Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mendorong PT Krakatau Steel (Persero) Tbk melakukan berbagai inovasi pemanfaatan teknologi dan produk baja untuk perumahan. Ini diperlukan agar ke depan pembangunan rumah bisa dilaksanakan secara lebih masif, cepat dan terjaga kualitasnya.
"Saat ini kebutuhan rumah untuk masyarakat semakin meningkat. Sehingga Kementerian PUPR berharap PT Krakatau Steel untuk bisa melakukan berbagai inovasi penggunaan baja untuk pembangunan hunian," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto saat melakukan kunjungan kerja ke PT. Krakatau Steel di Kota Cilegon, Banten, Rabu (13/9/2023).
Baca Juga
Sesuai arahan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Iwan menilai, adanya kerjasama dengan PT Krakatau Steel juga diperlukan guna menunjang program infrastruktur dan perumahan. Selain itu, komponen baja juga sangat dibutuhkan dalam pembangunan infrastruktur di Ibu Kota Nusantara (IKN), Kalimantan Timur.
Advertisement
Iwan berharap Krakatau Steel bisa bersinergi dengan BUMN Karya dalam inovasi teknologi untuk pembangunan rumah tapak maupun rumah susun. Ia juga mendorong penggunaan produk dalam negeri dalam program perumahan, sehingga ada kebanggaan bagi industri baja dalam negeri untuk berkontribusi lebih banyak lagi di sektor pembangunan infrastruktur.
"Banyak tawaran masuk terkait produk baja dari luar negeri dalam pembangunan rumah masyarakat termasuk di IKN. Tapi kami ingin penggunaan produk dalam negeri lebih diutamakan karena industri baja seperti PT Krakatau Steel yang memiliki berbagai produk baja bisa berkontribusi dalam pembangunan perumahan," terangnya.
Â
2 Teknologi
Direktorat Jenderal Perumahan Kementerian PUPR juga mengundang BUMN Karya untuk menyiapkan berbagai teknologi yakni pertama kaitannya dengan Rusun Pracetak Modular Volumetrik seperti 22 Hunian Pekerja Konstruksi (HPK) di IKN yang dibangun dalam waktu singkat.
"Selain konstruksi bangunan, hal yang perlu diperhatikan yakni bagaimana teknologi pembuatan toilet yang mudah dan cepat, namun berkualitas," kata Iwan.
Kedua, teknologi rumah sederhana yang bisa di produksi di bawah harga Rp 70 juta dengan tipe 36. Pasar pemanfaatan teknologi penggunaan baja nantinya bukan hanya untuk penanganan rumah terdampak bencana, tapi juga untuk rumah bersubsidi yang dibangun pengembang.
"Kami mendorong revolusi industri konstruksi. Namun hal yang harus digarisbawahi adalah pemanfaatan teknologi baja tidak hanya sekedar terjangkau, tapi juga harus handal dan mudah diaplikasikan di lapangan. Sebab rumah murah bukan berarti murahan tapi juga harus berkualitas," tegasnya.
Â
Advertisement
Ada Sub Hodling
Sementara Direktur Infrastruktur dan Penunjang Bisnis PT.Krakatau Steel (Persero) Tbk Djoko Muljono menerangkan, saat ini pihaknya telah memiliki PT Krakatau Baja Konstruksi (KBK) sebagai sub hodling yang memproduksi besi beton dan siku dari baja. Adanya kompetisi di sektor material baja membuat PT KBK perlu terus berinovasi dalam pembangunan perumahan.
"Saat ini produk PT KBK selain baja juga ada rumah modular yang menjadi produk unggulan dan mudah untuk diaplikasikan. Kami juga telah melakukan bedah rumah dalam rangka HUT KS Grup ke 53 tanggal 31 Agustus dengan meresmikan hasil bedah rumah ke-53," jelasnya.