Liputan6.com, Jakarta Indonesia mencatat penurunan ekspor nonmigas di kawasan ASEAN dan Eropa. Rilis data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa total ekspor nonmigas Indonesia ke negara kawasan ASEAN mencapai USD 3,82 miliar dengan pangsa sebesar 18,47 persen per Agustus 2023.
Angka tersebut menunjukkan penurunan dibandingkan Agustus 2022 sebesar 18,50 persen.
Baca Juga
“Demikian juga ekspor nonmigas Indonesia ke pasar Eropa pada Agustus 2023 mencapai USD 1,26 miliar dengan pangsa pasar sebesar 6,11 persen atau jauh menurun dibandingkan 8,77 persen di Agustus 2022,” papar Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, dalam paparan Rilis BPS yang disiarkan secara daring pada Jumat (15/9/2023).
“Dari tiga negara tujuan utama ekspor, peningkatan pangsa ekspor secara bulanan maupun tahunan hanya terjadi di Tiongkok” ungkap Amalia.
Advertisement
Sementara itu, pangsa pasar ekspor Indonesia ke Tiongkok naik menjadi 25,99 persen pada Agustus 2023.
Data BPS mencatat, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok menyentuh USD 5,38 miliar pada Agustus 2023 - naik dari USD 4,92 miliar di bulan Juli.
“Ekspor nonmigas ke Tiongkok sebesar USD 5,38 miliar dengan pangsa pasar 25,99 persen utamanya didorong oleh komoditas besi dan baja atau HS 72 dan bahan bakar mineral HS 27,” jelas Amalia.
Penurunan Lainnya
Adapun ekspor nonmigas Indonesia ke Amerika Serikat yang menurun menjadi 10,29 persen pada bulan Agustus dibandingkan 10,36 persen di bulan Juli. Namun, angka tersebut naik jika dibandingkan dengan pangsa pasar 9,85 persen di periode yang sama tahun lalu.
Tercatat, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke AS mencapai USD 2,13 miliar - naik dari USD 2’03 miliar pada bulan Juli dan menurun dari USD 2,59 miliar pada Agustus 2023.
“Adapun komoditas utama ekspor nonmigas ke Amerika Serikat adalah pakaian dan rajutan (HS 61) dan mesin dan pelengkapan elektronik (HS 85),” jelas Amalia.
Ekspor Indonesia ke China Meroket, Besi Baja Jadi Primadona
Indonesia pada Agustus 2023 mencatat nilai ekspor sebesar USD 22 miliar. Angka ini merupakan kenaikan 5,47 persen dibandingkan bulan sebelumnya.
“Kinerja Ekspor di bulan Agustus ini didorong oleh ekspor non-migas terutama untuk kelompok biji logam, tera dan abu, kemudian lemak dan minyak hewan nabati dan juga pakaian dan aksesoris terutama rajutan,” kata Plt Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti, dalam paparan Rilis BPS yang disiarkan secara daring pada Jumat (15/9/2023).
Total nilai ekspor Indonesia periode Januari-Agustus 2023 mencapai USD 171,52 miliar, menurun dari USD 194,57 miliar yang tercatat pada tahun 2022 lalu.
Pada Agustus 2023, peningkatan ekspor tertinggi pada nonmigas terjadi pada sektor pertambangan sebesar 15,37 persen, mencapai USD 3,96 miliar.
“Dari tiga negara tujuan utama ekspor, peningkatan pangsa ekspor secara bulanan maupun tahunan hanya terjadi di Tiongkok” ungkap Amalia.
Pada bulan Agustus 2023, pangsa pasar ekspor Indonesia ke Tiongkok naik menjadi 25,99 persen.
Data BPS menunjukkan, nilai ekspor nonmigas Indonesia ke Tiongkok adalah USD 5,38 miliar pada Agustus 2023 - naik dari USD 4,92 miliar di bulan Juli.
“Ekspor nonmigas ke Tiongkok sebesar USD 5,38 miliar dengan pangsa pasar 25,99 persen utamanya didorong oleh komoditas besi dan baja atau HS 72 dan bahan bakar mineral HS 27,” Amalia mengungkapkan.
Advertisement
Ekspor Nonmigas Indonesia di ASEAN dan Eropa Turun
Sementara itu, ekspor nonmigas Indonesia ke dua kawasan utama yaitu ASEAN dan Uni Eropa mengalami penurunan secara tahunan.
Pada Agustus 2023, total ekspor nonmigas Indonesia ke negara kawasan ASEAN mencapai USD 3,82 miliar dengan pangsa sebesar 18,47 persen atau sedikit menurun dibandingkan Agustus 2022 sebesar 18,50 persen.
Demikian juga ekspor nonmigas Indonesia ke pasar Eropa pada Agustus 2023 mencapai USD 1,26 miliar dengan pangsa pasar sebesar 6,11 persen atau jauh menurun dibandingkan 8,77 persen di Agustus 2022.