Liputan6.com, Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir meyakini kondisi perusahaan pelat merah secata keseluruhan dalam kondisi sehat. Ini dibuktikan dengan kapitalisasi pasar dari BUMN di bursa saham.
Tak cuma itu, Erick Thohir kembali menegaskan porsi utang secara kumulatif lebih rendah ketimbang modal yang tercatat. Dia mengaku sudah membahas bersama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati soal peningkatan kapitalisasi pasar dari emiten pelat merah.
Baca Juga
"Kita juga detailkan mengenai kontribusi pajak itu juga terus konsisten, lalu juga kapasitas pasar, kemarin juga kita paparan ke Bu Menkeu ini terus ada peningkatan, sekarang valuasi dari pasar BUMN itu kalau yang ada di bursa itu naik dari Rp 1.719 (triliun) sekarang di Rp 2.200 triliun," ujarnya dalam Rapat Kerja bersama Komisi VI DPR RI, Kamis (14/9/2023).
Advertisement
Dia mengungkap, sebelumnya sehatnya BUMN ditandai dengan porsi utang yang rendah ketimbang modal. Menurut catatannya, secara kumulatif utang BUMN berada di Rp 1.600 triliun, sementara modalnya sebesar Rp 3.200 triliun.
"Sekarang kapitalisasi pasarnya sendiri Rp 2.200 triliun itu sudah jauh lebih tinggi daripada tentu total hutang Rp 1.600 triliun, jadi ini kondisinya saya bisa yakinkan ini sehat," tegasnya.
Erick menjelaskan hal lain yang menunjukkan kinerja dari BUMN. Diantaranya terkait porsi antara dividen dan besaran penyertaan modal negara (PMN).
"Alhamdulillah sepertinya kalau ini semuanya berjalan dengan baik, dividen itu 54 persen dibandingkan PMN 46 persen," ungkapnya.
Untuk dividen sendiri, ada peningkatan target dari capaian sebelumnya dengan Rp 80,6 triliun untuk tahun buku 2022, menjadi Rp 85,04 triliun untuk tahun buku 2023.
"Dan kemarin hasil diskusi internal kita coba menyanggupi, artinya ini tentu prestasi yang luar biasa dari Komisi 6 dengan Kementerian BUMN, ketika dividen ini back to back memecahkan rekor yang sebelumnya Rp 80,6 (triliun) sekarang lebih tinggi lagi, ini prestasi yang luar biasa," beber Erick Thohir.
PMN
Diberitakan sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyampaikan sejumlah perusahaan pelat merah bisa dapat suntikan modal yang bersumber dari dana cadangan investasi. Dana cadangan investasi yang disusulkan untuk penyertaan modal negara (PMN) diketahui sebesar Rp 12,8 triliun.
Erick menerangkan, dana itu nantinya untuk keperluan menyuntik modal ke PT PLN (Persero) hingga PT KAI (Persero).
"Memang dari diskusi kemarin ada dialokasikan dimasukkan di cadangan investasi yang menjadi keputusan mereka yaitu Rp 12,8 triliun. Ya kembali kita diskusikan walaupun detailnya tergantung pada keputusan cadangan investasi,” ungkapnya dalam Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI, Kamis (14/9/2023).
Advertisement
Rincian
Secara rinci, dana cadangan investasi dengan nilai Rp 12,8 triliun akan dibagi ke 6 BUMN. Diantaranya, PT KAI (Persero) sebesar Rp 2 triliun, IndonesiaRe sebesar Rp 1 triliun. PT Pelni (Persero) sebesar Rp 3 triliun.
Lalu, PT Industri Kereta Api (Persero) alias INKA sebesar Rp 1 triliun, PT PLN (Persero) Rp 5,86 triliun, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) alias ID Food sebesar Rp 832 miliar.
“Ini yang sementara hasil diskusi terakhir mudah-mudahan sepertinya akan disetujui tapi mekanismenya seperti ini yang ditawarkan,” ungkapnya.
PMN Definitif Rp 28,16 Triliun
Disamping sumber dana cadangan investasi, Erick juga menyebut ada 3 BUMN yang mendapat PMN definitif sebesar Rp 28,16 triliun di 2024.
PMN itu dibagi untuk PT Hutama Karya (Persero) sebesar Rp 18,6 triliun, IFG sebesar Rp 3,56 triliun, dan PT Wijaya Karya (Persero) sebesar Rp 6 triliun.
"Untuk IFG penyelesaian daripada sitaan yang ada di Kejagung berupa barang, tapi tentukan ditukar dengan cash atau uang tunai, nanti ini masuk bantuan daripada penyelesaian IFG itu Rp 3,56 triliun," bebernya.
Advertisement