdiskusi, berbagi ilmu dan pengalaman, serta menciptakan ide-ide konkret dalam pengelolaan dan pengembangan sember daya air yang lebih baik.

Selain itu, SAM Dadang menambahkan misi dari forum ini adalah mendorong pemikiran yang inovatif dalam mengatasi isu dan permasalahan terkini dalam pengelolaan sumber daya air, serta meningkatkan komitmen dan aksi para pembuat kebijakan dalam pengelolaan dan pengembangan sumber daya air yang berkelanjutan.

4 dari 4 halaman

Topik Pembahasan

Pada perhelatan WWF nanti, topik-topik yang dibahas mencakup beragam aspek seperti pengelolaan sumber daya air, keberlanjutan, akses air bersih dan sanitasi, adaptasi perubahan iklim terhadap sumber daya air, serta isu-isu sosial dan ekonomi yang terkait dengan air.

Forum ini juga memberikan kesempatan bagi negara-negara dan komunitas internasional untuk berkolaborasi dalam mencari solusi konkret untuk tantangan-tantangan air yang dihadapi dunia saat ini.

Keuntungan dalam bidang ekonomi, pemerintah Indoensia akan mengundang 100.000 pengunjung terdiri dari komunitas air dari seluruh dunia, dan juga diharapkan kita akan menjadi bagian dari komunitas yang mendukung perumusan dalam bebagai inovasi dalam pengelolaan sumber daya air, peningkatan produksi pangan dan mitigasi bencana khususnya bencana yang terkait dengan air water related disaster yang kita harapkan akan menjadi salah satu rumusan dari hasil WWF.

Indonesia telah memulai langkah persiapan WWF sejak pertengahan tahun 2022 dan telah diterbitkan Kepres Nomor 1 Tahun 2023 tentang Panitia Nasional penyelenggara WWF ke-10 dengan ketua Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan.