Liputan6.com, Jakarta - Pertemuan Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menjadi salah satu pertemuan yang jadi pusat perhatian global yang tiada bandingnya.
Setelah pembicaraan dua jam pada Rabu, 13 September di pusat peluncuran roket luar angkasa di Rusia timur, dua pemimpin tersebut makan malam bersama. Hidangan makan malam pun dilaporkan beragam termasuk juga ada hidangan lokal. Demikian dikutip dari CNBC, Kamis (14/9/2023).
Baca Juga
Vladimir Putin dan Kim Jong Un ditawarkan menu yang dimulai salad bebek, buah arah diikuti pangsit “Pelmeni” Rusia. Pangsit ini dibuat dari kepiting Kamchatka, lalu ada menu sup ikan Amur Putih dan sorbet dari seabuckthorn. Hal itu seperti dilaporkan reporter Kremlin yang dikutip Reuters.
Advertisement
Hidangan utama yang ditawarkan kepada pemimpin tersebut antara lain ikan sturgeon dengan jamur dan kentang. Sedangkan hidangan pembuka berupa daging sapi dan sayuran panggang. Untuk hidangan penutup, menu ada bilberry merah dari Taiga, wilayah hutan Siberia yang luas di Rusia dengan kacang pinus dan susu kental. Selain itu, pada menu tersebut juga ditawarkan anggur putih dan merah dari Divnomorskoe Manor dari Rusia Selatan.
Sebelum bersulang untuk kesehatan Putin, Kim Jong Un menuturkan kalau dirinya yakin Rusia akan menang dalam apa yang disebut Moskow sebagai operasi militer khusus di Ukraina.
"Saya sangat yakin tentara dan rakyat Rusia yang heroic akan dengan cemerlang mewarisi tradisi kemenangan dengan percaya diri menunjukkan martabat dan kehormatan yang tak ternilai di garis depan operasi militer khusus,” ujar Kim demikian dari laporan Reuters, seperti dikutip dari CNBC.
"Tentara dan rakyat Rusia pasti akan meraih kemenangan besar dalam perjuangan untuk menghukum kejahatan besar yang mengklaim hegemoni,” ia menambahkan.
Kim Jong Un dan Vladimir Putin bertemu di lokasi peluncuran roket luar angkasa Vostochny pada Rabu pagi memeriksa fasilitas tersebut sebelum masing-masing delegasi mengadakan pembicaraan mengenai perluasan kerja sama bilateral antara kedua negara sebelum Putin dan Kim mengadakan pembicaraan tatap muka secara pribadi.
Dugaan Ada Tawaran Bantuan Pangan
Media Rusia menunjukkan pemimpin saling menyapa di luar Pelabuhan Antariksa sekitar 1.000 mil dari Vladivostok, tempat Kim Jong Un pertama kali tiba pada Selasa. Kremlin juga merilis video yang menunjukkan pemimpin mengunjungi kosmodrom menjelang perundingan.
Setelah berbicara selama lebih dari dua jam, pembicaraan berakhir dengan Kremlin menuturkan tidak akan ada deklarasi yang ditandatangani setelah pertemuan itu.
Saat ini hanya sedikit yang diketahui tentang isi diskusi, apalagi yang dilakukan tatap muka. Pejabat Barat telah menyatakan kekhawatiran diskusi Kim Jong Un dan Putin berpusat pada senjata dan senjata apa yang dapat diperoleh Rusia dari Korea Utara. Senjata itu akan digunakan untuk melawan Ukraina.
Sebagai imbalannya, pejabat dan pakar yakin, Moskow akan menawarkan bantuan pangan dan keuangan yang sangat dibutuhkan Pyongyang serta kemungkinan teknologi militer.
Ketika ditanya tentang tuduhan Barat pada Rabu, 13 September 2023, Kremlin Press Secretary Dmitry Peskov menuturkan, Korea Utara adalah tetangga dekat Rusia.”Meski pun ada komentar atau “teriakan” dari luar, kami akan membangun hubungan dengan tetangga kami dengan cara yang bermanfaat bagi kami dan bermanfaat bagi tetangga kami,” tutur dia.
“Bagaimanapun, cakupan penuh dari hubungan ini menyiratkan dialog dan interaksi di bidang sensitif seperti kerja sama militer, pertukaran pendapatan mengenai isu paling mendesak di bidang keamanan, hal ini juga akan dilakukan,” ia menambahkan.
Peskov menuturkan, kerja sama dilakukan demi kemakmuran kedua negara dan bukan untuk merugikan pihak lain.
Advertisement
Rusia: Vladimir Putin dan Kim Jong Un Tidak Teken Dokumen Apapun
Sebelumnya, dikutip dari Kanal Global Liputan6.com, pembicaraan antara Kim Jong Un dan Vladimir Putin yang berlangsung di Kosmodrom Vostochny, Timur Jauh Rusia, pada Rabu (13/9/2023), telah berakhir.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa tidak ada rencana bagi Presiden Putin dan Kim Jong Un untuk menandatangani dokumen mengenai pertemuan mereka. Demikian seperti dilansir CNN, yang mengutip kantor berita Rusia.
Kedua pemimpin bertemu dan mengadakan pembicaraan tertutup selama lebih dari satu jam.
Ketika ditanya tentang laporan perundingan senjata antara keduanya, Peskov seperti dilansir Russia 1 mengatakan, "Hubungan penuh (antara kedua negara) menyiratkan dialog dan interaksi di bidang sensitif, seperti interaksi militer."
"Semua masalah lainnya hanya menyangkut dua negara berdaulat kita," tambahnya. "Dan hal ini tidak boleh menjadi perhatian negara ketiga mana pun. Kerja sama kami dilakukan demi kepentingan rakyat kedua negara, namun tidak merugikan siapa pun."
"Korea Utara adalah tetangga dekat kami. Dan meskipun ada komentar dari luar, kami akan membangun hubungan dengan tetangga kami dengan cara yang bermanfaat bagi kami dan tetangga kami."
Kim Jong Un: Saya Akan Selalu Bersama Rusia
Saat duduk bersama Kim Jong Un di pusat ruang angkasa Kosmodrom Vostochny, Putin mengatakan kepada wartawan bahwa keduanya memiliki banyak hal untuk didiskusikan.
"Saya sangat senang melihat dan menyambut Anda lagi di Rusia. Kali ini, sesuai kesepakatan kita, di Kosmodrom Vostochny," kata Putin. "Tentu saja, kita perlu membicarakan isu-isu kerja sama ekonomi, isu-isu kemanusiaan, dan situasi di kawasan. Kita punya banyak pertanyaan (untuk didiskusikan)."
Kim Jong Un berterima kasih kepada Putin atas undangannya untuk berkunjung dan mengatakan kedua negara memiliki banyak isu yang dapat dikerjakan bersama.
"Seperti yang Anda katakan, agenda antara negara kita, termasuk masalah politik, ekonomi, dan budaya; dan ada banyak masalah yang kedua negara kita perlu kerja sama dan agar kami dapat menerima bantuan dalam perang kemerdekaan kami ... Dalam situasi ini, saya yakin momen ini akan meningkatkan hubungan bilateral kita ke langkah berikutnya, ke tingkat yang baru," ujar Kim Jong Un.
Advertisement
Puji Rusia
Pemimpin Korea Utara tersebut melanjutkan dengan mengatakan kepada Putin, "Suatu kehormatan pertemuan ini diadakan di tempat khusus ini, sebuah lokasi peluncuran ruang angkasa yang seperti jantung dari kekuatan luar angkasa, seperti halnya status negara Anda, dan memberikan kesempatan ini kepada kami untuk memiliki pemahaman yang lebih dalam tentang kekuatan luar angkasa saat ini dan masa depan."
Kim Jong Un juga memuji Rusia karena telah berjuang melawan kekuatan hegemonik untuk mempertahankan kedaulatan dan keamanannya - pernyataan yang dinilai rujukan terselubung kepada Amerika Serikat (AS) Cs. Dia menyatakan dukungan penuh dan tanpa syarat terhadap semua yang dilakukan Rusia sebagai responsnya.
"Dan di garis depan anti-imperialisme dan kemerdekaan, saya akan selalu berdiri bersama Rusia, saya menggunakan kesempatan ini untuk memperjelasnya," tegas Kim Jong Un.
Menjelang pertemuan tersebut, para pejabat AS memperingatkan bahwa potensi kesepakatan senjata bisa membuat Korea Utara menyediakan senjata bagi Rusia untuk digunakan dalam perang Ukraina.