Sukses

Kerap Disepelekan, Keterampilan Ini Penting Dimiliki Seorang Pemimpin

Jika kamu bertanya kepada CEO Uber Dara Khosrowshahi, keterampilan C-Suite yang paling penting bukanlah ketegasan atau kemampuan memimpin ruangan, tetapi menjadi pendengar yang baik.

Liputan6.com, Jakarta - Jika kamu bertanya kepada CEO Uber Dara Khosrowshahi, keterampilan C-Suite yang paling penting bukanlah ketegasan atau kemampuan memimpin, tetapi menjadi pendengar yang baik.

“Menjadi pendengar adalah keterampilan yang kurang dihargai,” ujar seorang eksekutif berusia 54 tahun dikutip dari  CNBC Make It Sabtu (16/9/2023).

“Ada berbagai macam kursus tentang kepemimpinan eksekutif, dan saya masih belum melihat kursus tentang mendengarkan. Namun, secara umum yang pernah saya lihat dalam kehidupan saya serta dengan para eksekutif yang menduduki posisi tinggi, bahwa semakin tinggi posisi kamu di sebuah perusahaan, semakin sedikit kamu mengetahui tentang apa yang sebenarnya terjadi di lapangan," jelas Khosrowshahi.

Sebagai Seorang Pemimpin, Harus Mencontohkan

Berbicara dengan CEO Ford Jim Farley, pimpinan perusahaan ride-hailing tersebut menekankan pentingnya “berjalan di hall” dan berbicara langsung dengan karyawan dari berbagai tim untuk membangun lingkungan kerja yang lebih positif dan produktif.

“Saya melihat banyak manajer yang mengelola KPI benar-benar memahami produk yang mereka hasilkan dan cara pembuatannya,” jelasnya. “Sebagai seorang pemimpin, anda harus memberikan contoh itu.”

Ketika puncak pandemi terjadi, Khosrowshahi mengatakan ia bekerja sambilan sebagai pengemudi Uber untuk mempelajari lebih lanjut dan meningkatkan pengalaman mengemudi.

Ini bukan pertama kalinya Khosrowshahi mengatakan bahwa mendengarkan merupakan bagian dari keterampilan kepemimpinan yang penting. Dalam wawancara baru-baru ini dengan Wall Street Journal, ia mengatakan bahwa mendengarkan adalah hal terpenting yang ia pelajari dari salah satu mentornya, maestro media Barry Diller.

2 dari 2 halaman

Tingkatkan Skill untuk Mendengarkan

“Dia sangat menghargai pembelajaran meskipun dia adalah orang yang sangat berprestasi,” katanya tentang Diller. “Dia mendengarkan, dia akan melawan mu, dan pada akhirnya kalian berdua meninggalkan pertemuan setelah mempelajari sesuatu.”

Sarah Sarkis, psikolog yang bekerja dengan eksekutif Fortune 100 di Exos, sebuah perusahaan pelatihan kinerja, sependapat dengan Khosrowshahi.

Kepada CNBC Make It, Sarkis mengatakan bahwa yang membedakan orang-orang yang berprestasi tinggi dibandingkan orang lain adalah mereka yang unggul dalam komunikasi, serta mendengarkan secara aktif adalah bagian yang “penting dan diremehkan,” katanya.

“Hanya sedikit orang yang tahu bagaimana hadir sepenuhnya dalam percakapan dan menanggapi apa yang dikatakan orang lain dengan bijaksana,” tambah Sarkis.

Bagaimana Cara Meningkatkan Skill Mendengarkan?

Untuk menjadi pendengar yang baik di tempat kerja, Sarkis merekomendasikan untuk berlatih mendengarkan reflektif: Ringkaslah apa yang anda dengar dan tanyakan kepada orang lain apakah hal itu tepat dari apa yang baru saja mereka katakan.

Lalu, jika anda melamun selama percakapan atau tidak memahami apa yang baru saja dikatakan orang lain, ajukan pertanyaan terbuka seperti: “Apa yang bisa saya bantu dalam hal ini?” atau “Bisakah anda memberi saya sebuah contoh?”

Ini merupakan keterampilan yang membutuhkan latihan. Namun, ketika kamu berhasil, Sarkis mengatakan “masih banyak lagi yang dapat anda capai ketika orang-orang yang bekerja denganmu merasa dilihat, didengar, dan didukung.”