Liputan6.com, Jakarta Guna meminimalisir dampak El Nino, Kementerian Pertanian menggencarkan program bantuan irigasi perpompaan. Terbukti, program tersebut dapat membantu para petani yang tergabung dalam Kelompok Tani Sugih Tani, Desa Bobos, Kecamatan Lagon Kulon, Kabupaten Subang, Jawa Barat.
Program irigasi tersebut memanfaatkan sumber air Sungai Cipunagara untuk mengairi luas lahan 110 hektare. Irigasi tersebut menggunakan pompa submersible untuk mengisi saluran sekunder (SS) Pangarengan lalu dipompa ke lahan sawah.
Baca Juga
Ketua Gapoktan Sugih Tani, Dody Sukarya mengatakan bahwa saat ini sawah sudah mulai tanam, namun di tengah jalan pasokan air berkurang, padahal luas lahan yang telah digarap 110 hektare dengan biaya produksi per hektare mencapai Rp10 juta, bahkan ada yang lebih.
Advertisement
"Kalau air dari sungai Cipunagara bisa dialirkan ke lahan maka pertanamannya akan bisa diselamatkan, minimal untuk mengembalikan biaya produksi tanam," katanya.
Doddy juga mengungkapkan bahwa produktivitas per hektare saat ini mencapai antara 7-8 ton. Ia mengatakan, untuk mendapatkan air irigasi, air dari sungai Cipunagara dialirkan menggunakan pompa kemudian pipa keluar air masuk ke saluran irigasi sekunder.
"Lalu dari irigasi sekunder ditarik beberapa pompa air kecil masuk ke lahan pertanian," ungkapnya.
Sedang Dikembangkan Kementan
Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengungkapkan bahwa jenis irigasi yang saat ini dikembangkan Kementan adalah irigasi perpompaan dan perpipaan. Ia menjelaskan, irigasi perpompaan dan perpipaan tersebut menjalankan beberapa prinsip kerja.
"Dengan mengambil air dari sumber, membawa atau mengalirkan air dari sumber ke lahan pertanian, mendistribusikan air kepada tanaman, dan mengatur dan mengukur aliran air," ungkapnya.
"Tujuan dari Kegiatan Irigasi Perpompaan dan Perpipaan adalah memanfaatkan potensi sumber air permukaan sebagai suplesi air irigasi bagi komoditas tanaman pangan, hortikultura dan perkebunan serta budidaya ternak," jelas Mentan SYL.
Di sisi lain, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian, Ali Jamil berujar bahwa manfaat irigasi perpompaan bagi kelompok tani sangatlah besar.
"Kami berharap bantuan irigasi selama ini bisa dimanfaatkan dengan maksimal sehingga petani bisa menanam dengan tenang dengan hasil maksimal juga," ujarnya.
Ali Jamil juga menyebut bahwa irigasi perpompaan merupakan sistem irigasi dengan menggunakan pompa air yang pendistribusiannya melalui saluran terbuka maupun tertutup.
"Irigasi perpompaan ini mencakup tiga komponen utama yaitu pompa air dan kelengkapannya, bak penampung sebagai reservoir untuk mendekatkan jarak dari sumber air ke lahan," sebutnya.
"Kemudian jaringan distribusi baik tertutup maupun terbuka yang berfungsi untuk membawa dan atau membagi air ke lahan yang akan diairi," tambahnya.
Advertisement
Beri Mesin Pompa
Direktur Irigasi Pertanian Ditjen PSP, Rahmanto mengatakan bahwa bantuan irigasi perpompaan ini salah satunya dengan memberikan mesin pompa dengn daya pompa 7,5/2200 HP/rpm sehingga dapat menyedot air untuk mengari lahan pertanian daerah tersebut.
"Bantuan ini bertujuan untuk memperlancar mendapatkan air untuk proses penanaman padi. Memberi rasa tenang dan aman dikala petani membutuhkan air pada musim-musim kemarau," katanya.
Sebagai ingformasi, irigasi perpompaan dari Kementan diharapkan bisa menyelamatkan lahan seluas 242 hektare dengan umur tanaman 10-21 HST. Tercatat, bantuan Kementan melalui Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Ditjen PSP) berupa pompa submersible 10 inch terbagi untuk Gapoktan Mulya Jaya di Desa Karangmulya dan Gapoktan Sugih Tani di Desa Bobos.
Sementara itu, luas tanam di Kecamatan Legonkulon sebesar 288 hektare. Sedangkan, lahan yang terancam kekeringan seluas 242 hektare yang tersebar di Desa Bobos 110 hektare, Desa Karangmulya 124 hektare, dan Desa Pangarengan 8 hektare.
(*)