Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyebut rencana Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) untuk diteruskan ke Surabaya masih dalam perhitungan ulang. Wacana ini muncul beberapa kali menjelang beroperasinya KCJB.
Erick tak menutup kemungkinan kalau kereta cepat bisa dilanjutkan pembangunannya sampai ke Surabaya. Namun, saat ini, pihaknya masih menghitung ulang wacana tersebut.
Baca Juga
“Kemarin sedang hitung ulang, untuk lebih efisiensi lagi bisa juga didorong sampai Surabaya, tapi kan ini masih dikalkulasi,” kata Erick Thohir di DPR RI, Jakarta, Kamis (14/9/2023).
Advertisement
Menurut Erick, hadirnya kereta cepat sebagai bukti Indonesia bisa menjadi negara maju. Dia mengaca pada banyak negara maju lain yang membangun kereta cepat dengan lintasan yang lebih panjang.
Kendati begitu, menurut dia, perlu dilandasi dengan hitung-hitungan yang jelas.
“Kalau negara-negara maju seperti Prancis, Italia, Inggris, China apalagi sudah mempunyai sampai 26 ribu km, kalau kita mau maju ya kita harus bisa. Tapi tentu dengan hitung-hitungan yang baik bukan hanya euforia punya kereta api cepat,” urainya.
Ketika ditanya mengenai operasional KCJB, Erick merujuk pernyataan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kalau moda transportasi berbasis rel ini diresmikan 1 Oktober 2023.
“Kan disampaikan Bapak Presiden bahwa 1 Oktober diharapkan masyarakat bisa mulai mencoba kenikmatan, kecepatan dan juga sesuatu yang memang membuktikan Indonesia menjadi negara maju ketika kereta api cepatnya kita memiliki sekarang,” ungkap Erick Thohir.
Lewat Jalur Selatan
Diberitakan sebelumnya, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan, rencana perpanjangan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) ke Surabaya akan melewati kota-kota di wilayah selatan Pulau Jawa.
"Jadi kecenderungannya kita lewat selatan tapi tentu itu didasarkan suatu studi," kata Budi Karya di Jakarta, Kamis (14/9/2023).
Kementerian Perhubungan akan melakukan kajian lebih lanjut untuk menentukan kota-kota yang akan menjadi rute dari perpanjangan jalur KCJB ke Surabaya.
Lewat Yogyakarta
Kemenhub melalui Direktorat Jenderal Perkeretaapian memprogramkan pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) hingga Surabaya dengan melewati Yogyakarta.
"Nama tetap Kereta Cepat Jakarta-Bandung, namun nantinya kereta ini tetap kita programkan sampai Surabaya melewati Yogyakarta," ujar Direktur Jenderal Perkeretaapian Mohamad Risal Wasal dalam Rapat Dengar Pendapat Komisi V DPR RI di Jakarta, Rabu (5/7).
Proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung ditetapkan sebagai salah satu Proyek Strategis Nasional pemerintah dalam Peraturan Presiden Nomor 3 tahun 2016 tentang Percepatan Proyek Strategis Nasional.
Sebagai informasi, KCJB dapat melaju dengan kecepatan 350 km/jam dan beroperasi menempuh jarak 142,3 km. Dengan kecepatan tersebut, waktu tempuh dari Stasiun Halim ke Padalarang adalah 32 menit dan dari Stasiun Tegalluar kembali menuju Halim 44 menit.
Advertisement
Masih Studi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan, Kereta Cepat Jakarta- Surabaya masih dalam tahap studi.
"Kalau yang ke Surabaya masih dalam studi, masih dalam kalkulasi," kata Jokowi usai mencoba Kereta Cepat Jakarta Bandung, di Stasiun Padalarang, Bandung Barat, Jawa Barat, Rabu (13/9).
Jokowi menjelaskan, perencanaan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya harus didasari perhitungan yang matang. Jokowi belum bisa menjelaskan lebih jauh tentang rencana ini.
"Juga penentuan trasenya di sebelah mana baru dalam studi semuanya. Penentuan dan memutuskan seperti itu harus lewat kalkulasi dan penghitungan yang detail. Kalau belum selesai, nggak mungkin saya bisa jawab," tuturnya.
Meski begitu, nantinta kecepatan Kereta Cepat Jakarta-Surabaya direncanakan tak berbeda jauh dengan Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB). KCJB sendiri mampu melaju maksimal hingga 385 km/jam dan 350 km/jam untuk standar kenyamanan penumpang.
"(Kereta Cepat Jakarta-Bandung) ini sebetulnya bisa 385 tapi memang untuk kenyamanan dipasang di 350 km/jam," kata Jokowi.
Kemudian, Jokowi melanjutkan, jika Kereta Cepat Jakarta Surabaya dibangun, rutenya akan melewati KCJB terlebih dahulu.
"Sini (rute Jakarta-Bandung). Ini untuk Jawa bagian selatan, kalau Jawa Utara kan sudah jalan tol. Buat menumbuhkan titik-titik ekonomi baru," pungkasnya.